Sekarang kamu bukan lagi pria tampan yang beruntung Anggara. Kamu, pria malang yang tak beruntung. Tak beruntung Anggara
🥀🥀🥀🥀
Rasanya dunia zia runtuh seketika. Padahal baru saja kemarin gadis cantik ini merasakan kebahagiaan. Entahlah Zia sendiri tidak tau harus menyalahkan siapa, diriku, dirimu atau kah Tuhan.
Air matanya tak berhenti mengalir, saat melihat kedua tangan Alfarizi diborgol pihak kepolisian, ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus pelecehan seksual. Kata, maaf yang sepanjang jalan pria itu ucapkan, tak akan pernah mengembalikan segalanya.
Padahal ada banyak sekali cara agar Alfarizi bahagia, bukan hanya dengan seksual yang menjadi kenikmatan semata. Beralasan taruhan, mengatas namakan cinta. Namun, kenyataannya pria itu menikmati setiap permainan yang dia buat sendiri.
Akhirnya, mereka sampai ditempat dimana para kriminal berada. Jenika di panggil untuk memasuki ruang investigasi. Kenapa, nama Jenika ikut terseret?
Zia menunduk, tak ingin melihat wajah Alfarizi. Seseorang yang dulu pernah ia sebut namanya dalam do'a, kini zia menyesalinya.
Salah seorang polisi pria, mengucapkan beberapa hal. Zia, sengaja tak terlalu perduli. Meski, begitu hatinya tetap saja hancur. Perasaan zia masih utuh untuk Alfarizi . Lalu, dengan bodohnya Alfarizi menyakiti perempuan secantik zia. Zia hanya mampu melihat semuanya dari luar, lewat kaca hitam yang mungkin saja orang lain tidak melihatnya dengan jelas.
Keisya, pak Harto, kedua orang tua Niren dan kepala sekolah hanya duduk di ruang tunggu sambil menunggu interogasi selesai. Sedangkan ibu tari dan Zia menunggu sambil melihat dari kaca hitam.
Jenika masuk bersama seorang pengacara dengan parasaan bercampur aduk. Takut dan sedikit gugup itulah yang Jenika rasakan. Jenika duduk tak jauh dari Anggara dan Alfarizi.
"Saudari Jenika pada tanggal 28 Maret 2020 melaporkan kepada pihak kepolisian tentang tindakan pemerkosaan yang dilakukan oleh saudara Alfarizi dan tindakan kekerasan serta penyekapan yang dilakukan oleh saudara Anggara."
"Saya, melakukan seksual atas dasar terpaksa, pak. Saya hanya ingin memenangkan taruhan. Karena, saya cinta sama zia, pak," ucap Alfarizi menunjuk ke arah pintu.
"Saudara Daniel Alfarizi dimohon tenang!"
Raut kegelisahan di wajah Jenika terlihat sangat jelas, saat salah seorang polisi wanita menyuruhnya bersua. Mulutnya perlahan mulai terbuka, hendak berbicara. Akan tetapi, seorang pengacara dari keluarga Niren, sukses membuat ketegangan dan kegelisahan di hati Jenika hilang seketika.
"Mohon izin berbicara. Dalam sebuah buku, yang berupa barang bukti menjelaskan pada hari Senin tanggal 09 Maret 2020 tepat dimana korban disekap di sebuah kamar dengan nomor 115 rumah sakit jiwa Anyelir di Magelang, tepat di hari itu korban menghilang tanpa kabar dan pada hari Selasa 10 Maret 2020 seorang pasien Anyelir kamar 111, telah menjadi seorang saksi atas penyekapan yang dilakukan saudara Anggara. Dalam lembar berikutnya pada hari Rabu tanggal 11 Maret 2020 pukul 22.38 korban dibawa ke sebuah hotel yang terletak di kota Jogja, tepat pukul 23.22 pasien telah dilecehkan dalam keadaan tubuh yang banyak luka-luka, dan pukul 01.23 pelaku atas nama saudara Daniel Alfarizi meninggalkan sebuah hotel, jelas seorang pengacara.
"Bener, seperti itu saudari Jenika?"
"Bener," jawab Jenika dengan cepat.
"Pihak kepolisian yang terhormat, saya yakin bahwa apa yang dikatakan pengacara itu adalah sebuah kekeliruan. Buku itu adalah barang bukti palsu"
Dalam sebuah ruang investigasi laki-laki yang tertuduh sebagai tersangka kasus penyekapan itu kembali menyangkal. Namun, tulisan dalam sebuah buku itu tertera saudara Anggara yang melakukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANYELIR
Teen FictionTerimakasih sudah membaca cerita Sinta. Tetep dukung karya ku sampai tamat ya🤗 •°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°• "Psikopat" "Pria itu seorang psikopat" Zia terkejut mendengar teriakan anak kecil. Apa maksudnya psikopat, siapa yang psikopat? "Jangan mende...