006 Rehabilitasi

1.7K 134 18
                                    

Pagi ini tepat pukul 08.23 zia telah sampai di kota Magelang. Di sinilah praktik kerja lapangannya. Tempat yang dulu hanya sempat ia lewati, tanpa masuk dan melihat bagaimana situasi didalamnya. Apakah zia sanggup bertahan dengan kelebihan manusia didalam, selama kurang lebih tiga bulan.

Berbagai macam pertanyaan terbesit di pikirannya. Apakah zia bisa? Atau hanya akan menambah beban orang-orang didalam.

Zia ragu, dengan semuanya.

Suara guru pembimbing, menghancurkan  lamunannya. Zia berjalan masuk bersama teman-teman. Disini kita bisa melihat semuanya tanpa berimajinasi.

Teriakan, tangisan, tawa, suara itu terdengar di sepanjang lorong rumah sakit. Tiba-tiba saja guru pembimbing, berhenti di sebuah ruangan. Ya, Zia mengingatnya, ruangan ini adalah tahap rehabilitasi. Tahun lalu dia pernah berkeliling di sini bersama para petugas rumah sakit.

"Dengarkan ibu baik-baik, di ruangan ini kalian akan mendapatkan satu orang satu pasien. Jagan khawatir, pasien disini baik-baik, tidak galak, tidak akan menggigit kalian. Ruang rehabilitasi ini adalah tahap pemulihan pasien. Kalian cukup bertahan dua Minggu hingga pasien-pasien kalian pulang. Setelah itu kalian akan dipindahkan ke ruangan lain, bisa dimengerti?"

"Bisa Bu," jawab mereka dengan kompak.

"Apakah ada pertanyaan?"

Mereka saling memandang satu sama lain. Banyak pertanyaan yang ingin ditanyakan namun semuanya seakan sirna tergantikan dengan rasa takut sekaligus penasaran. Lantas mereka hanya bisa menggelengkan kepala.

"Baik, jika tidak ada pertanyaan. Ibu anggap kalian semua paham. Ibu akan permisi sebentar, jika memang ada yang ingin kalian tanyakan menyangkut pasien, silahkan bertanya kepada para petugas dan kakak senior kalian," ucapnya yang kemudian berlalu pergi meninggalkan mereka.

Zia disambut dengan data pasien.

Reyhan Ragarzza
Usia :18 tahun
Yogyakarta, 22 November 2004
Pasien gangguan obsesif kompulsif
Kasus : seksual dan pornografi
Ruangan : 006 tahap rehabilitasi (Wijaya karya)

Usianya masih sangat muda, dia seumuran dengan zia. Mengapa harus terjerat kasus seksual seperti ini. Seharusnya dia bisa bersekolah dan bermain bersama teman seusia.

Ruangan ini sangat tenang, sepi dan sunyi. Mereka satu persatu mendatangi pasien masing-masing bersama kakak senior. Zia melihat seorang laki-laki duduk tegak membelakangi. Kak Fika, dia adalah mahasiswi dari Jakarta yang sudah tiga bulan praktek disini. Lantas dia menganggukkan kepala, meyakinkan dirii zia bahwa pasiennya adalah orang baik.

Zia tepuk pundak pasien sambil tersenyum dan mulai memperkenalkan diri.
"Halo, selamat siang. Perkenalkan nama saya Kezia Graciela, kamu bisa memanggil saya Zia. Mulai hari ini saya yang akan merawat kamu hingga pulang nanti."

Reyhan tetap diam, dengan tatapan mata yang memandang dengan tidak suka. Wajar jika dia diam dan tidak suka kepadanya, karena ini hanyalah awal pertemuan, pikir zia.

Zia melihat semua teman-temannya, mereka sudah mulai berinteraksi dengan pasien. Bercerita, tersenyum, bahkan menanyakan tentang dunia sekolah. Dengan begitu pasien mereka sudah dinyatakan sembuh dari kejiwaannya. Akan tetapi mengapa pasien Zia berbeda, tidak seperti pasien yang lain.

Zia pandangi laki-laki di hadapannya. Menyentuh kedua tangan Reyhan. Sontak dia terkejut dengan tindakan Zia. Reyhan mulai memandangi, Zia hanya bisa tersenyum menutupi rasa takut dalam hati. Dia pasien seksual seharusnya seorang laki-laki  yang merawatnya bukan zia.
Zia hembuskan napas ini, meyakinkan hati bawah dia laki-laki yang baik tidak seperti apa yang ia pikirkan.

ANYELIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang