Part 21

1.4K 122 3
                                    

Mulmed: Kenangan Manis - Pamungkas (Cover by Agitrama)

🍯🍯🍯

Ava ikut mengangkat sembari melambaikan tangan kanannya—yang memegang ponsel dengan blitz menyala—seperti yang dilakukan kerumunan orang di sekitarnya. Matanya berbinar menatap ke arah panggung, dimana seorang cowok tampan tengah melakukan penampilan solo setelah sebelumnya tampil bersama empat orang temannya.

~Tawa yang terlepas tanpa ada makna
Cerita lama yang selalu dibawa
Diam-diam hati ini mengerti
Teringat dan jadi ciri tentangmu, tentangmu~

Azlan menghela napas panjang sedang kedua sudut bibirnya melengkung ke atas tanpa dia sadari. Kepalanya masih menoleh ke arah Ava dan matanya masih setia memerhatikan setiap detail perubahan ekspresi gadis itu. Gadis itu terlihat senang. Sepertinya keputusan yang tepat mengajak Ava kemari.

~'Tuk sementara, sampai berjumpa
Bersama-sama, bercanda lagi
Kenangan manis di hari ini
Jadi alasan untuk kembali~

Lengkungan di bibir Azlan memudar. Meskipun dia tak menatap ke panggung, telinganya tetap mendengarkan. Dan jujur saja, tanpa diduga dia merasa agak mellow.

Azlan hampir tak pernah baper hanya karena sebuah lagu. Tapi kenapa lirik lagu 'Kenangan Manis' milik Pamungkas yang dibawakan oleh Raja kali ini berhasil membuatnya sesak? Lagu ini seperti memberikan efek lebih serius dari yang seharusnya. Padahal ini hanya lagu.

~Semua mimpi tinggi dan segala drama
Dijadikan canda, dikeluh bersama
Terkadang-kadang mata bicara
Seakan-akan semua rahasia
Oh, kebodohan antara kita jadi kenangan manis~

Azlan tersenyum sinis mendengarkan. Ah, benar. Mengingat kisah masa kecil mereka memang manis. Tapi tetap saja, kenyataannya saat ini dia dan Ava begitu jauh. Apa gunanya memiliki kenangan manis? Pada akhirnya itu hanyalah sebuah kenangan tak berarti untuknya—dan mungkin juga untuk Ava.

~'Tuk sementara, sampai berjumpa
Bersama-sama, bercanda lagi
Kenangan manis di hari ini
Jadi alasan untuk kembali~

Lagu sialan! batin Azlan memaki.

Terlalu larut dengan pikirannya sendiri membuat Azlan tak sadar bahwa lagu sudah selesai dinyanyikan. Dia disadarkan oleh tepukan membahana disertai teriakan yang terdengar dari segala penjuru. Di depan sana, Raja sudah bersiap turun dari atas panggung.

"Yon! Ke belakang panggung yuk!"

Azlan menoleh lagi pada Ava. Gadis di sampingnya ini sudah menarik kaus di bagian pinggangnya dan mengajaknya turun dari undakan kolam tempat mereka berdiri sebelumnya.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Azlan mengikuti Ava. Dia tak tau kenapa dia ingin memperhatikan gadis itu terus-menerus. Dia juga tak tau kenapa dia seperti diserang rindu secara tiba-tiba. Bukannya ini sudah sangat terlambat? Mereka sudah bertemu dua tahun lamanya.

"Rommy sama beberapa temen gue di kelas nge-fans sama Raja tau, Yon! Mereka pasti iri banget kalau tau gue foto berdua sama dia. Yah... walaupun sebenarnya nggak terlalu istimewa karena Raja itu adik lo," Ava menoleh sekilas ke arah Azlan sembari terus mengoceh antusias.

Azlan tidak menanggapi. Sejujurnya dia juga tak terlalu fokus dengan apa yang Ava katakan. Dia hanya sibuk dengan pikirannya sendiri. Tapi anehnya dia juga sadar saat gadis itu berusaha mencari jalan yang lengang agar lengan kanannya tidak sampai tersenggol orang lain.

Mengetahui hal itu membuat Azlan berpikir, apakah selama ini dia sudah terlalu jahat? Dia pernah berpikiran agar Ava tidak boleh bahagia. Padahal senyum dan pancaran mata Ava ketika bahagia seperti ini adalah sesuatu yang membuat hatinya menghangat. Dan tanpa sadar dia ingin melihatnya lagi dan lagi.

Kalau Jadi Jodoh (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang