Mobil memasuki pagar tinggi megah, tapi ini bukan terlihat seperti rumah, malah seperti villa terdiri dari dua lantai. Desain modern, banyak pohon, bunga, kolam ikan di halamannya. Meera mengalihkan pandangannya pada tiga perempuan memakai seragam yang berdiri di depan pintu besar.
"My Baby, liat apa serius gitu?" Meera tersentak mendengar pertanyaan Alex.
"Ayo turun." Lanjutnya.
"Iya" ucap Meera pelan.
"Ini rumah mu Lex?"
"Bukan"
"Jadi kenapa bawa aku kesini?"
"Ini rumah kita Baby" Alex menatap Meera dengan senyum manisnya.
"Rumah kita?"
"Udah jangan banyak tanya ayo" Alex menarik tangan Meera memasuki rumah megah itu
Lantai rumahnya terbuat dari marmer didominasi warna abu abu dan hitam dindingnya didominasi warna cream menambah kesan elegan."Selamat siang, Nona Meera perkenalkan saya Nuri kepala ART di rumah ini." seorang wanita paruh baya itu mengenalkan dirinya.
"Salam kenal ya Bi," ucap Meera dengan senyuman.
Alex membawa Meera ke luar lebih tepatnya di dekat kolam renang, dan pemandangan langsung memperlihatkan laut biru yang terbentang tanpa penghalang. Lalu membuka pintu kaca salah satu ruangan disana, ada 2 ruangan d tepi kolam renang itu. Diujung kolam renang tampak meja makan lengkap dengan kursinya warna putih yang kelilingi pagar besi. Didepan ruangan itu ada beberapa kursi yang lagi lagi warna putih, ada 2 gelas minuman sepertinya orange juice.
"Ini kamarmu, Baby."
"Sebelah itu ruangan apa?"
"Itu kamarku, nanti kalau takut bobok sendiri ke kamarku aja" goda Alex mengedipkan sebelah matanya ke Meera.
"Gila, Alex mesum!!" Teriak Meera, memukul dada Alex.
Alex hanya tertawa "Aku tinggal dulu ya, kamu ditemenin Bi Nuri dulu, Aku ada urusan sama Edwin." Sambil mencubit pipi Meera gemas lalu pergi.
"Mimpi apa aku tinggal di sini, bangun tidur langsung liat laut, senangnya." Batin Meera.
"Non Meera, ada yang perlu saya bantu lagi?" Tanya Bi Nuri membuyarkan kesenangan Meera.
"Eh nggak ada Bi, udah cukup. Makasih ya Bi."
"Kalau butuh sesuatu panggil saya ya non, nanti pencet bel di sebelah ranjang itu." Sambil menunjuk ke arah bel nya.
"Oke Bi. Trimakasih banyak ya." Senyum Meera.
"Iya sama sama non." Pergi meninggalkan Meera.
Kamar tidur Meera
Kamar mandi Meera
***
Meera tak sadar malah tertidur di Kursi di depan kamarnya, merasa ada angin terasa di wajahnya.
Tapi ..
tunggu
Anginny hangat?
Perlahan membuka matanya, dilihatnya sepasang mata coklat menatapnya tajam seolah melihat mangsanya.
"Ngapain sih niup-niup gitu. Jijik tau nggak?" Sambil mendorong Alex.
"Siapa suruh tidur disini?" Jawab Alex sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Aku ketiduran Lex."
"Capek ya? Makan dulu, habis itu bobok lagi dikamar aku."
"Haaa!! Maksudnya?"
"Ehh salah, kamar kamu" Alex tersenyum jahil.
Mereka makan siang ditemani suara ombak laut biru dihadapannya.
"Lex, kamu tinggal sendirian?"
"Kan ada My Baby Ami."Alex sambil tersenyum menatap Meera.
"Bukan, sebelum aku kesini loh."
"Nggak juga, kan ada Bi Nuri dan yang lain."
"Keluarga kamu?"
"Orang tua aku di Singapura, sementara kak Raisa di Jerman bersama suami dan anaknya."
"Wahh Kak Raisa udah nikah, kangen main sama kak Raisa."
"Nggak kangen aku?"
"Nggak"
"Yakin"
"Iya"
"Kenapa masih menyimpan ini?" Sambil meraih kantong bajunya mengeluarkan kalung milik Meera.
Meera menunduk, wajahnya memerah, tangannya gemetar, jantungnya berpacu cepat.
"Kok bisa sama kamu." Sambil meraih kalung itu tapi ditahan Alex.
"Jawab pertanyaanku dulu."
"Aa-ku cuma menyimpannya karna bagus." Meera berusaha menetralkan dirinya yang sedang cemas.
"Tak ada jawaban yang lebih masuk akal lagi?" Tanya Alex kali ini dengan wajah serius.
"Kalau kamu mau ambil aja."
"Aku berikan ini untuk kamu, Baby. Apapun alasannya aku tau kamu kangen aku kan." Sambil mengedipkan mata jahilnya.
"Nggaklah, geer ih." Sambil memalingkan wajah menyembunyikan rasa malunya membelakangi Alex. Tanpa bertanya Alex memasangkan kalung ke leher putih Meera. Seketika Meera langsung beralih menatap Alex.
"you are so pretty, My baby." Puji Alex sambil tersenyum membelai pipi Meera.
Meera hanya terdiam, "apakah ini mimpi?" Batinnya.
tbc,,
KAMU SEDANG MEMBACA
Ameera
ChickLitJanji yang tak boleh ingkar tapi kamu menghilang, bagaimana aku menagih janjimu? Jika cinta hanya tentang bagaimana kita berjuang, lantas apakah kamu pantas ku pertahankan? Tak perlu kamu banyak bicara kalau hanya membuat luka Aku memiliki sebuah pr...