-ℎ𝑢𝑗𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑢𝑗𝑢 𝐵𝑎𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔 -

2.8K 540 88
                                    


-Happy reading 🍁
-sorry for typo(s)

🍑

Lebaran tahun ini Adrian niatnya mau pulang kampung, udah lama juga si kembar nggak main ke Bandung, bukan karena nggak mau, tapi karena kerjaan Adrian dan sekolah si kembar yang jarang ada libur. Libur paling sehari dua hari, itu aja kadang nggak cukup buat waktu istirahat, makanya mumpung mau hari besar, Adrian sempatkan ajak anak-anak pulang ketemu Yaya Yuyu dan saudara lainnya di kampung halaman

"Ini bawa apa aja sih Pah? Bawa diri aja nggak bisa apa? Ribet banget tau harus beres-beres, kan bisa beli aja di sana baju mah"

Adrian melirik si bungsu dengan kerlingan malas, padahal Adrian udah ringanin tugas si bungsu, cuman Adrian suruh ambil baju yang mau di bawa, masalah beres-beres masukin tas biar Adrian aja, tapi gitu aja masih ngedumel anaknya

"Punya duit kamu bilang gitu?"

Kini giliran Asaa yang mengerling, seraya menjatuhkan badannya ke kasur, "duit kamu lah, kan katanya kamu orang kaya" ujarnya agak bergumam karena suaranya teredam bantal-bantal

"Hilih, orang kaya kalo anaknya modelan Asaa ya bisa bangkrut lah. Apa-apa maunya ga ribet, maunya beli baru, dikira uang datangnya dari langit apa" sewot Adrian

"Ya emang dari langit, Tuhan kan adanya di langit, Tuhan yang kasih rezeki buat manusia"

"Ya ga——halah ini bocah ya bisaan aja jawab orang tua ngomong. Udah sana keluar kalo nggak mau beberes mah, Aileen sama yang lain mah udah beres, Asaa mah ngedumel aja digedein"

Asaa langsung berdiri dari rebahan malasnya, meringis lebar, kemudian langsung ngibrit lari keluar, meninggalkan Papa dan kamar yang udah kaya kapal pecah karena baju-baju Asaa yang hampir setengah lebih keluar dari lemari

Disuruh pilih beberapa aja tapi malah di keluarin semua, bikin gawean aja bocahnya, tck.

"Bontot bontot, Papa tinggalin di hutan nangis kamu nanti"

.

Sementara itu, si kembar tiga yang dari semalem udah selesai packing karena ketiganya emang rajin dan anti males, kadang-kadang, sekarang mereka lagi main bola di halaman samping deket kolam, ga tau siapa yang ngide main bola deket kolam gitu, biasanya sih ya Aidan yang punya ide anti mainstream begitu

"Woy, join dong Asaa!!" Teriak si bungsu dari ambang pintu samping

"Way woy way woy, kita temen?! Sorry, nggak nerima bocil lelet" timpal Aidan

"Sombong!!" Timpal Asaa, seraya berlari mendekat untuk bergabung bermain bola

"Eh ini bolanya Asaa yang ada tanda tangannya kak Dimas?" Cicit Asaa, setelah Agam mengoper bolanya ke Asaa dan di tangkapnya

Tiga kembar mengangguk bersamaan.

"Yang di etalase ruang tamu?"

Dan tiga kembar kembali mengangguk, bedanya kali ini seraya melangkah mundur

"Kok...ihhhh kenapa di mainin!! Ini kan berharga banget, Asaa harus lari-lari minta tanda tangannya kak Dimas!! Ihh your stupid fuck!!"

Astagfirullah adek, no no no, istighfar nak

"M-maaf Asaa, itu, Mmm tadi kita lupa. I'm so sorry, sini biar Agam bersihin bolanya, please don't be mad at me ya, jangan marah juga sama Aileen Aidan, peace"

"No!! Don't touch!!"

Agam menghentikan langkahnya, yang tadinya hendak mengambil bola di tangan Asaa, niatnya mau Agam bersihin bolanya, karena sedikit terkena noda waktu mereka mainkan tadi

[9] Rafan's Daily || 𝙽𝚌𝚝⁰⁰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang