Dead

78 7 2
                                    

"Dia, mati?" ucapnya dengan wajah panik.







Selamat membaca







🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀





Kezia Graciela
Sya, hari ini aku tes ukom eksternal. Do'ain, semoga aku lolos

Sebuah pesan masuk menghancurkan lamunan indah Keisya. Gadis dengan baju kejuruan serta bercak darah yang menghiasi. Pundak terasa berat, diliriknya terdapat seorang pria. Tangan masih tergenggam erat dengan tangan sang pria.

Bau obat menyeruak, Keisya membencinya. Seorang perawat muncul dari dalam ruangan dengan tensi serta obat injeksi yang dibawanya.

Injeksi adalah proses memasukkan cairan obat atau vitamin ke dalam tubuh menggunakan jarum.

Dering telfon mengagetkan sang pria, rupanya Keisya melamun. Gerakan kecil membuat kepingan ekspektasi kembali memudar. Gadis dengan seragam kejuruan nya kini sedang memandang wajah sang pria. Senyuman manis menambah ketampanan, Keisya tersadarkan oleh dering ponsel yang kembali bersuara.

Buru-buru gadis segera menepuk pelan wajah pria. Ia berdiri, berjalan menuju toilet.

"Halo, kenapa jen," ucapnya dengan malas.

"Kamu kemana aja, tadi malam ngga pulang?"

"Rumah sakit, ada kejadian kecil tadi malam."

"Keserempet apa gimana?" suara diseberang terdengar panik. Rasanya Keisya ingin sekali tertawa sekarang, namun rasa takut kembali hadir dalam dirinya.

"Pftt, ga usah panik jen," Keisya menahan tawanya.

"Sialan. Di rumah sakit mana, aku samperin," ucap Jenika berusaha untuk tenang.

"Fine, aku cerita," putus Keisya.

Malam hari yang begitu indah dengan bintang yang bersinar terang menyinari makhluk bumi. Keisya dengan gemetar memegang sebuah pistol. Ia memejamkan mata, dengan satu tarikan napas ia melepaskan peluru.

Dorrr!!!

Suara tembakan terdengar, dengan tangan gemetar gadis itu terduduk lemas. Pria dengan tubuh 180 cm, berdiri tegak tanpa bergerak sedikitpun. Tersenyum menyeringai, menampilkan sisi buruknya. Ia mendekat tanpa luka dan darah yang tergores. Pisau tajam yang berlumuran darah kini telah tersimpan rapih. Langkah kakinya semakin mendekat.

Keisya dengan rasa takut dan tubuh yang gemetar, melempar asal pistolnya. Pistol itu terlempar jauh, namun hap... tertangkap oleh tangan sang pria.

Dengan wajah yang panik, Keisya berbalik melihat kondisi tubuh Alfarizi yang tak berdaya. Suara berat terucap dari mulut Alfarizi.

"Sya, dia Gala Pomeo pasien Anyelir yang kabur." Alfarizi tak sadarkan diri dengan tubuh Keisya yang semakin gemetar.

Setetes air mata jatuh dari pelupuk mata. Keisya melakukan apa yang ia bisa. Sekuat tenaga ia menahan luka, akan tetapi darah segar terus menerus mengalir dengan derasnya.

"Gue tertarik sama lo, Sya. Jadi, jangan takut sayang!" Ucap Gala sambil menghapus jejak air mata di pipi sang gadis.

"Hapus memori malam ini. Seakan-akan lo tidak pernah melihat sang pelaku," ucapnya lagi. Tanpa pikir panjang gadis dengan rasa takutnya mengangguk cepat.

Keisya dengan degup jantung yang berdetak tak karuan. Tangan yang berlumuran darah. Serta, kepanikannya membuka mulut dengan takut.

"T-tolong, tel-fon ambulan. Aku mohon," pinta Keisya

ANYELIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang