Part 32

1.2K 118 4
                                    

Ava baru saja turun dari mobil Reksa ketika langit sore berubah gelap. Tadi dia sempat mampir ke rumah Rommy bersama Reksa sekembalinya dari rumah sakit.

Omong-omong tentang rumah sakit, Ava jadi ingat Reynald. Dia cukup terkejut saat mendapati keadaan cowok itu tadi. Saat mereka sampai, seorang suster tengah merawat punggung reksa yang luka-luka. Ava tak ingin berpikir buruk, tapi luka itu persis seperti bekas cambukan. Sedangkan beberapa bagian wajah cowok itu lebam. Reynald benar-benar terlihat menyedihkan. Sebenarnya apa yang sudah terjadi padanya dalam beberapa hari ini?

Entah siapakah yang sudah membuatnya begitu. Yang pasti Ava sebagai sahabat Rommy sama sekali tak merasa lega melihatnya. Beberapa hari belakangan Ava merasa Reynald sebenarnya punya keinginan untuk bertanggung jawab, tapi mungkin dia takut—oh, siapa juga yang tidak takut?—dan mengetahui cowok itu jadi begini, membuat Ava kasihan. Padahal seharusnya cowok itu baik-baik saja agar Ava bisa membencinya sepenuhnya.

Ingatan tentang keadaan Reynald itu terhenti saat Ava merasakan sebuah cahaya mengenai matanya. Dia refleks menyipit dan tangannya terangkat menghalau cahaya yang datang dari balkon kamar Azlan di lantai dua itu. Rupanya cowok itu yang melakukannya. Senter jarak jauh yang dia gunakan beralih ke samping Ava dan saat itulah Ava merasakan ponselnya bergetar. Nama Azlan terpampang sebagai id caller di layarnya.

"Halo?" sapa Ava, mengangkat panggilan tanpa pikir panjang. Ava pikir, cowok itu pasti punya sesuatu yang perlu dibicarakan sekarang hingga mampu mengganggunya di depan gerbang begini.

"Tunggu di situ!" balas Azlan di atas sana.

Ava belum menjawab ketika panggilan dimatikan sepihak oleh Azlan. Dia mendongak dan mendapati lampu senter dimatikan dan cowok itu masuk ke dalam kamarnya.

Berhubung kemunculan Azlan sudah berhasil mengingatkan Ava tentang pernyataan cowok itu di rumah sakit tadi, mau tak mau Ava jadi kepikiran lagi.

Apa dulu cowok itu juga pernah berada dalam posisi Reynald? Apa yang Azlan lakukan saat itu? Kenapa Azlan tidak bertanggung jawab dan malah Dylan yang melakukannya?

Apapun jawabannya, sebenarnya Ava tetap merasa bersalah. Bukan Kyla yang jadi orang ketiga diantara dia dan Azlan. Tapi ternyata, dialah yang jadi orang ketiga diantara Azlan dan Kyla. Bisa-bisanya dia berharap Azlan akan memperlakukannya seperti dulu ketika dia sudah merusak hubungan cowok itu. Ava maklum kenapa sampai beberapa bulan yang lalu Azlan benar-benar membencinya.

Kemudian, kalau sudah begini, apa yang akan terjadi selanjutnya? Dylan sudah mengambil tanggung jawab Azlan dengan cara menikahi Kyla. Mau bagaimanapun Azlan tak akan bisa menikah dengan Kyla kecuali Dylan bercerai dengan perempuan itu.

Atau mungkin mereka berencana melakukan itu? Kalaulah benar, Azlan benar-benar jahat. Tak cukup menghamili dan menghindari tanggung jawab dengan memanfaatkan Dylan, dia juga memperlakukan orang lain seenaknya.

Tanpa perlu ditambahkan dengan kejadian yang Ava pikirkan akan terjadi di masa depan, kenyataannya saat ini pun Azlan sudah benar-benar jahat.

Azlan Jahat. Dan berengsek.

Bagaimana mungkin ada orang seberengsek Azlan? Kenapa dia berubah jadi seberengsek itu?

Kalau sudah punya anak, kenapa datang menemuinya lagi? Kenapa tak mengatakan apa-apa sejak awal?! Tentang alasan kebencian itu, tentang semuanya!

Apakah dia tak pernah sekalipun memikirkan perasaan Ava? Kalau memang tak suka pada Ava, apakah perlu sampai menyakiti begini?

Ah sialan! Ava benar-benar ingin menangis. Dia bahkan melupakan nasehat Reksa agar tidak membuat cerita di kepalanya tanpa bertanya pada Azlan.

Kalau Jadi Jodoh (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang