-𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑖𝑛 𝑎𝑗𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑘𝑢𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑘𝑠𝑜-

4.4K 699 22
                                    




-Happy reading 🍁
-sorry for typo(s)


🍑

Pagi ini Adrian dibuat dilema berat, antara ngasih izin sikembar buat ga sekolah atau engga. Harusnya yang ga bisa berangkat sekolah cuman sibungsu yang tiba-tiba demam, tapi yang tiga minta ngelibur juga, kata idan mah gini—

"Kan kita satu paket, pah. Ga bisa dipisah satu-satu gini, ga baik nanti jadi jerawat"

"Gaada sangkut pautnya sama jerawat, ngarang aja kamu mah. Sana cepet mandi, atau mau Papa mandiin beneran?"

Tanpa disangka Aidan malah mengangguk, "iyaa mau, Idan mau dimandiin Papa lagi, pleaseeee" ujarnya, dengan kedua tangan menggenggam didepan dada dan kaki yang berlutut, gaya memohon khas andalan Aidan akhir-akhir ini.

Adrian mengerling, menyambar handuk di pegangan lemari, "cepetan, nanti si bontot keburu bangun, ribet"

Adrian berjingkrak girang, sampai mencium pipi Aileen dan Agam yang baru aja duduk ngumpulin nyawanya.

Aidan lagi rindu banyak-banyak jadi anak kecil yang dimanjain Papa, walau sekarang juga masih dimanjain ampun-ampunan, tetep aja ada yang beda, soalnya banyak yang bilang Aidan sama kembarannya yang lain udah pada gede. Pokoknya engga, Aidan mau jadi bayinya Papa terus, sesuai permintaan Papa, tapi kalo lagi khilaf nanti katanya Aidan bisa belok ke jalan lurus.

"Ileen sama Agam, mandi juga yaa" ingat Adrian sebelum keluar kamar

Dua kembar mengangguk, namun tak kunjung beranjak, malahan beringsut ke sebelah Asaa dan bersamaan memeluk si bungsu dari kanan kiri, membuat siempu mengulet kecil "jangan sakit" gumam keduanya

....

Sementara itu, Aidan sudah ada di bathtub nya, matanya merem karena Papa lagi sampoin rambutnya.

"Manja banget kenapa si? Minta di mandiin mulu, padahal udah bisa mandi sendiri"

"Kan mumpung masih ada Papa, Aidan kan mau jadi bayinya lama, nanti kalo Idan udah besar banget Papa nangis"

Adrian berdecak, masih dengan tangannya sibuk memainkan rambut Aidan yang terdapat busa sampo, "seneng ga sih jadi anak Papa?" Tanyanya tiba-tiba

"Gatau, tapi dari dulu Papa itu Papa the best nya kita, pokoknya gaada gantinya"

Adrian tentu saja tersenyum bangga mendengarnya, bahkan membusungkan dadanya, "sudah tidak diragukan lagi pemirsa"

"Apanya Papa? eh ini perih ihh, Papa yang bener dong"

Aidan buru-buru mengucek matanya yang tadi ga sengaja melek dan malah kena sampo, tapi Adrian menahan dan membasuhnya dengan air.

"Orang disuruh merem malah melek, ya gini jadinya kalo ngga dengerin orang tua ngomong"

Aidan mengerucutkan bibirnya, "orang Papa yang bikin penasaran, ya Idan kan penasaran jadinya mau liat"

"Banyak pula alasan kau mail"

"Banyak pula alasan kau mail"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[9] Rafan's Daily || 𝙽𝚌𝚝⁰⁰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang