25...Tersiksa

355 17 0
                                    

Mereka menyusuri jalan di sekitar penginapan, Meera mengajak Alex untuk berbelanja pakaian. Dengan senang hati Alex mengiyakan. Pemandangan di santorini sangat indah, tak lupa Meera menyuruh Alex untuk mengambil moment di kameranya. Tapi tetap saja Alex tak bisa menyentuh gadisnya.

"Baby, kapan hukumanku selesai?"

"Kalau bisa selamanya."

Alex berhenti melangkah, "aku ga sanggup. Ganti aja ya cantik."

"No!!" Ucap Meera cepat.

"Masa kita foto jauh jauhan."

"Bodo!" Sambil berlalu pergi.

"Baby tunggu,"

"Apalagi?"

Alex berjongkok di depan Meera. "Tali sepatumu lepas, nanti kamu jatuh, aku ga bisa gendong karena ga boleh menyentuhmu." Sarkas Alex sambil mengikatkan tali sepatu Meera.

"Sweetnya Alex, aku tak menyangka perhatian kecil buatku tersentuh" batin Meera.

"Nah gini kan aman Baby. Kenapa wajahmu merah seperti tomat, kamu kepanasan ya?" Alex langsung melindungi tubuh Meera dari sinar matahari menggunakan kedua tangannya.

"Lex udah, aku ga kepanasan juga."

"Kita pulang aja ya, aku ga tega liat kamu kepasanan."

Setelah 15 menit Mereka sampai di kamar. Meera langsung membersihkan diri, Alex duduk di balkon kamar. Tak lama kemudian Meera duduk di hadapannya dengan pakaian yang membuat Alex tak bisa berkedip. Rok mini berbahan jeans dan atasan yang terbuka menampilkan perut ramping Meera secara sempurna.

 Rok mini berbahan jeans dan atasan yang terbuka menampilkan perut ramping Meera secara sempurna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ameera!! Aku tak merasa membeli pakaian ini?!!" Teriak Alex.

"Calm down Alex, ini kan yang aku beli tadi. Cantik kan." Sambil memutar badannya dihadapan Alex.

Alex mengatur nafasnya yang seperti habis lari ribuan kilometer, menstabilkan jantungnya dengan mengalihkan pandangannya ke laut, tapi tetap tak berhasil, Meera mengisi seluruh pikirannya. Walaupun Alex tak melihat tetap saja terbayang. Alex berusaha memejamkan matanya lama.

"Rasanya ingin gue kurung aja dia dalam kamar. Gue ga rela pria lain liat tubuh gadis ini." Batin Alex.

Meera yang melihat tingkah pria dihadapannya tertawa puas.

"Alex? Kamu sakit? Mau aku periksa?" Meera melangkah mendekati Alex tepat di hadapannya berjarak lima senti, tangannya sudah berada di depan dada kiri Alex walaupun Meera belum menyentuhnya.

"Stop Meera!! Kau bisa buatku Mati saat ini juga."

Meera menahan senyumnya. "Kenapa Lex? Aku hanya ingin memeriksamu." Meera berbicara tepat di depan bibir Alex, aroma cery berasal dari mulut Meera pun terasa jelas oleh Alex.

AmeeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang