Meera berdiri mematung, memperhatikan laki-laki yang sepertinya dia kenal. Rambut coklat gelap tertata rapi dengan kumis dan jenggot yang dibiarkan tumbuh, menampilkan wajah sedikit tua, iya tua bukan dewasa. Hidung mancung sempurna dan senyum manis itu membuat Ameera tak bisa berkata-kata lagi.
Pria itu berdiri memperhatikan Meera yang masih saja mematung dihadapannya.
Hai Ami, gimana kabarmu?" Sambil mengulurkan tangannya.
Ameera tersentak, "A-aaku baik" menjabat tangan pria itu, dan langsung melepasnya dengan cepat.
Pria itu memakai baju kemeja warna biru muda cocok dengan kulitnya yang putih, dua kancingnya dibiarkan terbuka dan lengannya digulung hingga siku. Kemejanya tidak bisa menyembunyikan tubuh atletis yang tercetak jelas, Meera mengagumi hal itu.
"Kamu keliatan pucat mi, kenapa? Kamu sakit?"
"Tidak, Kelelahan saja mungkin" Meera berusaha menetralkan jantungnya yang terlalu cepat berdetak, Meera yakin yang lain sadar dengan sikapnya yang aneh sekarang.
"Kok jadi tegang gini ya."Wirya menatap Meera dan pria itu bergantian.
"Ami kaget mungkin melihat saya om" kata pria itu sambil terkekeh menggoda Meera.
"Siapa yang kaget, biasa saja." Meera menatap mata Pria itu. "Mata yang masih sama seperti 12 tahun yang lalu. Alex, kenapa kamu harus muncul lagi dihidupku" batin Meera.
"Jangan dilihat terus nanti suka lagi." Pria itu mengedipkan sebelah matanya.
Wirya tertawa mendengar Alex menggoda Meera.
"Ya sudah Papa tinggal dulu ya, kalian ngobrol saja berdua." Sambil meninggalkan ruang tamu.
"Pa, tapi ..." lirih Meera
Wirya tidak mendengarkan tetap melangkah pergi.
"Ami, sibuk apa sekarang?"
"Bukan urusanmu."
"Masih belum berubah ya, suka jutek."
"Jangan sok tau."
"Kamu sibuk hari ini? Kalau nggak aku mau ajak makan diluar."
"Nanti ada yang marah pula, kalau pergi sama aku."
"Marah ? Siapa? Kamu mungkin tu ada yang marah, kata papa kamu kan kamu udah pacaran 7 tahun. Kenalin dong ke aku siapa orangnya." Alex tersenyum menatap Meera.
Gadis dihadapannya masih saja cantik seperti dulu, tidak banyak berubah dan membuat Alex terkagum.
"Jangan banyak tanya deh."
"Jangan marah marah deh."
"Aaaaleeeexx, awas kamu ya!!."
"Ayolah Ami cantik, jangan marah, ikut aku makan di luar ya ya ya."
"Kalau aku nggak mau?"
"Aku maksa."
Meera membulatkan matanya melihat Alex yang terkekeh.
"Hmm ya udah tapi aku mandi dulu."Meera menyerah, bergegas ke kamarnya.
Sambil menunggu Meera, Alex dan Wirya berbincang serius tentang bisnis, mereka tak sadar ada Meera yang menguping pembicaraan.
"Ayo, cepatlah." Meera sudah berada di samping Alex.
Alex memperhatikan penampilan Meera, dress selutut membuat penampilannya simple tapi menarik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ameera
ChickLitJanji yang tak boleh ingkar tapi kamu menghilang, bagaimana aku menagih janjimu? Jika cinta hanya tentang bagaimana kita berjuang, lantas apakah kamu pantas ku pertahankan? Tak perlu kamu banyak bicara kalau hanya membuat luka Aku memiliki sebuah pr...