Keesokan hari nya Alina bangun di kejutkan oleh kabar Ron yang berada di hospital wing. Ia terbaring lemah di ranjang sambil menutup kedua mata nya. Harry bercerita tentang kronologi kenapa ini semua bisa terjadi.
———
Beberapa hari telah berlalu sejak kejadian Ron teracuni, kini ia kembali pulih tengah duduk tepat bersebelahan dengan hermione di meja gryffindor.
"Bye Will" Alina melambaikan tangan nya pada pria itu, membalik Badan nya lalu menghampiri ketiga sahabat nya itu yang sedang bergosip tentang lavender brown.
Kedatangan Alina mengalihkan mereka "sepertinya kau berhasil melupakan malfoy ya" Harry berucap dengan nada gembira, bukan nya apa ia tak tega melihat sahabat nya itu.
Tak ada jawaban dari Alina ia hanya terkekeh kecil walaupun lebuk hati nya masih memilih draco.
"Bagus deh" Harry bergumam.
Tak lama kemudian Katie bell muncul mengalihkan percakapan mereka. "Harry itu Katie bell" hermione berkata, dan di saat itu juga Harry menegakkan badan nya dari kursi beralih menghampiri Katie.
"Tadi Abis ngapain sama William?" Tanya Ron penasaran di ikuti oleh anggukan Hermione.
"Ohh tadi abis dari danau hitam cuman duduk sama ngobrol aja" balas Alina lalu kepala nya beralih mengikuti arah pandang Hermione dan Ron.
Draco. Itu dia berdiri di sana terlihat sangat menyedihkan sedang memandang Harry dan Katie bell dari kejauhan. Lalu pergi begitu saja dengan gusar.
"Eh itu malfoy kenapa?" Hermione berkata dengan bingung.
Alina tegak dari kursi nya mengikuti Harry secara diam diam, kemana anak itu cepat sekali jalan nya.
"Prangg..."
Ia mencari sumber kegaduhan itu, kamar mandi moaning myrtle. Ia segera berlari kesana.
"Harry" ia terkejut melihat draco yang berlumuran darah di sekujur tubuh nya.
"Astaga draco" ia menutup mulut nya dengan tangan, isakan kecil draco sangat menyakiti hati nya.
"Ayo Al kita pergi aja" Harry menarik lengan mungil gadis itu lalu membawa nya keluar dari kamar mandi.
"Kau ini kenapa si har, kamu apain draco!?" Berang Alina, melepaskan Cengkraman lengan nya.
"Ngapain si masi peduli sama dia udah di selingkuhan berapa kali HAH!, sadar Al" balas Harry tak kalah, suara nya memekik si telinga sang gadis.
"Terserah kau Harr mau benci sama dia tapi jangan sampe kayak gitu" ia meneteskan air mata nya, aduh kenapa jadi cengeng cengeng begini si ia lari menangis tak menghiraukan teriakan Harry.
Ia bersandar si sebuah pohon dekat danau hitam menangis mengingat kata kata Harry tadi, Harry tak sepenuh nya salah. Alina melirik ke atas pohon di mana draco pernah mengajak nya untung melihat matahari terbenam ia lagi lagi kembali meneteskan air mata nya.
"Hei eh–" William datang menepuk pundak Alina ia tidak tahu kalau gadis itu tengah menangis.
"Baru tau iblis bisa nangis juga ternyata" gumaman William terdengar di kuping Alina.
"Hah apa ga salah denger?" kata Alina sengit sembari menangis, sedikit memiringkan wajah nya lalu menatap tajam William.
"Aku bercanda peace" William mengacungkan kedua jadi nya membentuk huruf V
"Tidak lucu tau" balas Alina pelan lalu kembali menatap danau, William menjadi iba melihat nya. Ia merangkul pundak Alina lalu menghadapkan nya ke samping.
"Idih aku kasih tau rolf lah kalau Kau cengeng pasti di ejek Abis Abisan" ia mengambil sebuah kertas dan pena dari saku jubah nya lalu menuliskan sesuatu.
"Jangan gitu dong nanti aku di ejek" Alina merampas kertas itu lalu memadukan nya ke dalam saku nya.
"Lagian si tuh muka udah kayak monyet gila" Alina terkekeh mendengar candaan William, sang pria tersenyum kecil lu menangkup wajah Alina dan menghapus air mata nya.
"Masa Bidadari nangis sih" kata nya menggoda membua pipi Alina merona merah.
