Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti minggu, tidak terasa sudah dua minggu Adken menghabiskan waktu di Yogyakarta. Dan hari ini, tepatnya Senin, 24 Mei 2021, diadakannya rapat besar antara BPCB, PT. Taman Wisata Candi Borobudur selaku pengelola Istana Jayashree, Balai Arkeologi Yogyakarta, tim ikonografi, dan tentu saja Adken, untuk memutuskan hasil akhir dari penelitian mereka tentang hancurnya salah satu Patung Jayashree.
Jujur saja, ini adalah saat-saat menegangkan bagi Adken, bisa menjadi salah satu bagian penting dari terjalannya sebuah proyek besar. Yang dimana proyek tersebut merupakan bagian dari salah satu impiannya selama ini. Setelah bekerja sama dengan Riadi, Alan, dan Sinera, keinginan Adken untuk menjadi arkeolog semakin besar. Adken nyaman dengan pekerjaannya selama berada di Yogyakarta.
Adken juga baru-baru ini mendengar bahwa kondisi Danan mulai menunjukkan perkembangan, dan rencananya pihak keluarga akan membuat pengajuan untuk transplantasi jantung, meskipun sebelumnya Danan menolak opsi itu. Setuju maupun tidak setuju, Danan akan tetap menjalaninya.
Adken akan terus mendoakan yang terbaik untuk sepupunya itu, Adken juga masih berharap bahwa Danan benar-benar pulih sehingga Adken tidak perlu menggantikan posisinya sebagai ahli waris Kejora Industri.
"Baiklah, pertama-tama terima kasih rekan-rekan sekalian yang telah berusaha keras selama dua minggu ini. Saya tahu bahwa pekerjaan kalian bukan pekerjaan yang mudah. Terima kasih karena sudah mendedikasikan waktu serta tenaga kalian untuk menjalankan proyek ini," ucap Pak Jarwo, selaku ketua cagar budaya Provinsi D.I. Yogyakarta, pada saat ini.
"Saya selaku ketua pengelola Istana Jayashree meminta maaf sedalam-dalamnya, karena kelalaian kami dalam menjaga dan memantau benda peninggalan sejarah, mengakibatkan hal seperti ini dapat terjadi," tutur Pak Dinoto.
"Baiklah, pembahasan pertama saya serahkan kepada tim arkeolog, bagaimana kesimpulan yang kalian dapatkan dari kerja keras kalian dua minggu ini," ucap Pak Jarwo.
Riadi selaku juru bicara tim arkeolog menjelaskan hasil kesimpulan mereka, bahwa salah satu Patung Jayashree yang hancur, dan patung-patung lainnya yang telah rusak, bisa dipastikan akibat bencana alam, karena tidak ditemukannya indikasi perbuatan manusia. Patung tersebut memang sudah mengalami kerusakan karena gempa bumi.
Namun karena tidak langsung diperbaiki, patung tersebut semakin terkikis oleh air hujan. Kikisan air hujan terhadap retakan-retakan patung, membuat retakan tersebut semakin menganga lebar, sehingga patung tersebut mengalami kerusakan parah dan tidak dapat diselamatkan lagi.
Riadi juga memberi rincian bahwa jumlah patung yang memiliki kerusakan ringan berjumlah 470 patung. Patung yang memiliki kerusakan sedang, berjumlah 360 patung. Sedangkan patung yang memiliki kerusakan berat, berjumlah 169 patung.
Berikutnya setelah tim arkeolog selesai memberikan penjelasannya, Sinera selaku perwakilan dari ikonografi, memberikan hasil kesimpulan dari timnya. Ia menjelaskan bahwa patung tersebut terbuat dari batu alam yang cukup kuat.
"Batu tersebut tidak mudah dihancurkan oleh benda tajam buatan manusia, kecuali bom dan senjata api. Lagi pula, jika memang ada indikasi bahwa patung tersebut dihancurkan oleh manusia, pasti akan terjadi keributan sebelumnya. Dan akan sangat tidak masuk akal kalau tidak terendus oleh tim keamanan setempat.
Sedikit tambahan dari kami, percaya atau tidak, tanpa kita sadari, Patung Jayashree tidak pernah melewati proses renovasi sejak pertama kali dibangun. Apakah kalian tidak merasa hal ini merupakan hal yang janggal?
Oke, mungkin tidak semua orang didunia ini percaya dengan kekuatan magis, tetapi terlepas dari itu semua, patung-patung ini diperkirakan sudah ada sejak abad ke-8, dimana sekarang sudah memasuki abad ke-21. Itu artinya, Patung Jayashree sudah melewati proses kehidupan didunia ini hingga 13 abad lamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Legenda Patung Jayashree [TAMAT]
Historical FictionAdken merupakan mahasiswa jurusan sejarah, yang memiliki ketertarikan tinggi dengan sejarah, legenda, dan cerita rakyat. Di tahun terakhirnya kuliah, ia diharuskan melakukan observasi tentang 1000 patung peninggalan sejarah, untuk tugas akhirnya. Ko...