-𝐽𝑎𝑑𝑖𝑛𝑦𝑎 𝑏𝑒𝑙𝑖 𝑐𝑖𝑙𝑜𝑘 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖-

1.8K 334 40
                                    


-happy reading 🌼
-sorry for typo(s)


🍑

Hari paling bikin Adrian pusing adalah hari hujan. Bukan nggak seneng hujan, tapi kalo hujannya pagi-pagi, Adrian bingung gimana anterin si kembar ke sekolah. Anak Adrian kan empat.

Kayanya Adrian lupa punya mobil dan payung polkadot legendnya itu.

Pagi ini, sangking paniknya karena Adrian sendiri bangun kesiangan, Adrian lupa kalo empat adik kembarnya semalam menginap. Apa hubungannya? Ya Adrian lupa kalo dia bisa menggunakan jasa si kembar dengan gratis.

"Cepetan dong Dek, aduh udah siang loh ini. Itu gelap karena mendung ujan, bukan karena masih pagi."

"Ai, pake beltnya yang bener. Itu nanti celana kamu bisa melorot kalo begitu pakenya."

Yang di tegur mendengus, menatap Papanya yang protes tanpa mau membantu, "Udah bener ini loh. Ai pakenya di pinggang, bukan di kepala," gerutunya.

Adrian yang lagi cari kaus kaki punya Agam, menoleh pada si kecil Ai, menghela napas sebelum menghampiri si ketiga itu. Adrian membantu Aidan memakai sabuknya. Anak itu memakai sabuk di luar celana, jadi beneran pinggangnya yang disabukin, bukan celananya.

"Bener di pinggang, tapi ini sabuk gunanya buat nahan celananya, biar rapi."

Aidan merengut, sembari memerhatikan Papa yang sedang membenarkan ikat pinggangnya.

"Pah, mana kaos kaki Agam?"

Kini Adrian beralih pada si kedua, yang berada diambang pintu kamar sudah rapi dengan seragamnya, tapi rambutnya belum disisir.

"Nggak ada yang Abang mau. Pake yang lain aja sih, sama aja kan kaos kaki mah fungsinya. Kamu pake kaos kaki yang ada garisnya juga nggak bisa bikin kamu terbang, Bang."

"Nooooo, Agam maunya yang ada garisnya."

Adrian berdiri, sembari memijat pelipisnya pun mengusak surainya. Ia berjalan kembali pada nakas yang memang digunakan untuk menyimpan pakaian-pakaian kecil.

"Abang sama Ai ke bawah dulu sana, sarapan. Olesin selainya ke rotinya sendiri, tapi jangan setengah jar kalian olesin ke rotinya, ngerti?"

Agam mengangguk, begitupun Aidan. Keduanya melangkah pergi untuk ke ruang makan terlebih dahulu.

"Adek!! Papa suruh kamu mandi, bukan tidur lagi di kamar mandi!!" Teriak Adrian, ditengah kegiatannya mencari kaos kaki bergaris milik Agam.

"Ahza!!"

"Iya!! Asaa lagi mau mandi ini!!"

"Baru mau mandi?! Dari tadi ngapain?!"

"Asaa butuh bengong dulu Papa nih!!"

Kembali Adrian hela napasnya. Si bungsu itu paling susah bangun, kalo mandi juga paling lama. Kalo nggak main air ya bengong dulu. Adrian jadi nggak heran kenapa si bungsu itu aneh, setan kamar mandi dia ajakin buat nempelin badannya ya begitu.

"Pah, baju Abang kapan disetrikanya? Kata Papa Abang suruh tunggu di tempat setrika, tapi Papa lama banget."

Aduh... Pecah pala Adrian.

"Maaf Bang, Papa lupa. Ini adek kamu minta pake kaos kaki bergaris. Kalo udah dicuci nggak mau beresin ke tempatnya ya gini, kalo mau dipake gatau kemana."

Aileen, masih dengan badannya yang dililit handuk sebatas pinggang, menggaruk pipinya melihat grasak grusuknya Papa cuman karena nyari kaos kaki. Isi lemari udah hampir dikeluarin.

[9] Rafan's Daily || 𝙽𝚌𝚝⁰⁰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang