20...Tanda biru

391 14 0
                                    

Meera memperhatikan dirinya di cermin. Senyum yang tidak pudar sejak ia meninggalkan resort Alex tadi. Meera menatap dirinya dari atas ke bawah, dengan drees tanpa lengan, panjangnya hanya menutupi setengah paha Meera,  berwarna hitam yang tak bisa menyembunyikan lekuk tubuhnya. Dengan rambut yang diikat ala ponytail.
Meera tengah berada di Alv boutique, mengganti baju untuk menemani Alex ke kantornya. Semenjak Meera yang mengelola butik, desain baju disana berasal dari ide Meera.

Meera melangkah di depan Alex yang sibuk menelepon seseorang sambil menunduk menatap lantai. Alex megarahkan pandangannya ke high heels di depannya, diperhatikannya dari kaki hingga wajah Meera.

Alex langsung mematikan telfnnya. Meraih pinggang Meera. "Apa kamu mau membuat para karyawan laki laki di kantorku menerkammu Baby?" Suara bariton Alex didepan telinga Meera. Lalu menatap gadisnya dengan mata elang dan rahang mengeras, bunyi gigi yang saling bertabrakan. Pertanda Alex sangat Marah.

"Apa yang salah dengan penampilanku?" alis Meera terangkat sebelah.

"Kamu sengaja memancingku Baby?" Nada bicara Alex tak seperti biasa. "Baiklah kita selesaikan di rumah saja."Alex menarik lengan Meera.

"Selesaikan apanya? Kita ga jadi ke kantor?"

"Aku akan menunjukkan akibat dari memancing amarah dan gairahku."

Meera membulatkan matanya. "Oke oke aku mengalah, aku ganti baju." Bujuk Meera.

Alex menghentikan langkahnya, tersenyum devil ke arah Meera."Yakin, kamu ga mau merasakan yang mengeras tadi pagi?"

Meera menelan ludahnya kasar. "Aku lebih baik ganti baju." Melangkah pergi ke ruang ganti vip.

Alex mengacak rambutnya, mengusap wajahnya kasar. Beberapa karyawan dari tadi memperhatikan mereka kembali bekerja karena mendapat tatapan membunuh dari bosnya.

Meera menghampiri Alex dengan baju croptop  sabrina yang memperlihatkan bahu dan perut mulusnya satu set dengan rok longgar sebetis berwarna abu muda.

Meera menghampiri Alex dengan baju croptop  sabrina yang memperlihatkan bahu dan perut mulusnya satu set dengan rok longgar sebetis berwarna abu muda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alex memperhatikan Meera dengan memejamkan mata berkali-kali. Mengatur nafasnya yang memburu. Membalik tubuh meera untuk membelakanginya dan menarik lengan baju Meera sehingga menutupi bahu mulusnya. Tangan Alex menjalar ke perut Meera, dihentikan dengan tangan Meera.

"Lex, ingat kita di butik." Meera berbisik dengan wajah panik.

Alex hanya diam, lalu menarik rok Meera ke atas menutupi perut gadisnya.
"Cukup aku yang mandi air dingin saat hujan hari ini, jangan sampai pria lain juga bernasib buruk sepertiku." Bisik Alex diiringi nafasnya yang tak beraturan.

Meera takut terjadi yang tidak diinginkan langsung menarik lengan Alex ke arah parkiran.

Meera takut terjadi yang tidak diinginkan langsung menarik lengan Alex ke arah parkiran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AmeeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang