-𝑠𝑖 𝑖𝑎𝑛 𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑔𝑎𝑙𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔-

3.6K 632 54
                                    


-Happy reading 🍁
-sorry for typo(s)

( ◜‿◝ )

🍑

Adrian sama si kecil Aidan awalnya lagi tidur, si Papa masih kelonin anak lanangnya yang kalo lagi sakit emang semuanya selalu harus nempel terus sama Papa, tapi Adrian reflek membuka mata kala ada si kecil lain yang memeluk

"Eh adek, udah pulang ya" ujarnya, menoleh ke belakang di mana ada Aileen, Agam juga Asaa

Ketiganya mengangguk, bibirnya tiba-tiba kompak mencebik, membuat Papanya juga Omnya terkekeh

Adrian mendudukkan dirinya, turun dari ranjang dan membenarkan selimut si kecil Aidan terlebih dahulu, baru dia menatap tiga kembar lain

"Kenapa manyun gitu bibirnya, itu Asaa kenapa coba? Sampai berdarah gitu dek?"

Bukannya menjawab, si bungsu malah memeluk lagi sang Papa, mendusel di perut Papa. Adrian juga mau marah ngga jadi, jadinya malah meluk semuanya, di tariknya Aileen juga Agam agar ia peluk juga. Si kembar kalo yang satu sakit biasanya suka pada manja gini, tiba-tiba peluk, atau minta peluk

"Ketemu om John enggak tadi di bawah?" Tanyanya, seraya mengusap-usap kepala si putra kecil

"Ndak, ketemu om Lian aja itu, ini di jajanin Agamnya, Asaa sama Ileen juga" timpal Agam

Adrian mengangguk, si kembar juga meringis, kemudian melepas pelukannya

"Aidan kenapa itu Papa?" Tanya Asaa

Bukannya menjawab, Adrian malah mencubit pipi Asaa, "tanya Asaa dulu, ini keningnya kenapa? Main apa di sekolah"

Asaa meringis, bertepatan dengan pintu ruangan yang di buka, menampilkan wajah para om, ada om Temi, om John, om Drian sama om Doni, di tambah om Lian yang ada di ruangan, jadi selain si Abang kembar sama om Arya, Omnya si kembar ada semua di sana

"Om Temi bawa ice krim"

"Om John bawa donat"

"Om Drian bawa ayam tepung"

"Om Doni bawa ice boba"

Si kembar langsung berbinar, lain dengan papanya yang malah mengerling malas

"Ileen mau donat sama ice krim sama ayam sama boba"

"Mau semua itu atuh bro, kecil-kecil lambungnya karet ya Abang kecil" ujar Johnny, mengusak gemas surai lepek si keponakan

Tapi gemasnya para Om langsung teralihkan saat melihat luka di kening si bungsu Rafan, yang kini udah anteng makanin donat, sampe belepotan malah

"Asaa kenapa keningnya?" Tanya Doni, menyibak surai yang menutupi kening si keponakan

Asaa berhenti mengunyah, mengerjap saat para omnya juga Abang kecil menatapnya, saat sadar situasi, Asaa langsung menjauhkan kepalanya dari om Doni, yang sejujurnya udah telat, ini virus ngebug bapake udah nular parah

"Kenapa dek? Jatuh? Atau ada yang jailin?" Tanya Temi

"Hehe ini tadi Asaa ngga sengaja ke dorong sama temen, terus jatuh, eh malah kena kursi, jadi baret deh" ujarnya, meringis seraya membenarkan posisi duduknya, tidak nyaman sebenarnya di tatap banyak orang, bahkan setelah mengatakan itu, bungsu Rafan itu langsung menatap Papa, mencebik, masih dengan separuh donat di tangannya

Adrian terkekeh kecil, kemudian menghampiri si kecil, memeluknya agar bungsunya itu tidak merasa terintimidasi

"Ngga sengaja atau sengaja? Bilang sama Om, siapa yang ganggu keponakan Om?" Ujar Johnny, malahan jadi kesal si Om

[9] Rafan's Daily || 𝙽𝚌𝚝⁰⁰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang