Adken berjalan menghampiri rombongan tour dengan wajah yang kusut. Oh dan jangan lupakan kantung matanya yang sedikit mengitam lantaran kurang tidur.
"Hey hampir aja kamu ditinggal loh, aku pikir kamu ndak mau ikut hari ini," Dito dengan wajah sumringahnya berjalan menghampiri Adken.
"Tadinya saya gak mau ikut, tapi setelah dipikir-pikir, saya tidak ada pilihan lain selain ikut."
"Loh kenapa ndak mau ikut? Jauh-jauh datang kemari tidak dimanfaatkan dengan baik gitu loh. Oh iya, aku belum tau loh nama kamu siapa," ucap Dito sambil mempersiapkan buku sketsa dan alat gambarnya.
"Saya Adken, oh kamu anak Nerlangga juga?" Adken penasaran, karena melihat Dito yang tanpa sengaja mengeluarkan kartu tanda mahasiswanya.
"Lah iya, aku ini anak DKV-nya Nerlangga," bangga Dito sambil menepuk-nepuk dadanya semangat.
"Oh saya dari Nerlangga juga, jurusan Sejarah."
"Oalah dunia sempit banget toh. Aku terharu ketemu sama teman seperjuangan."
"Jangan gitu ah, geli saya jadinya." Adken dengan prinsipnya, 'kalau cewek lebay udah biasa, tapi kalau cowok lebay tuh bikin ilfeel'.
Dito hanya terbahak keras melihat ekspresi wajah Adken yang masam.
Tepat pukul 8, rombongan tour pun mulai jalan memasuki kawasan kerajaan Jayashree. Penginapan mereka memang dekat dari area tujuan, sehingga tidak memerlukan kendaraan untuk pergi kesana.
Hanya 10 menit berjalan kaki, akhirnya mereka sampai ditempat tujuan. Pemandu wisata memberikan pilihan kepada mereka. Pilihan pertama, mereka mengikuti seluruh rute yang dipandu oleh pemandu wisata. Dan pilihan kedua, mereka bebas berkeliaran sendiri, asalkan jam 11 mereka sudah harus kembali ketempat ini lagi, tempat awal mereka berkumpul sekarang.
Adken dan Dito memutuskan untuk mengikuti si pemandu wisata terlebih dahulu, besok mereka masih bisa kembali lagi dan melihat-lihat sendiri.
"Kerajaan ini diberi nama Jayashree, nah karena itu juga wilayah disekitar sini turut diberi nama Jayashree. Sekarang ini kita memasuki gerbang utama istana ..."
Adken beserta pengunjung lain terus berjalan mengikuti pemandu wisata sambil mendengarkan ceritanya. Istana Jayashree ini sangat megah dan asri. Walaupun merupakan bangunan lama, namun ornamennya masih terlihat bagus dan kokoh. Mungkin kalau di era ini, biaya pembuatan istana ini bisa mencapai milyaran rupiah.
🌵⚘🌵
Setelah 3 jam berjalan mengelilingi seluruh bagian istana Jayashree yang besar ini, Adken dan rombongan dijadwalkan untuk kembali ke penginapan.
Satu hal yang disyukuri oleh Adken adalah tidak ada suara tangisan maupun suara perempuan minta tolong kepadanya. Ternyata yang semalam itu hanya sekedar bunga tidur saja.
"Kamu mau mampir makan dulu ndak?" tanya Dito kepada Adken.
"Saya nitip aja ya, saya mau nugas dulu, selagi masih punya mood."
"Oalah, oke oke kamu mau apa, biar nanti saya belikan."
"Yang penting nasi, lauknya apa saja boleh, saya gak ada alergi makanan ko, terserah kamu aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Legenda Patung Jayashree [TAMAT]
Historical FictionAdken merupakan mahasiswa jurusan sejarah, yang memiliki ketertarikan tinggi dengan sejarah, legenda, dan cerita rakyat. Di tahun terakhirnya kuliah, ia diharuskan melakukan observasi tentang 1000 patung peninggalan sejarah, untuk tugas akhirnya. Ko...