Semenjak hari itu, Meera dan Alex semakin dekat tak terpisahkan. Kabar Jeremi pun tak terdengar beberapa hari ini. Meskipun begitu, Meera masih terus dikawal oleh empat bodyguard skaligus. Alex tidak ingin mengambil resiko jika kehilangan Meera.
"Duh duh duh makin mesra aja ni Bos kita win." Ledek Karin saat Alex dan Meera menghampiri mereka di restaurant salah satu resort Varo Corp karena Alex ada janji meeting hari ini.
Darwin hanya bersiul menggoda bos nya yang lagi hangat-hangatnya.
"Tu mulut ya Rin ga bisa diem." Meera menatap tajam Karin.
Alex hanya tersenyum tipis mengikuti Meera duduk di sebelahnya.
"Rin, nanti tolong cariin pakaian buat Ami lagi ya."
"Takut bos kalau milih pakaian buat dokter Meera, ntar-"
"Ehhmmm" Meera menghentikan ucapan Karin, menaikkan alisnya memberi kode pada Karin.
Alex terkekeh, "Baby kenapa?"
"Aku pilih baju sendiri aja ga usah Karin yang pilih, ntar kita dikerjain lagi"
"Kita?" Tanya Alex disertai tawa diikuti Karin dan Darwin yang juga tertawa.
"Kamu aja yang dikerjain."
"Hah gimana maksudnya?" Kening Meera berkerut.
"Maksud Bos Alex, selama ini yang milihin baju itu dia sendiri. Saya aja yang jadi tumbal, Nih tanya Darwin."
"Iya nona, Bos Alex sendiri yang milih."
"Awww sakitt Baby." Teriak Alex saat cubitan Meera mendarat dilengannya.
"Kemarin apa tu sok kaget bajunya seksi lah suruh ganti lah. Dasar otak mesum." Meera menyentil dahi Alex.
"Aw.. Baby, tapi biarinlah yang penting kami berhasil." Alex mengajak tos Karin dan Darwin bergantian. Mereka tertawa puas.
"Habisnya dokter Meera gengsian sihh, jadi ya gitu kami harus menyusun strategi." Karin masih terkekeh.
"Udah ah, bahas baju ga kelar kelar." Meera mencibik.
"Maaf ni bos udah ganggu, client kita udah nunggu di sana." Darwin menunjuk dua Perempuan dengan pakaian minim yang duduk di ujung sana.
"Aku meeting dulu ya Baby. Nanti aku pilihin baju yang lebih hot dari kmarin."
Mata Meera membola mendengar kalimat Alex. "Is ga mau!."Alex melangkah pergi menghampiri wanita itu. Tubuh bak gitar spanyol dengan blouse berwarna hitam yang menampilkan belahan dadanya terlihat jelas. Berusaha menggoda Alex dengan memeluk lengan pria itu.
"Dasar jalang!!" Meera memperhatikan Alex dari kejauhan.
"Ada yang cemburu nih. Berasap tuh kepala. Panas banget kayaknya." Karin terus menggoda Meera.
"Siapa yang cemburu. Memang dasar dia seperti jalang liat tingkah lakunya ishh."
Karin tertawa melihat Meera yang cemburu. Baru kali ini Karin melihat Meera begitu. Tanpa sadar, Karin merekam Meera di hadapannya lalu mengirimkan vidio itu pada Alex.
Alex membuka ponselnya melihat gadisnya cemburu. Tersenyum, lalu muncul ide jahilnya. Saat Alex ingin mengambil berkas di meja nya dengan sengaja Alex memegang tangan wanita itu, mengelusnya. Membuat Meera langsung berdiri melihatnya. Meera melangkah ke arah meja Alex. Karin pun tak bisa menghentikan Meera.
"Lex aku mau bicara."
"Bisakah kamu menungguku sebentar Ami, aku sedang meeting." Alex dengan wajah berpura pura serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ameera
ChickLitJanji yang tak boleh ingkar tapi kamu menghilang, bagaimana aku menagih janjimu? Jika cinta hanya tentang bagaimana kita berjuang, lantas apakah kamu pantas ku pertahankan? Tak perlu kamu banyak bicara kalau hanya membuat luka Aku memiliki sebuah pr...