5...welcome to Bali

517 23 0
                                    

Di dalam private  jet, Meera dan Alex duduk berdampingan karena Alex tidak mau duduk berjauhan. Padahal banyak kursi yang kosong, entah kenapa Alex suka membuat Meera kesal. Meera memilih menatap jendela di sebelahnya untuk meredakan emosinya.

Sebenarnya Meera masih tak percaya bertemu lagi dengan cinta pertamanya ini. Laki laki yang tiga tahun lebih tua darinya, dulu rumah mereka berdekatan, Mom nya Alex suka mawar putih. Di halaman rumah Alex sangat banyak mawar putih yang terawat. Setiap Meera bertemu Alex, ditaman dekat rumah mereka mawar putih itu diberikan ke Meera tanpa sepengetahuan Mom nya, Rosaline Valeny Alvaro.

Tapi lama kelamaan Rosaline mengetahuinya, lalu Alex di hukum menanam mawar putih dalam jumlah banyak. Jadilah Alex dan Meera menanam mawar, bermula dari sana Rosaline mengenal Meera. Meskipun tetangga tapi Rosaline tidak mengenal orang sekitar tempat tinggalnya karena jarang berada dirumah, sibuk mengurus bisnisnya. Rosaline menyukai Meera, gadis cantik yang membuat anaknya tersenyum setiap harinya. Sejak saat itu Meera sangat menyukai mawar putih, walaupun pacaran dengan Derel tetap saja diberi mawar putih membuat mood nya beribu kali lipat membaik.

Tapi yang membuat Meera bingung sampai saat ini Alex tak memberikan mawar putih setangkaipun, "apa Alex telah lupa apa yang paling aku suka." Batin Meera

Tanpa sadar Meera pun terlelap, bersandar di bahu Alex. Tak hentinya Alex menatap wajah Meera yang manis menggemaskan, ingin sekali Alex mencubit pipi Meera yang berwarna pink karna blush on.

"Bibir itu, bahkan aku tak pernah menciumnya dulu. Apakah pria itu sudah mendapatkannya." Batin Alex, mengingat hal itu Alex kesal menggenggam tangannya sendiri tanpa sadar menghentak meja dihadapannya.

Meera bergerak sedikit karena mendengar suara dentuman keras, Alex panik takut membangunkan cinta pertamanya itu. Dengan lembut Alex membelai rambut Meera agar tak terusik lagi.

Tapi yang mengejutkan Meera memeluk leher Alex, seolah Alex adalah bantal guling. Membuat Alex lebih jelas dan dekat menatap wajah Meera.

ddrrt ddrttt drrtt
Bunyi ponsel Meera menghancurkan kebahagiaan Alex.

Sial, harusnya Alex buang ponsel itu!

Meera pun terkejut mendapati dirinya memeluk Alex. Tapi dengan cepat mengangkat telfn.

ternyata dari Darel.

"Hallo, Darel ada apa?"

"Sayang, kamu dimana?"

Mendengar telfn dari Darel, Alex kesal dan berusaha mengganggu Meera. Alex membelai pipi Meera membuatnya geli.

"Sssttt hei." Bisik Meera membuat Alex tersenyum, tapi masih saja melanjutkan aksinya.

"Sayang hallo, kamu sama siapa?"

"A-akkuu sama pasien, ada apa?"

"Tapi ini jam makan siang sayang"

"Iya sayang, ini pasiennya gawat." Jawabnya tanpa sadar memanggil Darel Sayang.

Mendengar hal itu Alex semakin terbakar cemburu.

"Dok dada saya sakit dok ini coba dokter pegang." Alex menarik tangan Meera ditempelkan ke dada kirinya. Seketika mata Meera melebar menatap tajam pria disampingnya.

"Oke tangani dulu pasienmu sayang. Jangan lupa makan siang ya cantik."

"Oke."

Meera mematikan telfnnya, tapi tangannya masih di dada Alex. Meera masih menatap menatap Alex.

"Alex"

"Yes, Baby"

"Detak jantungmu terlalu cepat. Kamu sakit?" Tanya Meera menaikkan sebelah alisnya, padahal dia tau itu karena berdekatan dengannya.

AmeeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang