15...Desire

386 18 0
                                    

Meera mencuri pandang ke arah Alex beberapa kali ketika laki-laki itu sedang menyetir. Senyum diwajah Alex sama sekali tidak memudar sejak tadi. Hal itulah membuat Meera heran.

"Apa yang membuat kamu bahagia Lex? atau karena diriku? Ah tak mungkin." Meera membatin.

Tanpa Meera ketahui hanya dirinya yang bisa buat seorang Alex, pria keras kepala dan dingin bisa tersenyum seperti sekarang, bahagia yang Alex inginkan sejak lama. Bersama Meera adalah mimpinya yang kini terwujud.

"Mulai terpesona padaku lagi?" Canda Alex mengejutkan Meera, menoleh menatap Meera sebentar lalu kembali menatap jalanan.

"Terpesona? Lagi?" Meera salah tingkah mencoba mengatur debar jantungnya yang makin tak terkendali.

"Ada apa? Mulai merasa kalau pria disampingmu menarik?" Tanya Alex disertai kekehan kecil.

Meera mendengus lalu membuang tatapannya ke jendela sampingnya. "Masih sama menyebalkannya," gumam Meera kecil seakan meyakinkan dirinya sendiri.

"Apa?" Tanya Alex tidak mendengar ucapan Meera.

"Fokus saja pada jalanan!" Ujar Meera ketus.

"Agar kamu bisa fokus menatapku lagi?" Goda Alex.

Wajah Meera merah merona karena tertangkap basah memperhatikan wajah Alex dari tadi. Ia menoleh dengan cepat sambil membulatkan matanya.

"Kenapa? Tebakanku benar?" Canda Alex sambil terkekeh.

"Jangan menyebalkan! Atau aku lompat keluar dari mobil?" Ancam Meera kembali membuat Alex terkekeh.

"Baiklah Baby, kamu tidak memperhatikanku." Ralat Alex mengalah.

Namun itu tidak membuat Meera puas. Ia terlanjur tertangkap basah sedang memperhatikan Alex tadi. Meera menghela nafasnya lalu bertanya," kamu mau bawa aku kemana?"

"Tadinya aku mau membawamu meeting..." Alex menjeda ucapannya "untuk alasan tentunya." Membatin.

"Lalu?"

"Sepertinya kita butuh waktu berdua."

"Maksudmu."

"Nanti juga My baby paham." Lirik Alex disertai kedipan mata andalannya.

***

Setelah perjalanan 1 jam lebih mereka tiba disebuah pantai, sepertinya pantai ini belum banyak orang ketahui. Terlihat begitu indah, seolah belum tersentuh manusia. Tak seperti yang biasa Meera kunjungi, pantai ini begitu tenang."

"Lex, kita menghabiskan 1 jam perjalanan untuk ke pantai? Bahkan setiap hari aku melihat laut dari depan kamarku." Tanya Meera cemberut.

Alex mendekati Meera merangkul pundak gadis kesayangannya. "Tapi kali ini berbeda, Baby" bisik Alex dengan suara beratnya.

"Berbeda?"

Alex tak menjawab langsung menggenggam tangan Meera menariknya untuk mengikuti pria itu. Tak ada perlawanan dari gadisnya. Senyum mengembang di wajah tampan Alex. "Kita Naik ini ya cantik." Ucap Alex menunjuk perahu yang terbuat seperti kaca transparan, lengkap dengan dayung nya nan indah.

"Hmm tapi-" Meera menggigit bibir dalamnya, ia bahkan gengsi mengakui kalau takut naik perahu.

"Kamu takut?" Goda Alex.

Mendengar Alex tau isi hatinya, Meera menunduk menatap pasir di sela sela kakinya.

Pria itu memegang dagu Meera mengarahkan untuk menatapnya. Si empunya mengikut saja tanpa perlawanan. Alex mendekatkan wajahnya menempelkan dahinya ke dahi Meera.

Deg

Mungkin terlalu kaget seolah jantung Meera berhenti berdetak, refleks Meera memegang dada kirinya. Dirasanya denyut jantung masih ada malah kini terlalu cepat.

"Masih ada, Aku kira, aku sudah mati." Batin Meera.

Alex yang sadar perbuatan gadisnya hanya tersenyum kecil, mendekatkan wajah mereka lagi, hingga hidung mancung keduanya bertemu.

"Tolak Meera, kau jangan terbuai oleh bibir menggoda itu." Batin Meera menguatkan dirinya.

Belum sempat Meera menjauhi wajah Alex, pria itu lebih dulu bicara "Tenang Baby aku tak akan mengingkari janji." Kemudian merenggangkan posisinya.

"Ayo naik Baby."

Meera mengangguk, duduk di sisi perahu. Alex sedikit mendorong perahu lalu naik diatasnya. Mendayungkan pada sisi kanan dan kiri. Meera takjub melihat ikan, ubur-ubur, terumbu karang dibawahnya. Begitu jernih seperti Mereka tengah menyelam.

"Waaaahh cantiknya. Lihat Lex, ada nemo." Antusias Meera menunjuk ikan badut berwarna orange dibawah kakinya yang berbatas dengan kaca perahu.

"Lebih cantik perempuan ciptaan Tuhan dihadapanku." Ucap Alex menatap Meera lekat.

Meera spontan memandang Alex, seketika manik mereka bertemu. Mata coklat yang sama tajamnya. Menyimpan sejuta rindu yang sulit diartikan.

"Mulai kambuh ni penyakit playboy." Celetuk Meera, berupaya tidak salah tingkah.

"Aku jujur Baby, kalau bisa memilih aku mau menatap wajahmu seumur hidupku." Alex tersenyum melihat pipi Meera merona. "Cantik." Gumam Alex.

"Hmm, aku suka perahu ini Lex."

Alex tersenyum, "Bukan perahu Baby, namanya Kano Bening. Kalau kamu suka nanti aku bawa ke pantai dekat rumah kita"

Mata gadis itu pun membulat. "Ga usah. Biar disini aja."

***

Malam ini Meera sibuk dengan kerjaannya yang menumpuk, banyak laporan yang harus diperiksanya akibat Alex mengajaknya setengah hari ke pantai tadi. Meera duduk lesehan di karpet ruang tamu rumah mewah Alex. Matanya beberapa kali terpejam tapi dipaksanya tetap terjaga untuk melihat laptop di atas meja.

"Baby, belum tidur? Ini sudah larut malam. Besok aja lanjutkan lagi." Bisik Alex tiba-tiba membuat Meera meremang. Alex melihat Meera begitu merasa bersalah, karena ulahnya yang memberi Meera banyak tanggung jawab bertujuan agar gadisnya sibuk hingga lupa pada Darel.

Belum lagi Meera menjawab, Alex berbaring di karpet dan kepalanya di pangkuan Meera.

Mata Meera membulat, gadis cantik itu hampir teriak dan berusaha berdiri tapi ditahan Alex. "Sebentar saja Baby, biarkan aku istirahat disini. Selama ini aku hanya butuh kamu. Aku gila kerja sampai lupa, dengan kebahagiaan diriku sendiri." Alex menatap Meera dari pangkuannya.
"Sekarang aku gila ingin memilikimu." Batin Alex.

Meera hanya tersenyum menunduk menatap wajah pria tampan dipangkuannya, lalu membelai perlahan rambut Alex. "Kamu bisa berbagi masalahmu padaku, apapun itu aku siap mendengarkan."

"Aku hanya mau selamanya denganmu Baby, aku bahkan rela jika harus menukarnya dengan semua harta yang ku punya." Ucap Alex dalam hati.

***

Alex tengah melaju membelah jalan dengan mobil sport nya, menyetir sendirian sambil tersenyum mengingat kejadian semalam dirinya dan Meera tertidur bersama diruang tamu. Karena kasihan membangunkan Alex yang tertidur pulas dipangkuannya. Membuat Meera tertidur bersandar disofa, lalu Alex terbangun dan menggendong Meera ke kamarnya.

Tiba-tiba Alex menginjak remnya karna dikejutkan dengan motor yang menyalip mobilnya brutal. Alex memicingkan matanya, seolah mengenali motor itu.

"Sepertinya gue kenal." Gumam Alex

Tbc,,

AmeeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang