Happy Reading !!
"Aw sakiitt" Teriak Ameera yg terjungkal dari tempat tidurnya
Mamanya langsung berlari ke kamarnya melihat anaknya yang memegangi pinggang merintih kesakitan."Meera makanya tidur yang anggun sedikit" Hayra memarahi anaknya.
"Mama bukannya bantuin malah ngomel" Meera meringis kesakitan.
"Iyaa sini mama bantu, cepat kamu siap-siap nanti telat."
"Iya iya ma."
Setelah mandi Meera memperhatikan dirinya didepan cermin, hari ini Meera memakai baju kemeja crop top dan kulot berwarna coral. Sederhana namun sangat pas di badan Meera yang ramping.
Di meja makan Meera melihat Papa dan Mamanya sarapan
"Pagi ma, pa" Meera memundurkan kursi lalu menjatuhkan bokongnya.Meera mengernyitkan dahi memperhatikan raut wajah papanya yang murung.
"Pa, kenapa lagi?"
"Tidak apa apa sayang."
"Biasa Meera, ini akhir bulan." celetuk Hayra.
"Hmm, Meera pergi dulu ya" sambil mengambil jas dokternya dan menyalami orang tuanya.
Meera hanya tak ingin orang tuanya melihat Meera menangis, karena tau setiap akhir bulan pasti tagihan Bank yang jumlahnya tak sedikit. Bahkan Meera sudah bekerja di rumah sakit dan klinik saja tak cukup untuk membayarnya
Drrrt.. drrrt...
Bunyi ponsel membuyarkan lamunannya, ada telfn masuk dari Darel, orang yg 7 tahun menemani nya. Sayangnya, 1 tahun terakhir mereka LDR karena memang rumah mereka berbeda kota. Darel tinggal di jakarta, sementara Meera pindah ke Yogyakarta semenjak Wirya bangkrut. Jarak nya tak terlalu jauh tapi Darel tak pernah mengunjunginya, alasannya sibuk kerja.Entahlah memang sibuk atau tidak peduli.
"Iya kenapa Darel."
"Hai sayang, sudah pergi ke Rumah Sakit?"
"Aku lagi nunggu ojek online."
"Kamu marah?"
"Gak kok, aku pergi dulu daa.."
Semenjak orang tuanya bangkrut, Meera tak lagi seperti dulu yang kemanapun dengan mobil BMW kesayangannya. Tak ada lagi mobil yang tersisa, hanya motor vespa Wirya yang masih terselamatkan.
Mendengar mood Meera lagi tak bersahabat pagi ini, Darel tak berani menggodanya.
"Oke hati-hati di jalan cantik, jangan lupa sarapan ya" Darel berusaha mencairkan suasana.
"Iya" Meera langsung mematikan telfnnya
***
Setibanya di RS Meera langsung disapa teman sejawatnya, dr. Bari. "Selamat pagi dr. Ameera." Sambil menyunggingkan senyumnya, menyium aroma wangi tubuh Meera yang baru saja lewat dihadapannya.
Dengan malas Meera membalas sapaan pria itu. "Pagi juga dr. Bari"
Meera menjadi rebutan di RS swasta itu saat 5 bulan yang lalu pertama kali ia menginjakkan kakinya disana. Tak ada satupun yang diterimanya karena Darel atau pria lain yang ditunggunya tak kunjung datang."
***
Meera buru-buru masuk ke rumahnya saat ada mobil range rover warna hitam terpakir d halaman rumahnya.
"Pasti orang Bank gila itu menangih hutang bulan ini." Batin MeeraSaat dipintu rumahnya Meera memicingkan matanya, terkejut melihat siapa yang tengah duduk di ruang tamu bersama Papanya.
"Meera kenapa diam disitu? sini sayang." Panggil papa Meera melambaikan tangan ke anaknya
Sontak membuyarkan lamunannya Meera gugup, jantungnya berpacu kencang, dadanya sakit, tangannya gemetar.Seorang pria yang telah lama menghilang dari hidupnya muncul kembali dengan wajah tidak bersalahnya.
tbc,,
KAMU SEDANG MEMBACA
Ameera
ChickLitJanji yang tak boleh ingkar tapi kamu menghilang, bagaimana aku menagih janjimu? Jika cinta hanya tentang bagaimana kita berjuang, lantas apakah kamu pantas ku pertahankan? Tak perlu kamu banyak bicara kalau hanya membuat luka Aku memiliki sebuah pr...