-𝐵𝑒𝑠𝑡 𝑓𝑟𝑖𝑒𝑛𝑑 𝑓𝑜𝑟𝑒𝑣𝑒𝑟 -

3.2K 509 76
                                    

-Happy reading 🍑
-sorry for typo(s)

🍑

Kembali ke Jakarta lagi, dan kembali pada rutinitas seperti biasa. Papa kerja dan si kembar sekolah

Pagi ini, lima Rafan sudah siap dengan pakaian rapi masing-masing, ritual sebelum berangkat kerja dan sekolah tentu saja harus sarapan dulu. Si kembar dan Papa sudah ada di ruang makan, hampir selesai memakan sarapan masing-masing, walau hanya roti selai panggang.

"Hari ini ada les nggak Pah?" Tanya Aileen

"Mmm sebentar Papa liat jadwalnya dulu" ujar Adrian, seraya melihat jadwal harian si kembar di Ipadnya, "ada Bang, lesnya Abang Leen sama Abang Agam. Mau hari ini aja apa di ganti jadwalnya Minggu depan?"

Aileen menatap Agam sebelum menjawab, meminta persetujuan si adik terlebih dahulu, "gimana Agam?"

"Eum? Agam mah terserah aja, les basket kan Pah?"

"Iya Bang"

"Nggak usah di ganti kalo Agam mah, lagi nggak capek juga. Ileen gimana?" Tanya Agam balik pada Aileen

"Ileen ngikut"

"Asaa ngikut juga" celetuk Asaa ikut menimpali

Abang kecil menoleh bersamaan pada si bungsu, dan Aileen dengan reflek mencubit pipinya karena gemas, "Asaa nggak di ajak wleee"

"Ihhh kenapa?"

"Kan basket cuman Aileen sama Agam aja Asaa. Asaa sama Idan tau" timpal Aidan

"Oh iya ya. Tapi mau ikut ah, mau liat aja Asaanya"

"Nggak boleh" cicit Aidan

"Kenapa sih" dengus Asaa

"Ya enggak boleh, Asaa sama Idan aja, pulang terus bobo" ujar Aidan, seraya mengunyah rotinya dengan santai

"Nggak. Asaa mau ikut Ileen Agam"

"Nggak boleh."

"Boleh!!"

"Enggak"

"Boleh boleh bolehhhhhhh!!"

Adrian menghela nafasnya, tersenyum paksa juga menggaruk pelipisnya, "Aidan.." 

"Hehe peace Papa, abisan seru jailin Asaa"

Adrian mendengus kecil juga mengerling malas, "seru buat kamu, buat Papa? Pusing Dek Papa denger kalian adu mulut mulu, mana suka nggak tau waktu, mau tidur tinggal merem aja harus adu mulut dulu, kalo belum nangis adeknya belum berhenti kamu"

"Hehe, lucu sih kalo nangis jadi pipi tomat"

"Ngeselin huuu, ga friend kita" dengus Asaa

"Ya emang bukan friend, kan kita twin"

"Gak. Jangan ngomong. Diem. Asaa sebel!!"

"Hahaha kan, Idan menang lagi, Asaa udah kesel duluan"

"Gak!!"

"Menang"

"Gak!!"

"Kata Idan mah menang"

"Enggakkkk!!! Papa ngeselin!!"

"Lah kok malah jadi hamba ya dik"

"Bodo, Asaa berangkat, bye"

Asaa berdiri dari duduknya, menyambar dengan kesal tas sekolahnya, kemudian dengan kaki yang di hentakkan karena kepalang kesal, Asaa berjalan pergi ke luar rumah, membuat Papa juga tiga kembar terkekeh melihat tingkah si bungsu

[9] Rafan's Daily || 𝙽𝚌𝚝⁰⁰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang