23...Pengakuan

347 15 0
                                    

Meera bersandar di kursi menatap laut dan matahari yang hampir menghilang dihadapannya, Alex berada di kursi berbeda disebelahnya menatap wajah cantik itu nyaris tak berkedip. Dengan semilir angin menyapa keduanya

"Sudah puas liatin aku?" Tanya Meera menoleh ke samping.

"Belum dan ga akan pernah puas. Aku mau liat kamu seumur hidupku."

Meera hanya tersenyum menatap mata coklat itu lekat.

"Oh ya kamu hutang penjelasan padaku baby."

"Hmm Iya, jadi kemarin aku emang ngerencanain semuanya berdua Karin. Kamu juga maksa aku datang kesana jadi aku beri pelajaran sekalian. Aku minta Karin carikan Bodyguard wanita yang badannya mirip sepertiku menyamar sebagai pelayan. Lalu sewaktu aku di toilet, kami bertukar pakaian."

"Jadi kalian buka pakaian di toilet?"

"Mulai mesumnya kambuh, diam dulu Lex. Aku tau ga mungkin Jeremi sia-siain kesempatan buat nyulik aku pas liat aku sendiri tanpa pengawasan mu. Jadi terjebaklah anak buahnya nyulik bodyguard yang mereka sangka itu aku. Setelah keadaan aman, aku mengendap endap keluar hotel."

"Jadi kamu pulangnya gimana?"

"Karin udah sediain motor buatku. Biar tidak mencurigakan. Sampailah aku di kamar menunggu kamu ga juga pulang tapi aku ngantuk jadi aku putusin nunggu di kamar kamu biar kalau aku ketiduran kamu pulang liat aku udah ada. Ga panik lagi."

"Ck kenapa ponsel kamu mati?"

"Sengaja. Biar kamu panik jadi Jeremi makin yakin emang aku yang diculiknya. Karena pasti dia ga liat sebelum pestanya selesai." Meera terkekeh.

"Kamu ya Baby Girl sengaja ngerjain aku, trus si bodyguard kamu tu gimana?"

"Udah kok, udah berhasil kabur dia."

Alex beranjak dari kursinya berbaring di sebelah Meera.

"Sempit Lex, disitu aja."

"Ga mau. Kamu harus dihukum Baby." Sambil memeluk gadisnya posesif.

"Emang segitunya kamu sayang aku?"

"Pake nanya lagi ni orang."

"Ya kan aku penasaran."

"Jujur, aku pernah bertekat lupain kamu, beberapa tahun yang lalu. Tapi selalu gagal, aku ga bisa, aku ga tertarik sama wanita manapun sampai Mom bilang aku ga normal."

"Ha!! Serius?" Meera yang awalnya membelakangi Alex kini berbalik menatap pria itu.

"Kamu mau tau fakta ga?"

"Apa?"

"Saat kuliah aku sempat kembali ke jakarta, nyariin kamu. Karena kamu pindah rumah, aku ga ketemu nyarinya. Jadi aku kerahin semua bodyguard yang ada buat nyari info tentang kamu."

Mata Meera membulat tak percaya. "Sebegitunya?"

Alex mengangguk, "kalau kamu ga percaya tanya Darwin, aku sampai terancam dicoret dari daftar harta warisan sama Dad, karna ngasih tugas ga masuk akal ke para bodyguard nya."

"Terus?"

"Beberapa bulan pencarian aku membuahkan hasil. Aku tau kampus kamu, rumah kamu, semuanya. Dengan semangat aku terbang ke jakarta. Eh pas liat kamu perempuan rambut panjang dengan mata coklat indahnya, mesra-mesraan sama cowok bermata abu abu, di taman kampus. Sakit rasanya, sakit aku malah ga makan sampai berhari hari aku sakit sampai harus di opname"

"Kenapa kamu ga samperin aku? Datang ke aku tanya langsung."

"Saat itu aku liat kamu ketawa bahagia, dirangkul dia, tujuanku hanyalah melihatmu bahagia. Biarlah aku yang sakit, asal kamu bisa tertawa lepas seperti yang kulihat waktu itu." Tanpa sadar air mata Alex menetes.

Meera mengelap pipi basah Alex dengan jarinya lembut. "Jangan dilanjutkan jika membuatmu terluka."Meera tanpa sadar meneteskan air mata.

"Tidak Baby, aku sanggup. Walaupun aku kuliah di Amerika, tetap aja anak buahku memantau kamu, melaporkan semua tentangmu. Bahkan saat kalian kamu peluk dia mesra di motor ninja warna merah, saat kalian nonton bioskop film action saat dia kasih kamu coklat. Semua yang kamu suka aku tau Baby. Walaupun kamu melupakanku."

"Sstt" Jari Meera menutup mulut Alex "jangan bicara begitu. Aku tak benar melupakanmu, aku hanya tak tau harus mencarimu kemana."

Alex menggenggam tangan Meera "Aku bahkan beberapa kali melihat langsung, apapun kegiatanmu Baby. Ternyata kuliah kedokteran begitu sibuk. Aku tak ingin mengganggumu. Pernah saat mobil bmw warna putih kesayanganmu itu mogok di jalan sepi, aku hendak menolongmu tapi kalah cepat dengan pria bermata abu penjagamu itu."

"Lex.."

"Kita pernah sangat dekat waktu di lampu merah kamu dengannya berpelukan mesra berhenti tepat disebelah mobilku. Berkali kali aku berusaha kuat tapi aku kalah. Dia sangat menyayangimu, aku bisa melihatnya. Bagaimana dia merangkul bahumu, menggandengmu seperti ini, membelai lembut rambutmu seperti ini, bahkan mencium dahi dan pipimu aku pernah melihatnya, secara langsung."

"Tapi rencana Tuhan lebih indah, aku malah mendapatkan bibirmu, firstkiss mu. Aku bahagia Mi, tak bisa ku sembunyikan hari itu aku teramat bahagia."

Pipi Alex sudah basah dengan airmatanya yang terus mengalir.

Cup

Ciuman singkat di bibir Alex "Kamu pria kuat Lex, jangan cengeng seperti wanita." Ejek Meera.

Alex tersenyum. "Masih panjang ceritaku Baby. Kamu mau dengar selanjutnya?"

"Ga, udah kapan kapan aja ceritanya dilanjutin."

Alex tersenyum melihat ekspresi Meera yang lucu.

"Kenapa senyum gitu?"

"Aku boleh minta sesuatu?"

"Jangan yang aneh aneh tapi ya."

"Aku cuma mau dengar kamu bilang I Love you"

Dahi Alex dan Meera bertemu, "I Love you AL."

Air mata Alex mengalir, tak bisa terbendung lagi. "Al? Panggilan sayangmu dulu buatku? Atau sekarang kita bisa memulainya lagi Baby?"

"I Love you." Hanya itu yang keluar dari bibir manis Meera.

Sampai Akhirnya Alex melumat habis bibir yang buatnya candu. Dengan perlahan penuh kasih sayang. Meera membalasnya dengan lembut.

***

Tbc,,

AmeeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang