If we never try how will be know

131 9 1
                                    

Bukan tentang dimana kamu kuliah, tapi apa yang bisa kamu dapat selama kuliah. Menjadi mahasiswa itu adalah sebuah privilage, mau kuliah dimana pun yang penting mau berkembang dan ilmunya bermanfaat.

~Anin mahasiswi universitas pendidikan Indonesia kampus daerah Tasikmalaya~

•°•°•°•°•°•°•

Pukul 20.40 suara tawa dan senandung kecil terdengar nyaring. Kesunyian malam membuat suara mulai menggema. Angin yang sejuk, di hiasi rembulan yang mulai tertutup awan hitam. Kedua gadis yang berpakaian serba putih tak menghiraukan air hujan menetes. Mereka bercerita hingga sampai di depan pintu kosan.

Kerutan pada kening keduanya terlihat jelas. Lampu yang masih padam menjadi pertanda bahwa tak ada seorang pun di dalamnya.

"Jenika kemana?" tanya Keisya dengan sedikit kesal.

"Aku ra ngurus, bodo yang penting ngga dikunci," Zia memegang kenop pintu yang memang tak terkunci.

"Sebenci apapun kita sama Jenika, tetap saja dia ketua tim PKL kita disini. Kamu sendiri kan yang melihat dia menangis."

Zia melepas sepatunya dengan wajah penuh emosi. "Tapi dia yang melaporkan ka Anggara dan Alfarizi sampai masuk penjara, ngga mikir apa kalau ibunya ka Anggara itu sedang berjuang untuk biaya ukt anaknya."

"Kamu masih benci Niren dan sayang Alfarizi. Ngga sepenuhnya dunia tentang cowok, zi. Alfarizi dan Anggara itu salah. Jika kamu yang dilecehkan sama Alfarizi bagaimana. Masih untung Niren yang hancur bukan kamu," ucap keisya sambil melempar sepatunya.

Perdebatan keduanya harus terhenti ketika melihat tubuh Jenika yang sedang terlelap. Kantung mata yang terlihat membengkak, dan lingkungan hitam sangat mencolok. Rambut yang acak-acakan serta bantal yang basah, membuat Keisya berdecak heran.

"Jenika bangun, kamu kenapa. Jangan bilang dilecehkan Alfarizi," ceplos Keisya sambil menggoyangkan tubuh Jenika.

"Ck, sudah ku bilang. Dia terjebak friendzone, apa jangan-jangan Anara hamil dan mau menikah sama Rafly makannya Jenika jadi se kacau ini."

"Ngawur kamu. Bisa jadi sih."

"Berisik. Gue nggak kenapa-napa!" Jenika melempar bantal untuk melampiaskan kekesalannya.

"Besok kita berdua mau ngajak kamu untuk bertemu pasien rehabilitasi yang tadi kita temui. Siapa tau dari dia, kamu terinspirasikan," ucap keisya yang diangguki Zia.

"Nggak mau!!"

"Lebay kamu Jen. Ini nih yang buat aku nggak suka cowok nanti jadi lebay. Padahal Rafly nggak mikirin kamu, boro-boro mikirin inget kamu aja nggak."

"Halah, kamu ngomong kaya gitu karena pacaran virtual. Ngga suka cowok endas mu, anak Bandung mau diapain," nyinyir Zia sambil berlalu pergi.

"Zia sialan!!"





🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀





Tubuh seorang wanita masih tergolek di atas kasur empuk dengan mata terpejam. Sinar matahari telah mengintip, memaksa menerobos masuk melalui celah-celah jendela seakan ingin mengingatkan kalau hari tak lagi malam. Sapaan halus membuat mata yang semula terpejam menjadi terbuka lebar.

"Hai ka Liana," sapa ketiga gadis yang berpakaian serba putih di hadapan Liana.

"Hai," pandangan Liana terfokus pada gadis cantik dengan lingkaran hitam pada matanya. "Kamu kenapa?" Ia pegang pundak Jenika dengan rasa cemas.

"I'm fine, terimakasih," jawab Jenika seadanya.

"Ka Liana besok udah boleh pulang, ya?" tanya Zia dengan antusias.

Liana mengangguk mengiyakan.
"Kita kesini mau mendengar pendapat ka Liana perih universitas negeri dan swasta," jelas Keisya.

Seulas senyum tersungging di bibir Liana. Bayangkan indah saat ia mengejar universitas impian nya kembali hadir. Perlahan semuanya berubah menjadi kesedihan, senyumnya Liana mulai luntur. Ia tatap ketiga remaja dihadapannya. Mereka setia menunggunya bercerita, namun Liana seorang diam tanpa kata. Dengan keyakinan diri, Liana menyemangati hati dan pikiran nya.

"Dari pengalaman ku. Sebenernya bukan tentang dimana kamu kuliah, tapi apa yang bisa kamu dapat selama kuliah. Menjadi mahasiswa itu adalah sebuah privilage, mau kuliah dimana pun yang penting mau berkembang dan ilmunya bermanfaat. Mau swasta atau negeri itu sama saja, banyak ko lulusan swasta yang bekerja di rumah sakit ternama, perusahaan-perusahaan besar dan lebih sukses dari lulusan universitas negeri ternama. Jangan pernah merasa inscure karena kuliah di universitas swasta, karena jika kita memaksakan diri masuk universitas negeri yang ada mental kita menjadi taruhan nya. Pikiran baik-baik ya universitas mana yang mau kalian pilih, jangan jadi seperti aku."
Sumber: Anin mahasiswi upi Tasikmalaya.

"Aku mau masuk swasta aja ka, soalnya inscure sama nilai kalau masuk negri," jelas Zia.

"Kalau kata lagu "if we never try how will be know?"
Sumber: Fasyaa mahasiswi UNPAD

"Terimakasih ka Liana, kita pamit keluar dulu ka," pamit Keisya.

"Sama-sama."

Ketiga remaja hendak melangkah keluar dari ruangan. Namun, niat itu mereka urungkan saat melihat mahasiswi mengacungkan jempol nya. "Kamu hebat! Mau mendengar cerita tentang seorang mahasiswi Yogyakarta atau pendapat ka Fika tentang Liana?"

"Dua-duanya aja ka, hehehe," ucap Zia.

"Boleh yang mana dulu?"

"Opini ka Fika, tentang ka Liana," jelas Jenika.

"Namun ini hanyalah sebuah opini yang ka Fika rangkai berdasarkan fakta dan informasi dari berbagai perawat serta psikologi yang ada disini."








🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀

Spoiler

"Perjuangan Anisa harus terhenti di semester ke empat," ucap Fika mengakhiri ceritanya.

"Cerita itu pernah viral di Twitter, ya. Aku pernah baca soalnya," kata Jenika dengan semangat.

"Yes."

•°•°•°•°•°•°•

"Kita pergi cari makan dulu, habis itu kamu istirahat. Biar aku yang mengerjakan skripsi kamu," ucap kekasih Liana dengan tulus. Dia sangat menyayangi Liana, gadis tangguh yang ia temui beberapa tahun yang lalu.

"Emangnya kamu bisa?"

"Bisa, sayang," ucap David sambil menutup laptop kekasihnya.

"Aku ngga yakin, kalau kamu bisa menyelesaikan skripsi ini," sarkas Liana yang kembali membuka laptopnya.


•°•°•°•°•°•

Misalkan cerita ini pindah tangan, kalian mau? Cerita ini akan di lanjutkan oleh penulis lain. Aku mau minta persetujuan dulu sama kalian. Mau dilanjut sama aku, mengungkap kisah perjuangan Liana, pasien Anyelir dan tim PKL atau stop sampai di sini. Dan akan di lanjutkan oleh penulis lain.

ANYELIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang