Siap-siap Baper luv!
Dengan sangat terpaksa Meera menuruti keinginan Alex untuk pulang ke rumah. Setelah menemani Alex makan siang, Meera akan kembali ke Varo hospital untuk menghadiri rapat, tapi bayi besarnya itu tidak mau ditinggal sedetikpun.
"Sayang aku pergi sebentar aja."
"Sebentarnya tiga jam?"
"Aku usahakan lebih cepat sayang."
"Aku sudah hubungi dokter Gio, kamu tidak bisa hadir dan dia mengiyakan."
Meera berdiri dari ranjang Alex, bersedekap dada, wajar saja dokter Gio mengiyakan, yang memintanya Alex.
"Kamu gak bisa seenaknya Alex. Aku akan pergi walaupun kamu gak izinin." Meera beranjak keluar kamar Alex, tanpa menghiraukan teriakan prianya.
Meera tengah serius rapat dan mendengarkan bawahannya menjelaskan susunan acara workshop tahunan Varo Hospital.
"Ehm"
Seketika semua yang hadir menoleh ke arah pintu. Dengan angkuh dan dinginnya Alex masuk ke ruangan rapat. Menyuruh dokter Gio pindah tempat. Lalu duduk disebelah Meera.
"Alex kenapa kesini kamu kesini? Kamu belum pulih sayang." Meera berbisik.
"Saya pemilik Varo hospital jadi saya berhak ikut rapat ini." Alex juga berbisik.
Shit!!
Alex marah dengan sikap formalnya.
Meera berusaha tenang, melanjutkan rapat, tidak pedulikan Alex disampingnya. Rapat berlangsung dua jam lebih. Meera terlihat sangat lelah, tidak menyangka jadi direktur rumah sakit sangat menguras energi.
"Alex, kita pulang ya." Meera bertanya pada pria disebelahnya hanya berdua di ruangan itu karena Alex yang menyuruh yang lain keluar.
"Dokter Meera, saya atasan anda jadi berprilaku sopanlah."
Meera berdehem menahan amarahnya, pria ini benar-benar menguji kesabarannya.
"Baiklah Pak Alex, kalau begitu saya permisi dulu." Meera bangkit dari tempat duduknya.
"Saya tidak mengizinkan, ada hal yang mau saya bicarakan."
Meera mengepalkan tangannya ingin sekali memukul pria menyebalkan ini. Tapi sebisa mungkin dia tersenyum. "Oh iya Pak, ada apa?"
"Saya perhatikan anda terlalu sibuk mengikuti rapat. Jadi untuk selanjutnya anda jangan sering mengikuti rapat ini. Saya sudah bicarakan dengan dokter Gio."
"Maaf ya Pak, saya tidak keberatan karena ini tanggung jawab saya. Mohon Pak Alex bersikap profesional."
"Saya rasa calon suami anda tidak suka kalau anda terus sibuk seperti ini."
"Dia pria yang baik dan pasti akan mengerti kalau saya harus bekerja sesuai tanggung jawab saya. Permisi." Meera pergi dengan menghentakkan kakinya. Mengumpat dalam hati tanpa henti.
***
Meera menggeliat saat mendengar bunyi alarm nya, hari ini dia ada jadwal seharian penuh di empat tempat. Tapi saat Meera sudah mematikan alarm nya dia berbalik ke arah sisi lainnya.
"Alex!!! Kenapa tidur disini?"
Alex yang mendengar teriakan Meera segera membuka matanya, menatap gadisnya yang tengah murka dengan tatapan elangnya.
"Baby, aku mau istirahat jangan teriak." Alex menarik tubuh Meera berbaring ke pelukannya.
"Lepas Alex, kita belum menikah jangan seenaknya kamu tidur disini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ameera
ChickLitJanji yang tak boleh ingkar tapi kamu menghilang, bagaimana aku menagih janjimu? Jika cinta hanya tentang bagaimana kita berjuang, lantas apakah kamu pantas ku pertahankan? Tak perlu kamu banyak bicara kalau hanya membuat luka Aku memiliki sebuah pr...