Part 24

1.2K 111 5
                                    

"Va..?"

"Kenapa?" tanya Ava lemah, meminta jawaban atas apa yang dia dengar barusan. Dia benar-benar tak menyangka. Bagaimana mungkin hal seperti ini menimpa sahabatnya?

Bukannya menjawab, Rommy malah balik bertanya, "Lo– lo, denger?"

Ava mengangguk. Dan saat itulah Rommy terduduk lemah. Segera saja Ava maju memeluk sahabatnya.

"Gue– nggak tau kenapa bisa kayak gini. Gue bodoh banget, Va. Gimana? Gue harus gimana sekarang?" Rommy mulai terisak lagi.

Hingga akhirnya cerita Rommy mengalir. Mimpi buruk itu terjadi saat malam ulang tahun Azlan.

"Rex, kunci mobil!" potong Azlan. Cowok itu langsung merampas kunci mobil yang bahkan baru dikeluarkan Reksa dari kantongnya.

Rommy terkejut saat Azlan tiba-tiba menarik Ava keluar dari dalam ruangan. Gadis itu hendak mengikuti ketika Reksa terlebih dulu menahannya.

"Biarin mereka bicara berdua," kata Reksa tenang, meski tak bisa dipungkiri Rommy bisa melihat kecemasan di matanya.

"Mobil gue gimana nasibnya ya?" gumam Reksa kemudian.

Ya Tuhan, jadi dia lebih mencemaskan keadaan mobil daripada sahabatnya? Yang benar saja?!

"Ngapain sih, lo datang ke sini?" kesal Rudi membuat Rommy memutar bola mata dan duduk di sampingnya saat Reynald dan Reksa sudah lebih dulu duduk di salah satu sisi sofa berwarna merah itu.

Atensi Rommy beralih pada Dylan, "Lo datang juga, Lan?" tanyanya tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Agak aneh memang melihat Dylan datang ke perayaan ulang tahun Azlan ketika setahu Rommy mereka tidak sedekat itu. Atau mereka memang dekat hanya saja Rommy tak tau? Kan tidak mungkin. Dylan dan Azlan hampir tak pernah berada dalam satu tempat yang sama sebelum kejadian saling pukul waktu itu.

Tapi Dylan mengangguk sebagai jawaban.

Lalu Rommy beralih pada gadis yang tadinya duduk di samping Azlan, "Lo, kan–" dia menghentikan ucapannya. Benar kan? Dia tidak salah orang? Gadis ini yang dulu terlihat bersama Dylan di foto yang dia ambil. Rommy ingat sekali dengan model rambutnya yang di curly di bagian ujungnya hanya saja dulu rambut itu diombre warna abu, sedang kali ini berwarna cokelat gelap.

"Aku Kyla," kata gadis itu memperkenalkan diri, dia tersenyum manis.

Gila! Saingannya Ava tingkat tinggi! batin Rommy dengan senyum kaku. "Gue Rommy," balasnya kemudian. Dia harus cerita pada Ava. Saingan sahabatnya itu teramat berat ini mah!

Rommy diam beberapa saat agak tidak nyaman. Hingga akhirnya dia memilih mengalihkan pandangannya pada botol dan gelas di atas meja.

"Minuman lo ya, Rud? Mau ya," Rommy mengambil segelas minuman bening dari sana dan meneguknya sedikit. Sedang Rudi tak membalas dan hanya menatap kembarannya.

Rommy mengernyit merasakan panas di tenggorokannya. Dia menoleh cepat ke arah Rudi yang hanya menaikkan alis.

"Minuman apaan nih?!" serunya marah. Dia tidak bodoh sebenarnya, tanpa Rudi jawab pun dia tau minuman yang barusan diteguknya itu adalah alkohol—hanya dia tak tau apa jenisnya, dan tidak menyangka Rudi meminum minuman seperti itu. Sampai beberapa saat kemudian dugaannya semakin kuat saat merasakan efek yang ditimbulkan oleh minuman itu di tubuhnya.

"Mabok kan lo!" kesal Rudi.

"Itu apaan barusan?" tanya Rommy khawatir. Dia harap hanya minuman dengan kadar alkohol rendah. Sumpah! Dia tak pernah minum alkohol sebelumnya!

Kalau Jadi Jodoh (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang