-𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 𝑟𝑒𝑏𝑢𝑠-

4.1K 639 75
                                    




-Happy reading 🍁
-sorry for typo(s)


🍑

Malam-malam abis sholat magrib, Adrian masuk ke dapur, mengambil panci kecil dan diisinya air lalu di letakkannya di atas kompor tak lupa menyalakan kompor, setelahnya memasukkan dua butir telur ke dalam panci

Ckck Adrian Adrian, lama-lama telor jadi makanan pokok kayanya

"Lalalalala telor lagi telor lagi"

Adrian bersandar di meja pantry sembari menunggu telurnya matang seraya memainkan ponselnya, membalas pesan-pesan dari karyawan-karyawannya, sarung masih melilit di pinggang, peci masih bertengger ganteng di kepala

"Aidaaaannn, lo apain Ayam gua!! Huaaa, Papaa!!"

"dihh Idan ga ngapa-ngapain, Ayam yang salah, dia deket-deket Idan ya Idan cantelin aja di jendela"

Adrian mengerling malas, meletakkan ponselnya di meja dan berjalan menaiki tangga dengan malas, kemudian membuka pintu kamar si kembar menggunakan kaki sementara kedua tangannya bersidekap dada, "Tante Irma sampe pindah gara-gara ga tahan sama teriakan kalian, ada apa lagi si brader?"

Agam berhenti sabetin Idan pake sarung, Asaa juga langsung sembunyiin Ipad-nya di bawah bantal, Aileen cuman lirik aja, dia dari tadi cuman duduk bersila di atas kasur menikmati keributan, mereka baru aja selesai jamaah magrib, malahan masih pada pake baju koko, rambut aja masih basah air wudhu, malaikat aja kayanya belum kelar nyatat amal baik

"Ayam Agam di taro di jendela coba sama Idan, kalo jatoh terus mati gimana, kasian lah"

"Kucing punya sembilan nyawa, tenang aja" celetuk Asaa

"Nah bentul tuh, parnoan amat, lagian si Ayam juga ga masalah"

"Ga masalah karena dia ga bisa ngomong coba kalo bisa, udah tuntut Idan ke pengadilan kali, dengan tuduhan percobaan pembunuhan, iya kan Pah?" timpal Aileen

Adrian menghela nafas diambang pintu, melihat betapa berantakannya kamar bujang-bujang kasepnya itu, "ganti baju, turun, jangan ngedekem mulu di kamar, abis magrib dengerin ayat suci dibawah, jangan asik ribut mulu di gedein, ga enak sama tetangga"

"Iya papa, sorry"

"It's okay, papa tunggu di bawah, papa lagi rebus telor"

"Ihh mau!!"

Adrian mengernyit, "beneran mau?"

Si kembar mengangguk kompak, "hu'um, mau"

"Kuningnya dimakan loh jangan putihnya doang, papa ga mau jadi tong sampah lagi"

Si kembar kompak menggeleng ribut, membuat Adrian mengerling malas, "jadi mau nggak?"

"Asaa mau telor tapi putihnya aja, kuningnya enggak"

"Ileen juga gitu, putihnya aja"

"Idan mau nyoba kuningnya tapi satu gigit aja"

"Agam mau telor putih pake soda, oke papa?"

"Heleh yaudah, papa rebusin, soda no, oke Agam?"

"Pelit ihh"

"Ya"

"Dih"

....

Membawa mangkuk kecil berisi enam butir telur tanpa kulit, Adrian berhasil membuat empat anak ayam yang lagi gelut di ruang tengah jadi duduk anteng

[9] Rafan's Daily || 𝙽𝚌𝚝⁰⁰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang