Buku Biru Dan Barang Bukti

183 15 2
                                    

21 Day Anyelir


Zhusana Niren.
; 09 Maret 2020

Hari itu aku merasa sakit, menyesal dan semua ragaku hancur. Aku juga tidak pernah tahu hari ini akan hadir. Orang yang aku anggap teman, rekan tim, dia sudah menghancurkan hidup ku.

Anggara, orang yang aku anggap kakak sendiri. Telah menyakiti ku, seluruh tubuh ini dipenuhi banyak darah, akibat gorengan yang dia ciptakan.

Aku banci Anggara, Zia dan semua orang yang ada di dunia ini.

Tertanda
Zhusana Niren.

Hari itu adalah hari yang paling mengerikan. Kepala Niren berdenyut sakit. Tubuhnya seakan segera tumbang. Lalu, semuanya berubah menjadi gelap gulita.

Suara ketukan sepatu, terdengar jelas ditelinga Niren. Dua anak kecil yang sempat ia gandeng, hilang seketika. Tubuhnya terangkat oleh seseorang. Dan tiba-tiba suara itu berubah menjadi senyap.

Seorang wanita cantik terduduk di bangku dengan tangan terikat, mata terpejam dan wajah yang polos. Perlahan-lahan wanita itu mulai membuka matanya.

"Uhuk aaw, dimana aku" ucap wanita tersebut saat baru saja siuman dari pingsannya.

Seorang pria bertubuh jangkung berjalan mendekati wanita itu dangan tangan terkepal. Pria yang tak dikenal menyorotkan api amarahnya.

Dia melihat wanita itu sudah sadarkan diri. Sorot mata yang tajam tertuju pada wanita yang saat ini terduduk lemas dengan tangan terikat. Pria itu menghela napasnya, kemudian ia mengambil pisau tajam yang tergeletak tak jauh dari tempatnya berdiri.

Pria itu berjalan mendekat. Tangannya memegang pisau tajam yang akan ia gunakan untuk memenangkan taruhannya .

Langsung saja pria itu menusuk punggung nya yang terlihat sangat mulus.

"Aaaah argh sakit" ringisnya.

"Hiks hiks hiks, kumohon Siapapun kamu tolong hentikan" lanjutnya dengan suara yang lirih.

Pria itu memunculkan wajahnya di depan sang wanita sambil tersenyum kepadanya.

"Halo, Zhusana Niren."

"K-kamu," ucap Niren terkejut.

Iya, wanita itu yang tak lain adalah Niren. Ringisain kecil keluar dari bibir mungilnya. Ia, tak pernah menyangka pria yang ia temui di Anyelir akan setega ini. Beruntung Niren tak menaruh perasaan pada pria ini.

"Kenapa aku diikat, dan kenapa kau menusukkan pisau ke punggung ku ? Ayo lepaskan aku," Niren memberontak dan menangis sesenggukan.

"KA ANGGARA, AKU MOHON LEPASKAN AKU, TOLONG... TOLONG," teriak Niren.

"Tidak ada gunanya kau berteriak," ucap Anggara.

Pria ini adalah teman baik Niren di Anyelir. Seorang mahasiswa yang selalu menemani Niren. Ini balasan dari semua hal baik, yang Niren berikan kepada Anggara.

"Apa yang kau inginkan dariku?"

Anggara mendekatkan wajahnya ke telinga Niren "AKU INGIN MEMBUNUH MU"

"Kamu pasti bercanda kan, ka, kamu ngga mungkin melakukan ini sama aku."

SREETTT...

Anggara menggoreskan pisau ke tangan kanan Niren, darah segar mengalir dari tangannya.

"Aaaw sakit," ucap Niren sambil menangis.

"Kenapa kamu melakukan ini kepada ku. Bukankah kita ini teman?"

ANYELIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang