Meera keluar dari kamar mandi memakai baju crop top belahan dada rendah dipadukan hotpans yang memperlihatkan kaki jenjangnya disertai handuk dikepala. Alex duduk di tepi tempat tidur dengan shirtless, menampilkan dada sedikit berbulu dan pahatan tubuh yang sempurna sambil memainkan ponselnya lalu melihat Meera diperhatikannya dari atas ke bawah.
"Kamu gila Baby, pakai baju begitu disaat ini? Mau menyiksaku?!!" Kalimat terakhir tedengar meninggi.
Dihadiahkan lemparan handuk bekas rambutnya oleh Meera. "Orang tua mesum. Jangan salahkan aku, ini kamu yang sediakan." Ucap Meera menaikkan sebelah alisnya.
"Shit !! Ini pasti kerjaan Karin, aku memintanya membelikan baju untukmu tadi." Ucap Alex dengan mengacak rambutnya kasar.
Meera menghampiri Alex, dengan sedikit menunduk menatap pria yang tengah frustasi dihadapannya "Ya sudah nikmati ketersiksaanmu, Tuan Alex." Meera tersenyum miring.
Tanpa tunggu waktu lama Alex menarik Meera ke tempat tidur, menindih tubuh Meera. Mengunci tubuh gadis dibawahnya, mebelai wajah Meera dan memindahkan rambut basah yang menutupi wajah gadis cantiknya.
"Jangan memancingku baby." Alex bicara dengan suara parau nya.
"Minggir, kamu kira tubuhmu ringan." Meeraberusaha mendorong dada bidang Alex. Tapi percuma, tenaga Alex lebih kuat.
"Siapa suruh meremehkanku." Alex semakin mendekatkan wajahnya.
"Aku hanya bercanda. Sorry."
"Baby, aku boleh?" Alex menyentuh bibir Meera dengan jari telunjuknya.
Persetan dengan janjinya, Alex tidak sanggup menahan lebih lama lagi.
Setan apa yang merasuki Meera hingga menganggukan kepala. Seketika benda kenyal menyentuh bibirnya.
Cup
Alex menciumnya dengan lembut, Meera refleks terpejam, Alex melepas ciumannya
"Buka matamu Baby." Bisik Alex sambil mencium kedua mata Meera bergantian,
Meera membuka mata, melihat Alex mengecup pipi kanan kiri Meera. Lalu ke bibir. Tapi bukan hanya menempelkan. Kali ini Alex melumatnya, tidak ada balasan dari Meera."Mmmphh." Meera terlihat menikmatinya, dengan penuh perjuangan Meera berusaha menyadarkan dirinya untuk melepaskan diri walaupun sebenarnya enggan.
Alex seolah mengerti langsung melepas bibirnya, "manis rasanya, maaf baby buat bibirmu bengkak begini." Disertai senyuman kecil Alex.
Pipi Meera memerah, mendengar ucapan Alex. Tapi berusaha menegakkan gengsinya.
"Kamu harus tanggung jawab buat bibirku begini." Ucap Meera, merasakan kebas di bibirnya
"Mau tambah bengkak lagi?" Goda Alex.
"Sudah dapat firstkiss ku masih mau minta lagi?" Rutuk Meera tanpa sadar.
"Serius yang tadi itu pertama?" Tanya Alex mengernyitkan dahinya. "Pantas sangat manis." Alex terkekeh dengan perasaan penuh kemenangan.
"Apanya?" Meera menjadi salah tingkah.
"Maaf dan makasih ya Baby. Maaf aku ingkar janji. Aku berusaha menahannya tadi." Sambil meunjukkan jari berbentuk v.
"Iya. Aku juga yang gila malah iyain." Meera kesal pada dirinya sendiri,
Pesona Alex terlalu kuat hingga pertahanannya runtuh.
"Jangan marah Baby atau aku balikin deh first kiss kamu?"
"Caranya?"
Cup.
Alex mencium bibir Meera singkat, lalu berlari menuju kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ameera
ChickLitJanji yang tak boleh ingkar tapi kamu menghilang, bagaimana aku menagih janjimu? Jika cinta hanya tentang bagaimana kita berjuang, lantas apakah kamu pantas ku pertahankan? Tak perlu kamu banyak bicara kalau hanya membuat luka Aku memiliki sebuah pr...