Alex memperhatikan gadisnya di depan cermin fokus mengoleskan benda berwarna merah jambu itu ke bibirnya dengan gerakan hm sedikit sensual menjadikan bibir Meera berwarna pink cerah sedikit basah. Alex hanya bisa menelan salivanya.
"Hanya melihatnya begitu buatku ingin melahapnya sampai habis, gadisku memang paling bisa membuatku bergairah." Batin Alex.
Pria itu terpaku beberapa saat. "Aku sudah siap sayang, ayo." Tanpa sadar gadisnya telah berada di hadapannya.
"Sayang?"
"Ehh iya Baby. Ga ada yang ketinggalan kan?"
"Ga ada, aman kok sayang."
"Coba panggil aku lagi." Alex suka dengan panggilan baru Meera untuknya.
Meera tesenyum manis, "sayang." Dengan suara rendahnya sambil membelai pipi Alex.
"Baby aku tunda 2 jam lagi pesawatnya ya."
"Kenapa?"
"Kita main dulu di ranjang."
Mata Meera membulat, "mau ini?" gadis itu menunjukkan kepalan tangannya yang kecil ke wajah Alex dengan wajah cemberut. "Iy-iya Ampun Baby." Alex tersenyum kecut.
Selama diperjalanan menuju bandara Alex menggenggam tangan Meera seperti seorang anak ingin menyebrang jalan memegangi tangan ibunya. "Posesifnya kambuh ya hm" sindir Meera.
"Aku posesif sama calon istri boleh dong." Alex mengedipkan matanya.
"Mata nya sakit yang?"
"Heeh ini kelilipan, tolong tiupin Baby."
Meera mendekatkan wajahnya ke wajah pria itu. Mulai meniup wajah Alex sampai ke telinga. Alex menerima perlakuan Meera hanya bergidik, hawa panas mengalir di tubuhnya. Alex memencet tombol di dekat nya. Otomatis timbul dinding pembatas antara dia dan supir.
Tanga kiri alex menggapai tengkuk Meera dan menariknya semakin dekat. Tangan kanan Alex meraba paha gadisnya karena rok Meera tersingkap. "Aku ga tahan Baby." Iris mata Alex menggelap, nafasnya memburu.
Meera tersenyum lalu mendorong dada Alex kuat. Seketika tubuh mereka merenggang. "Aku malas pake lipstik lagi Al." Ucap Meera dengan cemberut.
"Biar aku nanti yang pakaikan Baby."
"Aku ga mau titik."
Alex terkekeh. "Iya iyaa jangan marah lagi calon istriku." Bujuk Alex.
"Hm."
****
Alex berbaring di ranjang king size dalam kamar privat jet miliknya. Pria itu tak hentinya menatap wajah cantik disebelahnya. Sesekali membelai pipi dan memainkan rambut gadisnya yang tertidur tenang.
"Beruntungnya aku bisa mendapatkanmu lagi Baby. Aku tak akan mengecewakanmu kali ini."
Mereka telah mendarat di bandara Bali, Alex perlahan menggendong gadisnya ala bridal style karena Meera tak kunjung bangun. Alex membawanya ke dalam mobil. Membaringkan kepala Meera di pahanya.
"Bagaimana bos rencana kita lancar?" Tanya Edwin.
"Ssttt pelan-pelan bicaramu Win nanti calon istriku ini bangun." Bisik Alex.
"Iya Maaf bos, jadi gimana?"
"Aman Win, pernikahan kami dua bulan lagi, kau dan Karin harus siapkan semewah mungkin."
"Tenang Bos, Kita pasti siapkan semuanya dengan baik."
"Kau selalu bisa aku andalkan Win. Jadi ada kabar tentang si brengsek Jeremi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ameera
ChickLitJanji yang tak boleh ingkar tapi kamu menghilang, bagaimana aku menagih janjimu? Jika cinta hanya tentang bagaimana kita berjuang, lantas apakah kamu pantas ku pertahankan? Tak perlu kamu banyak bicara kalau hanya membuat luka Aku memiliki sebuah pr...