-𝐼𝑠𝑖𝑛𝑦𝑎 𝑛𝑔𝑜𝑚𝑜𝑛𝑔𝑖𝑛 𝑃𝑎𝑝𝑎-

2.3K 325 53
                                    



-happy reading 🌼 
-sorry for typo(s)


🍑

Adrian sedang ada di dapur sekarang. Tadi si kembar minta makan. Kebetulan Adrian baru beli bahan makanan, jadilah sekarang si Papa ada di dapur dengan apron pink barunya, apron hadiah dari kelas memasak.

"Papa mau bikin apa?" Tanya si bungsu, berjalan mendekat ke arah dapur. Sementara si kembar tiga ada di ruang tengah lagi nonton televisi.

"Telor ceplok," balas si Papa.

Asaa sudah menumpukkan kedua tangannya di meja bar, melihat Papa di seberang yang sedang memotong-motong wortel.

"For real Papa?"

"No Adek, for fake," balasnya becanda, tapi berhasil membuat si bungsu mengerling malas mendengarnya.

"Enggak lah. Papa mau bikin sup ayam," ujarnya, dengan ringisan bangganya.

Asaa mengangguk-anggukan kepalanya beberapa kali, "Oke deh, yang enak ya Papa," ujarnya, kemudian berlalu pergi begitu saja.

"Nanya begitu doang Dek?"

Asaa menoleh tanpa menghentikan langkahnya, "Iya. Emang Papa mau Asaa ngapain selain tanya?"

"Ya enggak. Tapi basa basi kamu, basi banget Dek."

Asaa mengendikkan bahunya tidak perduli, kemudian lanjut aja jalan ke ruang tengah. Si bungsu itu langsung mengambil duduk di tengah antara Aidan dan Aileen, membuat dua Abangnya itu menatapnya.

"Kenapa harus di tengah?" Tanya Aidan.

"Eum? Nggak boleh?" Tanya balik si bungsu polos.

"Ya boleh, tapi kan kenapa harus ditengah?"

Asaa menggelengkan kepalanya tidak tahu, kemudian mengangkat kedua kakinya ke sofa, dan juga menyandarkan tubuhnya pada Aileen yang iya iya aja disenderin adeknya.

"Mau ice?" Tawar Aidan. Bocah itu lagi makan ice cream satu ember.

Tanpa menjawab, Asaa membuka mulutnya, membuat Aidan tersenyum dan menyuapkan ice cream untuk si adik. Agam yang lagi serius duduk di sofa single dengan kedua kaki berada di samping pegangan sofa, melirik dua adiknya itu, tergiur dia sama ice creamnya, "Mau juga dong Ai," pintanya.

"Abis," balas Aidan langsung. Bener-bener langsung jawab abis, padahal itu masih setengah lagi.

Asaa terkekeh. Privilege bungsu itu disayang Aidan. Kalo soal makanan, buat Aidan, Asaa doang yang boleh minta dan akan dia tawari. Yang lain? Sorry ambil sendiri.

"Pelit," dengus Agam. Tapi tetap mendekat, meraih sendok di tangan si adik, dan menyuap sendiri ice creamnya.

"Harusnya sama Abang tuh baik juga, bukan cuman sama Adek," protesnya.

"Dih, suka suka Ai lah," balas Aidan tengil.

Aileen terkekeh mendengarnya, kemudian mendorong pelan tubuh Asaa yang menyender padanya. Aileen mengambil sendok yang masih di tangan Agam, kemudian menyendok ice creamnya dan menyuapkannya ke Agam.

"Biar Abang aja yang suapin, dasar bayi," kekehnya. Aileen meletakkan kembali sendok ice creamnya, dan kembali duduk di tempatnya, membiarkan Asaa kembali bersandar padanya.

Adrian yang memang sedari tadi mencuri dengar dan mencuri pandang ke ruang tengah, tersenyum gemas. Anak-anaknya itu memang sesuatu banget.

"Kayanya kita perlu beli mainan nggak sih Bang?" Celetuk si bungsu.

[9] Rafan's Daily || 𝙽𝚌𝚝⁰⁰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang