Perjuangan Anisa Dan Liana

114 10 1
                                    

Depresi adalah musuh terbesar bagi semua manusia dalam kehidupan. Melawan depresi benar-benar hal yang menyebalkan dan membuat seseorang merasa tidak nyaman.

Sumber: Google.com

•°•°•°•°•°•

Anisa Rahma Azhari seorang mahasiswi universitas ternama di Yogyakarta. Dia adalah seorang gadis yang merantau dari kota Banyuwangi ke Yogyakarta untuk menggapai mimpi menjadi mahasiswi di universitas impiannya. Untuk berjuang memasuki universitas tak semudah membalikkan telapak tangan. Ia rela belajar siang dan malam hanya untuk mimpinya.

Suatu ketika, ekonomi keluarganya mulai menurun. Ibunya adalah seorang penjual sayur di pasar, sedangkan ayahnya hanyalah seorang tukang becak keliling. Anisa terpaksa menjual handphone untuk membayar spp sekolah dirinya juga kedua adiknya.

Detik ini, suasana begitu dingin menggelitik. Menembus kulit, hingga tulang pun ikut serta merasakan ngilu akibat cuaca yang tak menentu. Anisa berjalan di bawah guyuran hujan yang mulai turun. Dengan tujuan untuk melihat namanya pada handphone teman kelasnya.

Ketika sampai di sebuah rumah teman kelas. Tubuh Anisa menggigil kedinginan. Temannya dengan berbaik hati segera mengajak Anisa berganti pakaian.

Kini Anisa diam melihat namanya yang ternyata lolos menjadi mahasiswi universitas di Yogyakarta. Dalam hati kecilnya tentu saja merasa senang, namun ia merasa tak ada harapan lagi karena ekonomi keluarga yang tak cukup untuk membiayai kuliahnya.

Namun, sepercik harap hadir ketika nominal ukt ternyata bisa disesuaikan dengan penghasilan orang tua. Dan harapan itu kembali pupus, ketika melihat nominal yang paling rendah bagi orang-orang ternyata cukup besar bagi dirinya.

"Semangat Anis, aku bantu bayar ukt pertama mu dari tabungan kuliah ku. Untuk semester kedua pihak sekolah mau membantu mu. Jadi, aku harap kamu tetap bisa menggapai mimpi dan jangan putus asa," ucap teman Anisa.

Dua semester telah ia lalu, dengan bantuan teman dan guru sekolahnya. Namun pada semester ketiga uang hasil kerjanya harus rela ia bagi untuk biaya ukt serta SPP kedua adiknya. Malam berganti pagi, Anisa tak pernah lelah untuk bekerja. Namun lambat laun rasa capek dalam tubuhnya kian hadir. Ia terpaksa mengajukan surat permohonan penurunan ukt ke Rektorat universitas. Namun, ia merasa dipermainkan karena birokrasi.

Tidak kurang usaha yang ia lakukan agar bisa melanjutkan studi. Segala cara telah Anisa coba, dari mulai beasiswa, part time, hingga meminjam uang. Namun, hasilnya lebih sulit dari yang ia duga. Detik-detik terakhir dari perjuangannya, akhirnya bantuan pun hadir pihak kampus menurunkan biaya ukt nya meski hanya 1/2 %, ia juga mendapat uang dari beberapa teman studi nya. Akan tetapi perjuangannya tak berhenti disitu saja, ia harus membayar ukt di semester selanjutnya.

Akhirnya tanpa pikir panjang, Anisa mengajukan cuti ke pihak kampus. Gadis itu memanfaatkan cuti untuk mencari uang demi bisa membayar ukt di semester selanjutnya.

Hari berganti hari, kabar mengejutkan telah hadir. Anisa dikabarkan terbaring lemah di sebuah rumah sakit kawasan Banyuwangi. Dia diagnosa mengidap hipertensi tingkat tinggi, akibat terlalu banyak pikiran dan tekanan pada otaknya. Seiring berjalannya waktu, pembuluh darah pada otaknya tak bisa bertahan, dengan kata lain pecah. Pada Minggu ketiga Anisa cuti kuliahnya. Anisa Rahma Azhari dikabarkan telah meninggal dunia.

Sumber: Ganta Semendawai dengan  akun twitter @rgantas. Note: terinspirasi dari perjuangan kisah yang sempat viral di Twitter beberapa tahun yang lalu.

"Perjuangan Anisa harus terhenti di semester ke empat," ucap Fika mengakhiri ceritanya.

"Inalilahi," ucap ketiga siswi PKL.

ANYELIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang