-Happy reading 🍁
-sorry for typo(s)🍑
Hari berikutnya berjalan seperti biasanya, sikembar yang pergi ke sekolah dan Papa yang pergi bekerja.
Biasanya Agam atau yang lainnya akan direpotkan oleh si bungsu yang tak mau membawa sepeda sendiri, maunya di bonceng, tapi pagi ini engga, si bungsu itu tanpa protes langsung mengayuh sepedanya ke sekolah, bahkan yang biasanya pagi-pagi rewel ga mau sarapan, tadi sarapannya abis tanpa sisa.
"Gausah bawa sepeda hari ini Dek, papa anter aja" kata Adrian
"Asaa mau samper Ejin Pah, jadi pake sepeda aja" timpalnya, menyalimi papa dan langsung keluar rumah untuk segera berangkat sekolah bersama sepedanya.
"Asaa, Agam temenin ya?!"
"Gausah, Asaa mau sama Ejin!!"
Si bungsu berangkat sendiri pagi itu, sementara tiga kembar berangkat diantar papa.
"Tadi pagi Idan denger Asaa nangis waktu lagi mandi" celetuk Aidan, membuat dua Abang kembarnya yang awalnya sibuk bermain iPad menoleh menatapnya, juga Papa yang melihat melalui spion
"Kok Agam ga denger"
"Kan Asaa mandi terakhir, Agam udah sama ileen turun buat sarapan"
"Nangis kenapa?" Tanya Adrian
Aidan mengendikkan bahunya, "gatau, mungkin lukanya sakit kena air makanya nangis"
Aileen menyimpan Ipad-nya di dashboard mobil, kemudian memindah duduknya menghadap papa, "Asaa aneh kan Pah, masa iya pubertas duluan, kan harusnya barengan sama kita, atau engga ileen dulu karena ileen kan Abang" katanya
Adrian memundurkan kepalanya karena Aileen menodongkan wajahnya tepat didepan dia, "kalo Abang ga mundur dalam beberapa detik, Papa ga yakin ini mobil masih bisa jalan apa harus berhenti karena nabrak orang" ujarnya
Aileen mendengus, kan dia tadinya niat serius, eh Papanya malah becanda, "serius Pah"
"Lah serius, liat, banyak kendaraan lain, bukan cuman kita"
"Iya deh, seterah Papa, jadi ini gimana? Ileen gamau ya di duluin Asaa"
Adrian terkekeh, "kamu tuh, kaya gatau adeknya aja, kan moody dia, mungkin moodnya lagi gabaik makanya aneh, nanti di sekolah di baik-baikin beliin brownies strawberry biar ga ngambek lagi"
"Ini mah Papa mau bunuh anaknya sendiri, pembunuhan berencana ini namanya"
"Bener Agam, harus segera di laporin ke polisi" timpal Aidan
Aileen di depan mengerling, "yang ada polisinya di sogok sama si Ali Imron ini" timpalnya malas
Adrian terbahak detik itu juga, "kok tau Bang, ihh perhatian banget sama Papa ya ternyata"
KAMU SEDANG MEMBACA
[9] Rafan's Daily || 𝙽𝚌𝚝⁰⁰
Humor- apakah semakin bertambah umur, akhlak Rafan akan semakin bertambah baik atau malah semakin menipis saja? saksikan kesengsaraan bapak Rafansyah Ali Adrian Nakhala hanya di channel kesayangan anda °°°° [ 8 Juni 2021 ]