-𝑔𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑒𝑟, 𝑔𝑢𝑎 𝑝𝑎𝑘𝑒 𝑐𝑒𝑙𝑎𝑛𝑎-

4.6K 664 33
                                    



-Happy reading 🍁
-sorry for typo(s)

🍑

Jika dulu sikembar berangkat sekolah naik scooter, sekarang mereka naik sepeda. Bisa saja Papa antar jemput setiap hari, tapi atuh males Papa mah, kalo ga ujan Papa ga mau antar ataupun jemput, katanya belajar mandiri lah, udah di modalin sepeda ini.

"Pak, anterin dong, ihh Asaa males goes, capee"

Adrian menggeleng seraya memasukkan botol minum ke dalam tas sikembar masing-masing, "kan Papa harus cari uang dek, ini juga udah kesiangan, kamu si kalo di bangunin susah banget"

"Tau tuh, ileen mah udah mau selese mandi, si Asaa teh masih ngegulung di bawah selimut" timpalnya greget, membenarkan tas di punggungnya

"Udh ihh, nanti malah nangis" celetuk Agam diakhiri kekehan kecil dan tangannya yang mencubit gemas pipi si adik

"idan mau idan mau, cubit pipi idan dong Agam"

Dengan senang hati Agam mencubit gemas pipi Aidan "ga berubah ihh idan mah"

"Hehe kan idan mah bukan Ironman, ya ga bisa berubah atuhlah"

"Ironman emang berubah? bukannya power rangers yang berubah?" Timpal ileen

"Beru—"

"Etdah bocah, buru sana berangkat, nanti telat di strap guru"

Sikembar mengangguk, kemudian meraih tangan si Papa bergantian untuk salim.

"Sekolah yang bener, jangan nakal terus di sekolah kasian temennya, Asaa jangan gombalin Bu Guru terus"

"dihh, ga pernah, orang Asaa cuman bilang Bu guru cantik kaya zazkia gotik"

"Nih pak, kelakuan anak mu, coba bayangin dia bilang kaya gitu waktu Bu guru lagi nulis di papan tulis, tiba-tiba banget berdiri buat ngatain Bu guru kaya zazkia gotik, salting engga berubah maung iya Bu gurunya" cerita Aileen bersungut-sungut

"Bener tuh, orang yang di katain guru killer di sekolah, langsung di jewer dia pak, hahaha pas istirahat nangis di toilet" Agam terkekeh setelah melanjutkan cerita Aileen

Adrian tak bisa tak tertawa terbahak membayangkan anak ayamnya tiba-tiba berdiri buah ngatain Bu guru mana endingnya di jewer.

"Bhahaha anak siapa si lu dek, hahaha"

"ishh, malah ketawaa si Bapak, udah ahh Asaa mau berangkat. Assalamualaikum"

"Kita juga deh Pah, Papa hati-hati ke kantornya yaa" ujar Agam

"Iyaa, kalian juga, goes sepedanya jangan ke jalanan besar, takut kenapa-napa"

"Iya, Assalamualaikum, Papa"

"Waalaikumsalam, jagoan Papa"

Sikembar mengayuh sepedanya keluar pekarangan rumah, sebelum itu melambaikan tangannya pada Papa yang berdiri di ambang pintu dengan senyum tipisnya yang mampu membuat sumur di pipinya terlihat.

"Dadahh Papa ian!!"

"Iyaaa, dadah"

Adrian menghela nafas setelah anak-anak ayamnya sudah tak terlihat lagi, dirinya buru-buru mengunci pintu dan memasuki mobil untuk segera pergi bekerja.

Selama ini tidak ada yang berubah dari kebiasaannya dan sang putra, ahh ada, sikembar kadang suka nolak kalo Adrian mau cium atau peluk di depan teman-temannya, katanya malu kan adek udah besar.

[9] Rafan's Daily || 𝙽𝚌𝚝⁰⁰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang