33...Takut Kehilangan

230 9 0
                                    

Meera selesai bersiap dimeja rias, dengan dress selutut seperti biasanya, rambut coklatnya tergerai indah. Alex memeluknya dari belakang saat wanita itu berdiri menghadap cermin. Alex menyandarkan kepalanya di bahu Meera, mencium leher jenjang gadisnya merasakan aroma tubuh yang selalu membuatnya candu.

"Al, aku harus ballroom sekarang."

"Kamu terlalu cantik baby, aku takut kamu tergoda dengan pria lain."

Meera terkekeh. "Bagaimana aku tergoda dengan pria lain kalau kamu sudah merebut hatiku sepenuhnya tuan Alex." Meera memukul pipi Alex pelan.

"Kamu merayuku sayang?" Alex mencium pipi Meera berkali kali.

"Hentikan Alex, geli."

"Aku ikut denganmu hari ini."

"Baiklah apapun maumu sayang." Meera berbalik mengancingkan kemeja Alex bagian atas.

Alex menatap Meera dengan senyuman menggoda. "Kenapa dikancing hm?"

"Aku akan memasangkan dasimu." Meera beralih mengambil dasi Alex di atas tempat tidur, karena Meera menyiapkan pakaian Alex setiap paginya, tapi pria itu jarang mau memakai dasi.

"Kenapa harus pakai dasi?" Alex menaikkan sebelah alisnya memperhatikan wajah Meera yang serius melilitkan dasi itu di lehernya.

"Kamu lebih ganteng kalau begini sayang." Meera merapikan kerah kemeja Alex, kemudian memasangkan jas pria itu.

Alex menarik hidung Meera. "Aku seperti memiliki istri yang cerewet sekarang." Pria itu terkekeh. "Ah begini rasanya punya istri, aku jadi tidak sabar."

Meera mencium pipi Alex. "Aku tau kau lebih tidak sabar dalam hal lain." Bisiknya menggoda.

"Kamu yang memikirkannya juga hm?" Alex memeluk pinggang Meera.

"Ayo kita terlambat sayang."

"Tidak mau menciumku dulu?" Alex mendekatkan bibirnya ke wajah gadisnya.

Meera mengelak, "Tidak. Nanti saja, aku benci terlambat." Meera melepaskan pelukan Alex, mengambil jas dokternya. Melangkah ke pintu kamar.

"Aku akan meeting dulu sebentar." Teriak Alex. Gadisnya telah lenyap dibalik pintu kamar.

Di tengah acara workshop yang berlangsung. Muncul pria berpakaian rapi dengan jas mahalnya memasuki ballroom Hotel membuat semua orang yang berada disana berdiri dari duduknya. Karena pemilik rumah sakit itu baru muncul untuk pertama kalinya.

Alex menghampiri meja bundar yang berada paling depan, tempat Meera berdiri. Meera menyambutnya dengan senyuman termanis. Alex merangkul gadisnya mencium pipi Meera mesra. Semua mata tertuju pada pasangan itu, tak terkecuali mata abu abu yang terlihat menusuk menatap pasangan yang tak jauh dari dirinya.

"Baiklah kata sambutan dari pemilik seluruh cabang Varo hospital di dunia. Dengan hormat Bapak Alexander Sebastian Alvaro mohon menaiki podium." Pembawa acara mempersilahkan Alex menaiki podium untuk memberi kata sambutan.

"Selamat malam semua, Terima kasih telah berkenan hadir ......" Alex melanjutkan kalimatnya seperti kata sambutan pada umumnya.

"Saya ingin mengenalkan pada kalian semua, calon istri saya dokter Ameera Chayra Rogan yang baru saja menjabat sebagai direktur Varo Hospital."

Meera menghampiri Alex disambut tepuk tangan meriah dari semua orang yang ada disana kecuali Darel.

"Dokter Meera ini cinta pertama saya, terpisah bertahun tahun lalu tapi takdir mempertemukan kami kembali. Jangan coba mengambilnya dari saya, kalau kalian melihat ada yang mengganggunya jangan sungkan laporkan pada saya." Alex tersenyum menggoda melirik Meera, disambut gelak tawa seisi ruangan.

AmeeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang