Adken menatap ke sekelilingnya dan menyadari bahwa dirinya kini kembali ke abad 8, di mana semua ini bermula. Adken sedang berada di kawasan air terjun, yang baru-baru ini diketahuinya sebagai tempat Sakarabu bertapa untuk memiliki kekuatan ilmu hitamnya dan bekerjasama dengan jin, yakni Air Terjun Tlogo Muncar.
Di sana Adken melihat Sakarabu, dan Adken mencoba untuk mendekatinya. Namun saat Adken hendak bersuara, suaranya tidak keluar sama sekali. Adken berusaha untuk mencari perhatian agar Sakarabu melihat ke arahnya, namun hal itu tidak berhasil. Adken bagaikan makhluk gaib disini, ada namun tak terlihat. Maka dari itu Adken berusaha untuk mengikuti saja alurnya, ia seperti sedang menonton sebuah pertunjukan teater.
Sakarabu masih remaja kala itu, ia sedang berlatih pedang didekat air terjun, namun sesaat perhatiannya teralihkan oleh sesosok cantik yang sedang mandi disana bersama dayang-dayangnya. Awalnya Sakarabu kira sosok itu adalah bidadari, namun rupanya gadis itu merupakan manusia. Sakarabu ingin menghampiri gadis cantik itu, namun Sakarabu belum memiliki keberanian.
Dengan posisinya sekarang ini, Sakarabu merasa belum pantas untuk menyukai gadis manapun di muka bumi ini. Lagi pula gadis itu juga masih kecil, mungkin kira-kira perbedaan usia mereka sekitar lima tahun. Nanti kalau Sakarabu sudah besar, sudah menjadi raja, baru Sakarabu akan berani meminang siapapun itu gadis yang disukainya. Akhirnya Sakarabu memutuskan untuk kembali ke istana.
Setelah pertemuannya dengan gadis itu, bertahun-tahun berlalu, tapi Sakarabu tidak pernah bertemu dengannya kembali. Sakarabu mencoba untuk kembali ke air terjun itu berkali-kali, namun gadis itu tidak pernah kembali ke sana. Sakarabu sempat menyesal, mengapa waktu itu ia sangat pengecut, tidak berani menghampiri gadis itu dan mengajaknya berkenalan.
Sakarabu pikir ia hanya kagum sesaat karena gadis itu sangat cantik, namun tanpa Sakarabu sadari, disaat itulah Sakarabu merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya. Diam-diam namun pasti, tanpa permisi gadis tersebut telah memaksa masuk menjadi pelipur laranya.
🌵⚘🌵
Adken masih senantiasa menonton pertunjukan teater di hadapannya ini. Kini Sakarabu telah beranjak dewasa, ia sudah menjadi orang yang paling dihormati di wilayah Danurwenda, dialah Sang Permata Wangsa Sailendra, Raja Kerajaan Danurwenda.
Harusnya hari ini Sakarabu pergi untuk mengakuisisi kerajaan kecil yang berada di dekat wilayah Kerajaan Danurwenda, namun Sakarabu mendapat laporan dari patihnya bahwa pembangunan Candi Lumbung mendapat hambatan, lantaran terjadinya kecelakaan kerja oleh beberapa pekerjanya.
Mengetahui hal itu, Sakarabu segera bergegas untuk pergi ke tempat candi tersebut, namun tanpa sengaja, ia menabrak seorang gadis yang juga tengah tergesa di koridor istananya. Gadis tersebut yang terkejut setelah sadar siapa orang yang ditabrak olehnya itu, langsung melarikan diri keluar istana secepat yang ia bisa.
Patih kepercayaan Sakarabu curiga bahwa gadis itu adalah penyusup lantaran gadis itu tidak sopan dan tidak hormat pada Raja Sakarabu, serta menggunakan kain selendang untuk menutupi kepala hingga wajahnya. Namun saat patih itu ingin mengutus penjaga untuk mengejar penyusup itu, Sakarabu menghentikannya seraya berkata "Urusan itu nanti saja, kini ada yang lebih penting, ini tentang nyawa manusia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Legenda Patung Jayashree [TAMAT]
Historical FictionAdken merupakan mahasiswa jurusan sejarah, yang memiliki ketertarikan tinggi dengan sejarah, legenda, dan cerita rakyat. Di tahun terakhirnya kuliah, ia diharuskan melakukan observasi tentang 1000 patung peninggalan sejarah, untuk tugas akhirnya. Ko...