"BERHENTIII!!!" teriak Ava sekeras mungkin. Bahkan gadis itu sampai menutup rapat matanya.
Tapi jelas tak ada yang mengindahkan.
Sialan!
Ava dengan sangat nekat mendekati area perkelahian. Padahal salah-salah dia yang bisa jadi sasaran pukulan dari kedua cowok populer di SMA Mahardika itu.
"KALIAN NGGAK DENGER? BERHENTI WOY!! ION BERHENTIII!!!" teriak Ava yang lagi-lagi tidak diindahkan.
Kebingungan, mata Ava akhirnya menangkap botol minuman yang dipegang salah seorang siswi. Cepat saja gadis itu mengambilnya.
"Nanti gue beliin yang baru," kata Ava pada siswi tersebut kemudian membuang habis isi botol. Bagaimanapun dia tak tega kalau kepala target yang akan dia lempar dengan botol akan terluka karena sebuah botol berisi minuman. Jadi dia perlu membuat botol itu kosong terlebih dahulu.
Ava membidik tepat di kepala Azlan. Ini lebih sulit karena cowok itu bergerak. Tapi tentu saja Ava tak mengurungkan niat. Dengan kekuatan penuh Ava melempar botol di tangannya.
Ctakkk!!!
Berhasil. Azlan segera menoleh karena tembakan botol yang tepat mengenai kepalanya.
Bukk!!!
Dylan masih sempat memukul wajah Azlan dan berhasil memancing emosi Azlan lagi. Sial! Perkelahian babak kedua sudah mulai.
Prriiiittt! Prriiittt! Prriiittt!!!
Suara peluit khas Pak Ugi itu terdengar. Siswa/siswi segera membuka jalan untuk lewatnya tiga guru yang baru saja muncul.
Pak Ugi, guru olahraga.
Pak Rai, guru BK.
Dan Pak Denny, pelatih ekskul karate sekaligus guru Fisika kelas X.
Matilah Azlan. Pelatih karatenya ada di sini. Apalagi, setahu Ava, Azlan benar-benar menghormati Pak Denny. Menurut berita yang beredar, Pak Denny adalah sahabat Ayahnya. Kalau sudah begini, Entah apa yang akan dilakukan Pak Denny pada ketua ekskul karate itu.
"Berhenti sendiri atau Bapak bikin kalian masuk rumah sakit sekalian?!" seru Pak Denny tenang namun tegas. Matanya beralih menyorot pada Azlan dengan tatapan tajam.
Ava dan siswa/siswi lain saja berhasil dibuat merinding jika Pak Denny sudah menunjukkan aura yang satu ini.
Azlan mendadak menghentikan pukulannya. Dia berdiri dan meludah ke sembarang tempat, mengeluarkan darah yang ada di mulutnya.
Dylan juga ikutan berhenti, cowok itu mengusap sudut bibirnya yang robek. Parah, Dylan terlihat sangat kacau.
"Kalian berdua ikut saya!" titah Pak Rai.
"Saya ingin berbicara dengan Azlan lebih dulu, Pak. Nanti dia akan menyusul ke ruangan Bapak," ucap Pak Denny kemudian kembali menoleh pada Azlan, "Ikut saya!"
Azlan mengikuti langkah Pak Denny yang berjalan lebih dulu.
"Kalian semua bubar!" seru Pak Ugi akhirnya.
Tontonan pagi itu berakhir. Ava segera mendekati Dylan yang akan mengikuti Pak Rai ke ruang BK.
"Lo nggak papa Lan?" tanya Ava penuh khawatir.
Dylan terlihat cukup terkejut. Wajar, mereka tidak sedekat itu untuk saling menanyakan keadaan masing-masing. Terlebih Ava seharusnya mengkhawatirkan kondisi Azlan—yang notabenenya adalah pacarnya—daripada Dylan. Tapi tetap saja Dylan memilih tersenyum meski tidak sempurna karena bibirnya yang robek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalau Jadi Jodoh (Selesai)
Teen Fiction-Azlan Zaydan Eithar- *** Judul: Kalau Jadi Jodoh Penulis: Leli Liliput Status: Selesai Genre: Fiksi Remaja *** Ava bertemu lagi dengan Azlan setelah bertahun-tahun lamanya karena sebuah perjodohan. Seharusnya Ava senang, dia sangat menyukai Azlan...