-𝐵𝑜𝑐𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑙𝑒𝑘 -

2.7K 532 81
                                    

-Happy reading 🍑
-sorry for typo(s)

🍑

Pulang dari les yang juga di jemput Papa, si kembar langsung mandi dan makan, walaupun makannya harus di paksa dulu sama Papa.

Dan sekarang selesai makan, si kembar cuman lagi duduk-duduk aja di ruang tengah, sambil main iPad masing-masing. Sementara Papa sendiri baru aja selesai mandi juga keramas.

"Nggak ada tugas dari sekolah Dek?" Tanya Adrian, seraya mengusak-usak rambutnya yang basah menggunakan handuk

"Ada, tapi nanti malem aja di kerjain" balas Aidan

"Kenapa nggak sekarang aja, biar nanti malem udah nggak ada tanggungan tugas lagi, nanti bisa santai jadinya, kan?" tanya Adrian lagi, kali ini seraya mendudukkan dirinya di samping si bungsu duduk

"Kenapa malah geser Dek" kernyit Adrian, kala si bungsu malah menggeser duduknya

Tiga kembar yang mendengar langsung mendongak, sama-sama menatap Asaa yang masih fokus pada Ipadnya.

"Di tanya Papa Sa" tegur Aileen

"Enggak, sempit aja makanya Asaa geser"

Adrian terkekeh kecil, hendak mengusak surai si bungsu, tapi anaknya malah menghindar.

"Asaa lagi nggak mood, jangan sentuh-sentuh" ujarnya

"Sini Pah duduk samping Idan aja" celetuk Aidan, dan Adrian tanpa berpikir panjang langsung mengangguki, menurut berpindah duduk di samping Aidan, dan dengan iseng menempelkan rambutnya yang basah pada pipi si kecil, "Adeknya sensi mulu ya Bang"

Aidan terkikik geli, "tau, baru puber kali" cicitnya

Asaa hanya mengerling malas mendengarnya, pubertas dari mana, kalo puber ya paling bareng, kan mereka kembar, begitulah kira-kira isi kepala Asaa sekarang.

"Kembar!! Sepedaan yuk!!"

Mendengar teriakkan teman-teman dari luar, si kembar langsung berlari keluar, meninggalkan Ipadnya di sofa begitu saja.

"Ayokkk!!" Balasnya dengan girang

"Heh, Papa belum izin ya!! Jangan sepedaan Rafan, baru pulang, masih capek!! Rafan!? Adek?!" Teriak Adrian, kala si kembar dengan begitu saja berlari keluar dari rumah

"Papa bagi duit!!"

"Gaada" sinis Adrian, melengos saat si kembar kompak kembali ke ruang tengah dan menyodorkan satu tangannya di depan wajah Papa

"Papa Ian ganteng deh, Asaa pijitin deh nanti, bagi duit ya pak ya, janji kali ini aja please" rayu si bungsu

Raut wajah Adrian semakin masam, "halah, janjimu busuk dik. Gaada, Papa lagi bokek"

"Ihh pelit, bye!!" Kesal Asaa, dan dengan kesal pula pergi begitu saja, lain dengan tiga lainnya, yang masih setia berdiri di depan Papa dengan senyum merayu

"Nggak mempan demi apapun" ujar Adrian

"Lima puluh"

"Nggak"

"Tiga puluh"

"Tetep nggak"

"Ya ya ya dua puluh deh, please Papa buat Idan jajan"

"Iya Pah, Agam juga, dua puluh aja deh please ya"

"Dua puluh ribu doang Pah, ada deh Ileen yakin. Buat beli minum nanti di jalan kalo haus, ya Papa ya"

Adrian berakhir menghela nafas panjang, menatap malas si anak-anak ayam, "iya iya, awas Papa ambil dulu. Duit mulu bocah sekarang" gerutunya seraya berdiri untuk mengambil uang di kamar

[9] Rafan's Daily || 𝙽𝚌𝚝⁰⁰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang