-𝑃𝑎𝑝𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝐴𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙-

1.7K 298 40
                                    



-happy reading 🌼
-sorry for typo(s)


🍑

Adrian pergi menjemput dua kembar setelah ia menghubungi Arya untuk minta tolong datang dan jagain dua kembar lain di rumah sakit. Anak kembarnya itu sudah kesal dengannya karena tidak dibiarkan pulang selepas pulang sekolah, Adrian malah mengantar si kembar Abang ke tempat les. Udah tau dari pagi aja anaknya itu udah ogah ogahan berangkat sekolah karena nggak mau jauh sama adeknya, ini malah ditambah lama lagi waktunya di luar.

Ya gimana ya, les kan juga bayar. Ketemu adeknya kan bisa nanti pulang les, sampe besok bahkan masih bisa.

Adrian keluar dari mobil kala melihat dua jagoannya terlihat keluar dari gedung tempatnya les basket. Adrian terkekeh saat dua putranya itu langsung menampilkan wajah murung kala melihatnya.

"Hahaha mukanya ditekuk gitu kenapa sih?" ledeknya, seraya merentangkan tangannya untuk memeluk si kembar, yang walaupun kesel tapi tetep peluk Papanya.

"Kesel Abang sama Papa," dengus Aileen.

"Agam juga. Katanya pulang sekolah bisa ketemu Adek, taunya enggak!! Papa malah anter kita les basket," ujar Agam juga, dengan nada seprotes itu yang malah buat Adrian tergelak.

"Udah bisa marah-marah begitu ya," kekehnya.

"Bisa lah, Agam kan bukan anak peri," ujarnya, melengos seraya bersidekap dada. Pose merajuknya masih sama seperti Agam kecil. Melengos, tangannya dilipet di depan dada, terus bibirnya manyun.

"Biasanya sih harusnya ibu peri ya Dek buat perumpamaan mah," koreksi Adrian.

"Orang Agam bukan ibu ibu, Agam kan anak, ya anak peri lah jadinya."

Adrian mengangguk-angguk dengan kekehan meledeknya.

"Oiya iya begitu ya Adek?"

"Hahaha Papa jangan gitu ah, Agam kalo ngambek lebih susah dibujuk tau," cicit Aileen.

Adrian pura-pura melotot tidak percaya, "Masa? Bukannya dikasih jelly udah nggak ngambek?"

Aileen tertawa, sampai kepalanya mendongak ke belakang, "Iya ya ahahaha Agam muka doang yang galak tapi dikasih jelly langsung berubah kaya bayi," tawanya.

"Iya kan Abang. Galaknya kalah sama jelly."

Agam semakin mengerucutkan bibirnya, menatap sinis Abang dan Papanya.

"Terusin aja deh, males," gerutunya.

Aileen mencubit pipi Agam karena gemas, mencubit keduanya dan menariknya ke samping agar bibir bebek adiknya itu berubah jadi senyum.

"Iya iya maaf adeknya ileen yang paling lucu."

Adrian terkekeh geli, Aileen ini kecil tapi kalo sama adek-adeknya berasa besar padahal mah tetep kecil, adeknya dibayiin mulu sama si Abang.

"Ayo pulang, tapi kita jalan-jalan dulu sebentar sebagai permintaan maaf Papa."

"Ah gamauuuu, Ileen mau pulang aja ketemu Adek," tolak Aileen cepat.

"Agam juga, Papa jangan pisahin kita lama-lama, nanti kita nggak kembar lagi," ujarnya sungguh-sungguh.

"Mana bisa gitu badut dino, mau pisah seribu tahun kalo kembar ya tetep kembar. Ayo lah, masa nggak mau jalan-jalan sama Papa. Gamau apa bebas jajan tanpa diberisikin adek-adek?"

"Mau sih," cicit keduanya.

"Yaudah ayo, Adek udah ada om Arya kok, ada Agler juga."

"Sebentar aja ya tapi," negonya.

[9] Rafan's Daily || 𝙽𝚌𝚝⁰⁰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang