"Va, lo di rumah? Gue ke sana ya! Ada yang mau gue ceritain–"
"Jangan!" Ava memotong cepat ucapan Rommy di seberang telepon. Dia tengah membantu Rere membuat kue pagi ini ketika ponselnya berdering dan nama Rommy terpampang di layarnya.
"E-eh? Kenapa? Lo nggak di rumah?"
Ava mengangguk walaupun Rommy tak dapat melihatnya, "Gue ada di rumah Azlan."
"Ck, yaudah gue jemput ke rumah Azlan."
"Serius? Emang lo tau rumahnya?"
"Lah, di sebelah rumah lo, kan? Emang udah pindah?"
Ava menepuk dahinya. Ya, Rommy tidak salah sih. Yang dia katakan itu juga rumah Azlan. "Bukan itu maksud gue. Gue di rumah keluarganya."
Satu detik. Dua detik.
"SERIUS?!!" Rommy berteriak keras sekali hingga membuat Ava Refleks menatap orang-orang di sekitarnya panik. Suara Rommy barusan kedengeran nggak ya?
Sepertinya tidak. Karena Rere masih sibuk menghias kuenya ditemani beberapa pelayan. Sedangkan tiga bersaudara itu tengah sibuk bermain game di ponsel masing-masing.
"Duh, jangan teriak gitu dong, Rom!"
"Hehe, sorry. Tapi serius lo di sana? Akhirnya pertunangan kalian bakal diresmiin nih?" tanya Rommy dengan nada menggoda.
Diresmiin apanya? Yang ada dibatalin, Rom! balas Ava membatin. Tapi dia tak akan mengatakannya sekarang. Nanti saja kalau mereka sudah bertemu.
"Yaudah kalau gitu, gue nggak ganggu deh!" Rommy bersuara lagi.
"Terus tadi lo mau cerita soal apa?"
"Nanti aja kalau udah ketemu."
"Bener?" Ava memastikan. Bukannya apa, barusan Rommy terdengar bersemangat. Kalau sudah begitu, gadis itu pasti benar-benar sedang ingin bercerita.
"Emm... garis besarnya deh," Rommy akhirnya kalah. Benar kan? Dia sebenarnya memang sangat ingin bercerita.
"Jadi?"
"Reynald ngelamar gue!"
"E-eh? Serius?!"
"Iyaaa!! Gue seneng banget, Va. Tapi sebenarnya gue agak takut kalau dia terpaksa ngelakuin ini."
"Rom–"
"Nggak!" potong Rommy, "Jangan sekarang. Kita lanjut kalau nanti ketemu. Kalau sekarang nggak bakal selesai sampai dua jam ke depan. Jadi lo urus urusan lo di sana aja dulu. Gue nggak ganggu."
"Tapi Rom–"
"Dadah, Ava!"
Tut!
Sambungan telepon langsung diputus sepihak oleh Rommy. Ava menatap lama layar ponselnya. Tapi akhirnya sebuah senyum kecil yang manis terukir di bibirnya.
Saat ini, Rommy pasti tengah berbahagia. Meskipun Ava bingung kenapa tiba-tiba sahabatnya itu setuju Reynald bertanggung jawab setelah sebelumnya menolak, tapi tak dapat dipungkiri, Ava ikut berbahagia.
"Ma, Papa mana?"
Suara Azlan mengambil alih atensi Ava hingga membuat gadis itu mendongak menatap cowok berkemeja biru dongker yang saat ini mengambil potongan roti di meja.
"Di ruang kerja kayaknya, kenapa?" balas Rere sembari memasukkan kue yang sudah jadi ke dalam kotaknya, "Bi, ambilkan pitanya!" titahnya pada salah seorang pelayan kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalau Jadi Jodoh (Selesai)
Teen Fiction-Azlan Zaydan Eithar- *** Judul: Kalau Jadi Jodoh Penulis: Leli Liliput Status: Selesai Genre: Fiksi Remaja *** Ava bertemu lagi dengan Azlan setelah bertahun-tahun lamanya karena sebuah perjodohan. Seharusnya Ava senang, dia sangat menyukai Azlan...