"Jangan geer dulu, bidadari jatuh dari genteng yang ku maksud jangan bereksetasi tinggi" cibir William mendapat pukulan dari Alina.
Tanpa permisi Alina memeluk laki laki itu "emang pernah liat bidadari jatuh dari genteng?" Tanya Alina dengan suara sedikit tidak jelas akibat pundak William.
"Pernah itu Kemaren Hagrid jatuh dari atap rumah nya" ucapan William berhasil membuat Alina tertawa terbahak bahak.
"Nanti aku bilangin hagrid loh" canda Alina lalu melepas pelukan nya mengalungkan tangan nya di leher William, saling menatap satu sama lain dalam keheningan.
"Kenapa ganteng ya?" Ucapan William berhasil di Hadiahi tamparan pelan gadis itu.
"Enak aja muka kayak panci seamus aja bangga" ejek Alina dengan seringai an jahil nya.
"Dih kok sama-samain aku sama panci seamus sih mana gosong begitu lagi bolong bolong pulak" protes William lalu kedua nya tertawa renyah.
"Udah jangan nangis lagi ya cantik" kata William menyelipkan anak rambut Alina yang terjuntai juntai ke belakang telinga.
"Kaya apa nih?" Kini Alina penasaran ejekan ayang akan William lontarkan.
"Engga deh kali ini beberan cantik" ia beralih mengelus pipi gadis itu yang masih sedikit basah.
Karena malu Alina menyandarkan kepala nya di pundak William. Pria itu tertawa pelan melihat gadis yang sedang bersandar ini ia memeluk pinggang Alina lalu menarik nya lebih dekat.
"Kalo ada apa apa cerita aja sama aku jangan malu malu anjing oke" Alina lagi lagi tertawa dengan ucapan yang di lontarkan William, pria itu benar benar moodboster nya selain Ron.
"Seneng banget Al bisa liat kau ketawa lagi"
^^^^
Beberapa hari telah berlalu Alina berdiam di dalam menara gryffindor matahari mulai kembali bersembunyi suasana cerah mendadak menjadi mencekam ia memberanikan diri keluar dari asrama lari di sekeliling lorong tanpa tujuan.
"Aresto momentum"
Ia terjatuh di tanah melihat sebuah tubuh terlempar dari menara astronomi, ia menangis sejadi jadi nya.
"Noo! Benar apa yang ku katakan. Kau akan meninggalkan ku juga"
Harry yang entah datang dari mana memeluk Alina lalu ikut menangis, beberapa siswa dan guru keluar menjuju tempat kejadian. William menarik Alina dan membawa me pelukan nya.
"Sshhhtt.... You still have me" bisik William pelan saat mendekap Alina di pundak nya.
Banyak tongkat sihir mengacung di udara menghapus tanda kegelapan yang ada di awan awan.
Suasana aula sangat mencekam tidak ada obor sebagai penerangan kini Hogwarts seperti menjadi tempat yang sudah lama di tinggalkan selama bertahun tahun.
Alina mengunjungi kantor Albus lalu melihat sekeliling nya.
"Chaster"
Alina menoleh ke sumber suara, profesor McGonagal muncul dari pintu berjalan ke arah nya lalu berhenti di sebelah meja.
"Kalau kau butuh bicara pada seseorang —" Alina berjalan melewati nya begitu saja.
"Kau harus tau profesor Dumbledore, kau sangat berarti bagi nya" ia melanjutkan kata kata nya membuat Alina ke oleh dan menghentikan langkah nya.
Ia mengantuk lalu tersenyum kecil dan meninggalkan McGonagal tanpa sepatah kata apa pun.
Harry dan Hermione berbincang berdua tentang horcrux sedangkan Alina dan Ron duduk diam bersandar menatap pemandangan.
"Al kau oke?" Tanya William menghampiri gadis itu yang sedang duduk di danau hitam.
"Ya"
Ia mengarahkan Alina untuk bersandar di pundak nya.
Mau cepet cepet end cerita ini hahahaha, vote yaa!
![](https://img.wattpad.com/cover/247883559-288-k218552.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐬𝐡𝐞'𝐬 𝐃𝐢𝐟𝐟𝐞𝐫𝐞𝐧𝐭 | D.M
FantasiaKepergian wanita yang ia cinta membuat draco terpuruk. Draco tidak mau menerima kenyataan bawah orang yang ia cintai sudah pergi untuk selama nya. •the girl who has it all •the boy who lived •the boy who had no choice •the girl who shines the light ...