Meja makan dengan dua kursi dikelilingi lilin tertata rapi diatas kolam renang dan kayu yang dijadikan penyangganya, menghadap ke laut santorini. Pencahayaan yang hanya mengangandalkan lilin dan lampu dari dalam kolam itu menjadikan suasana semakin romantis.
Seorang gadis dalam balutan dress hitam panjang, dengan belahan rok sepaha membuat kakinya terlihat jenjang. Meera tampak terkagum melihat yang telah dipersiapkan Alex untuknya.
"Before I met you, I never knew what it was like to smile for no reason. Now that you're here, I think my entire life will fall into place!. Dua belas tahun yang lalu, seorang remaja berjanji pada gadisnya ditaman, dengan berani ia memberikan kalung turun temurun keluarga ibunya untuk menjadi jaminan akan datang menemui gadis kesayangannya lagi suat hari nanti. Bodohnya laki-laki itu datang sedikit terlambat, melihat gadis tercintanya bahagia dipelukan pacarnya. Dengan bodohnya dia menyerah begitu saja, tak berani muncul menyapa gadisnya. Bertahun berlalu, melupakan gadisnya malah semakin menambahkan rasa cinta yang tak lagi bisa dipendam." Alex menjeda kalimatnya sebentar, mengambil nafas dalam.
"Dengan langkah berani dia menemui orang tua gadis itu, berniat melamarnya tapi hanya ada kekecewaan yang didapat karena gadisnya mengharapkan lamaran dari laki-laki yang menemaninya selama tujuh tahun." Meera menatap Alex dengan mata berkaca-kaca.
"Aku datang saat itu bukan untuk membuatmu merasa berhutang padaku Mi, Aku ingin menunjukkan rasa cintaku yang semakin hari selalu bertambah untukmu. Aku tak menyangka keberanianku menjadikanmu berada didekatku beberapa bulan ini."
"Alex?" Meera tak bisa lagi membendung air matanya. Alex berlutut di hadapannya, mengeluarkan setangkai mawar putih yang di tengahnya terlihat sebuah cincin berlian indah berkilau.
"My Baby, Ameera chayra Rogan, Will you marry me? I don't really know what I'm supposed to do if you say "no," so could you save us both the trouble and say "yes?"
Meera terdiam, Alex berkali kali mengatur nafasnya, keringatnya terlihat membasahi di dahinya, matanya berkaca kaca. Alex gugup bahkan sangat gugup kini menunggu jawaban Meera. Gadisnya kini hanya menatapnya lekat, nyaris tanpa ekspresi.
"Baby? Kamu takkan membuatku menunggu dua belas tahun lagi bukan?" Alex menatap Meera dengan senyum pahitnya.
"Ya Ampun Lex, aku bahkan bingung harus jawab apa." Suara Meera bergetar.
"Aku takkan memaksamu Baby, jawablah sesuai dengan hatimu."
"Yes, Yes I will." Jawab Meera, Langsung megulurkan tangannya untuk dipasangkan cincin.
Alex dengan terburu buru memasangkannya cincin itu. Langsung berdiri memeluk Meera.
"Aku berjanji menjagamu seumur hidupku Baby, membahagiakanmu sampai kau lupa rasa sedih itu ada di dunia." Alex menyatukan dahinya dan dahi Meera. Hingga melumat bibir gadisnya itu. Terlarut dalam kebahagaiaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ameera
ChickLitJanji yang tak boleh ingkar tapi kamu menghilang, bagaimana aku menagih janjimu? Jika cinta hanya tentang bagaimana kita berjuang, lantas apakah kamu pantas ku pertahankan? Tak perlu kamu banyak bicara kalau hanya membuat luka Aku memiliki sebuah pr...