Proposal Keisya

146 12 0
                                    

Seorang siswi SMA yang bernama Shanty Calysta Araveena. Memiliki banyak prestasi akademik dan non akademik. Aktif berorganisasi, suka musik, pemberani dan banyak hal yang ingin dicapai, tetapi enggan memulai.

Pikiran Shanty berkelana, teringat akan masa-masa yang tak tenang. Masa-masa yang ingin ia lupakan. Shanty merindukan senyuman tulusnya, keceriaannya serta kebahagiaan bersama ibunya. Mungkin hari ini ia menginginkan kebahagiaan dalam satu hari, lalu kapan kah kebahagiaan itu datang?

19 November 2019, semuanya bermula. Kata-kata yang setiap detik terlempar, perlakuan-perlakuan tak berperikemanusiaan, hal-hal itu terjadi begitu cepat akibat gugatan cerai yang tiba-tiba keluar dari mulut seorang istri. Pagi yang indah bagi orang-orang, ternyata terasa melelahkan bagi Shanty.

"Selamat pagi Acha."

"Acha, mukanya kenapa. Kok lebam, memar gitu."

"Shanty, udah ngerjain PR?"

"Acha hari ini kita ada rapat osisi jangan sampai telat."

"Shanty, ada cerita apa hari ini? Mau cerita sama aku?"

Shanty mendongakkan kepalanya, ia paksakan bibirnya untuk tersenyum. Wajahnya langsung berubah menjadi gadis ceria.

"Acha baik-baik saja," ucap Shanty.

Sejenak Shanty terdiam, terpaku menatap guru dan papan tulis didepannya. Seakan bayang-bayang kekerasan terlihat dimata, ia menggelengkan kepala, detik berikutnya segera membenamkan wajahnya pada lipatan tangan. Relung- relung dada penuh sesak, nadinya berdetak liar. Shanty menutup mata, berharap segalanya bisa kembali seperti semula.

"Acha bangun. Kamu tidur sudah berjam-jam, badan kamu juga terasa panas. Bangun Cha, sudah waktunya pulang, aku anterin sekalian."

"Pulang duluan aja Ra, aku mau merasakan ketenangan sebentar saja," shanty terusik dengan ucapan teman sebangkunya.

"Kamu kenapa, Cha?"

"Aku ga kenapa-napa, Ra."

Shanty kembali menutup matanya. Ia merasakan ketenangan, pukulan dan rasa sakitnya seakan hilang sejenak. Sudah satu jam semenjak kepulangan teman sebangkunya. Shanty terlelap kembali, dan ia mulai terusik dengan kedatangan seseorang.

"Gue pikir, lu sudah pulang. Sampai tidak mengikuti rapat osisi, ternyata ketiduran disini. Sekarang sudah sore Cha, mau pulang sendiri atau barang gue."

"Kamu ngapain Yo, ada disini?"

"Sebenernya gue males tau Cha. Tapi si Rara, yang minta gue kesini buat ngecek lu."

"Harusnya jangan dengerin Roro Jonggrang itu, pulang saja sana."

"Ada masalah apa Acha, sini cerita!"

"Cerita sama kamu, itu sama saja membongkar aib sendiri Yo. Aku pulang sendiri, terimakasih atas tawarannya," shanty segera berlari keluar dengan air mata yang mulai menggenang di pelupuk mata.

Lembaran baru, halaman baru, sobekan kertas dan goresan luka, teleh dibuka acak oleh keisya dan Zia. Keduanya saling tetap, pikiran mereka kembali berkecamuk.

"Menurut kamu, kenapa lembar yang lainnya disobek dan buku ini dibuang oleh Acha?"

"Dari kesimpulan lembar pertama sih, karena Acha ngga mau aib keluarganya terbongkar," keisya mengangguk yakin dengan kesimpulan yang didapatnya.

"Maybe. Waktu itu aku dan ka Anggara pernah masuk ruangan Acha untuk menenangkannya. Aku sempat mendengar kata cerai dan ayah jahat. Mungkin ngga sih, aib yang dimaksud Acha adalah perceraian kedua orang tuanya akibat seorang suami yang selingkuh?" ucap Zia.

ANYELIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang