Mata Ava membola melihat bangunan di depannya. Yakin nih? Mereka tidak salah alamat?
"Beneran di sini?" tanya Ava resah.
Rommy menggaruk rambutnya, mendadak merasa tidak nyaman juga. "Di undangannya jelas tertulis 'Ollivanders', dan emang alamatnya ada di sini."
"Kita mana boleh masuk Rom, belum cukup umur, gue juga takut masuk ke sana!"
"Tadi Reynald bilang kita tinggal tunjukin undangan, habis itu bakalan boleh masuk. Tapi gue mana tau kalau 'Ollivanders' itu tempat beginian. Gue pikir acaranya beneran private, makanya kalau mau masuk harus pakai undangan. Tapi nggak kepikiran kalau ternyata... kelab?"
"Pantesan di undangannya jam sebelas. Sialan, kenapa bisa nggak kepikiran?" gumam Ava yang masih bisa didengar Rommy.
Ava memandang ngeri bangunan di depannya itu. Di depan saja ada banyak wanita keluar masuk dengan pakaian minim. Pria dewasa juga banyak. Dan yah... tak jarang Ava melihat anak muda juga. Menakutkan sekali. Ava tau persis bahwa masuk ke kelab malam untuk anak seusianya sangat tidak dianjurkan. Ava ingin pulang saja.
"Kita pulang aja, Rom. Gue takut masuk ke sana."
"Gue ternyata sama kolotnya. Gue juga takut. Jadi ayo kita balik aja," Rommy menyetujui. Masa bodoh dengan permintaan Reynald, dia hanya tak mau hal buruk terjadi padanya dan Ava. Apalagi Rommy tak melihat Reynald dan yang lainnya, bagaimana kalau sebelum bertemu Reynald malah ada sesuatu yang buruk terjadi? Kan bahaya!
Baru saja berbalik, sebuah mercedes benz merapat menghalau langkah keduanya. Kaca mobil terbuka, dan wajah Reksa melongok dari dalam.
"Dari jauh tadi gue pikir siapa cewek yang pakai baju sesopan ini ke kelab. Ternyata lo berdua. Nggak nyangka kalian beneran datang," kata Reksa tersenyum kecil.
"Nggak jadi. Ini mau pulang," balas Ava.
"Lah?" Reksa mengerutkan alis kebingungan.
"Habisnya tempatnya di kelab. Kalian ada masalah hidup apa sih sebenernya sampai mainnya ke tempat beginian?" Rommy menatap sinis.
Reksa memutar bola mata menanggapi ucapan Rommy, "Nggak suka lo boleh pulang. Lagian seharusnya kalian tau setelah baca nama tempatnya di undangan."
"Mana kita tau 'Ollivanders' itu kelab malam!" kesal Rommy.
"Oh, anak rumahan?" gumam Reksa dengan sedikit senyum, tapi bukan senyum sinis.
Ava dan Rommy tak membalas apa-apa meskipun mendengarkan gumaman Reksa.
"Jadi gimana? Mau pulang aja? Gue sih nggak bakalan nahan kalian berdua di sini kalau kalian memang nggak mau," kata Reksa, "Kalau mau pulang gue bisa anterin kalian dulu."
"Sebenarnya gue penasaran, kenapa tiba-tiba gue diundang ke ulang tahunnya Azlan?" tanya Ava.
"Nggak papa."
Ava berdecak, "Gue serius, Rex!"
"Tenang aja, kalian bakalan dijagain kok. Kalau lo emang mau masuk, gue bakal jagain sampai lo ketemu Azlan."
Ava memutar bola mata.
"Jadi? Mau pulang atau–"
"Ngapain di sini? Acaranya di dalam," potong sebuah suara tiba-tiba.
Ketiganya serempak menoleh ke asal suara. Reynald. Cowok itu berdiri dengan gaya mendominasi.
"Kita mau pulang," kata Ava. Sedangkan Rommy mendadak kehilangan kata-katanya. Enggan menolak terang-terangan di depan Reynald.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalau Jadi Jodoh (Selesai)
Teen Fiction-Azlan Zaydan Eithar- *** Judul: Kalau Jadi Jodoh Penulis: Leli Liliput Status: Selesai Genre: Fiksi Remaja *** Ava bertemu lagi dengan Azlan setelah bertahun-tahun lamanya karena sebuah perjodohan. Seharusnya Ava senang, dia sangat menyukai Azlan...