Alex dengan toxedo berwarna hitam menunggu Meera didepan kamarnya. Malam ini Alex memutuskan untuk tetap datang ke acara anniversary hotel Jeremi. Tujuannya hanya satu untuk membuktikan pada pria gila itu Meera hanya milik Alex tentunya dengan duapuluh orang bodyguard yang akan berjaga.
Tak lama Meera melangkahkan kaki keluar kamar. Alex memperhatikan gadisnya dari ujung kaki hingga ujung rambut. Drees code malam ini warna merah untuk perempuan dan hitam untuk laki-laki. Meera memakai gaun panjang menutupi kakinya, tetapi tidak berlengan menampilkan hampir setengah dadanya, dengan tali membelit dipunggung.
Alex manatap Meera dengan tatapan sulit diartikan, rahangnya mengeras. Mendekati Meera merapatkan tubuhnya meraih pinggang gadisnya, "Kamu mau menggodaku? Kalau iya selamat aku sudah tergoda. Ayo kita selesaikan dikamar." Alex merangkul pinggang Meera membawanya ke dalam kamar gadis itu.
Meera membulatkan matanya. "Alex!! Lepas. Kamu kenapa sih?"
"Masih tanya kenapa? Coba lihat gaunmu, wajar kalau aku tergoda Baby." Dengan suara baritonnya.
"Ini kan Karin yang milihkan, bukannya kamu yang suruh?"
"Kali ini sepertinya Karin mau kita buat bayi yang lucu sepertimu Baby. Awww!! Sakit Mi." Alex meringis karena lengannya dicubit Meera.
"Otak mesum sepertimu harus diberi pelajaran."
"Aku pria normal, wajar aku tergoda liat kamu seperti ini. Ganti baju atau-"
"Iya keluar sana, aku ganti baju."
Alex keluar kamar Meera dan menutup pintu dengan wajah merah padam menahan sesuatu dibawah sana.
Tak lama kemudian, "Lex, kalau ini bagaimana?" Teriak Meera.
Alex melangkah masuk melihat Meera mengenakan gaun panjang menutupi kakinya tapi atasannya hanya sampai bawah dadanya, perut putih itu terpampang bebas tanpa penghang.
Alex kali ini berusaha sekuat tenaga mengatur nafasnya yang memburu.
"Shiit!! Kenapa Meera menguji pertahanan gue terus terusan. Gue sikat aja kali ya." Batin Alex.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ameera
ChickLitJanji yang tak boleh ingkar tapi kamu menghilang, bagaimana aku menagih janjimu? Jika cinta hanya tentang bagaimana kita berjuang, lantas apakah kamu pantas ku pertahankan? Tak perlu kamu banyak bicara kalau hanya membuat luka Aku memiliki sebuah pr...