Adken terbangun karena merasakan ada tangan halus yang menggelitik wajahnya. Adken tersentak kaget saat melihat ada sosok perempuan yang jarak wajahnya sangat dekat dengan wajah Adken.
"Haishh kamu sedang apa Gantari???" Adken terkejut bukan main karena kelakuan gadis ini.
"Mas Ken sangat tampan jika sedang tertidur, Tari suka," ucapnya sambil tersenyum manis.
Adken jadi salah tingkah dibuat olehnya. Baru kali ini Adken bertemu dengan seorang gadis yang tidak ada malu-malunya mengungkapkan isi hatinya. Biasanya perempuan itukan malu-malu tikus. Oh jangan lupakan ada satu perempuan lagi yang terang-terangan menunjukan ketertarikannya dengan Adken. Ya, buliknya Dito.
Jangan salah sangka mengira Adken dan Gantari tidur satu ranjang. Jelas tidak, Gantari tidur dikasur sedangkan Adken tidur dibawah dengan selimut sebagai alasnya.
Adken terdiam memandangi penampilan Gantari. Adken baru sadar kalau pakaian yang dikenakan Gantari belum diganti sejak berubah wujud. Berarti sejak kemarin Gantari belum mandi ya? Bodohnya Adken tidak menyadarinya lebih awal. Pasti rasanya sangat tidak nyaman.
"Gantari belum mandi?" tanya Adken retoris.
Gantari menggeleng, "Belum Mas, Tari ingin sekali mandi, tapi di sini tidak ada kolam air panas."
Adken menepuk jidatnya. Jadi dia pikir mandi itu harus di kolam? Apa zaman dulu tidak ada kamar mandi?
"Untuk apa mandi di kolam? Di balik pintu itu adalah tempat mandi, namanya kamar mandi, cepat mandi disana," ucap Adken sambil menunjuk pintu kamar mandi.
Gantari menurutinya dan masuk ke dalamnya.
10 menit menunggu, Adken tidak mendengar suara air, harusnya kalau orang mandi dan kamar mandinya kecil, pasti suara gemericik airnya terdengar sampai luar kan?
Karena rasa penasaran yang tinggi dan tidak sabar, Adken memutuskan untuk mengetuk pintu kamar mandi.
"Gantari, sudah belum mandinya? Saya juga mau mandi."
Gantari membuka pintu kamar mandi tersebut. Adken heran karena Gantari masih berpakaian lengkap seperti tadi.
"Loh kamu belum mandi?" Tanya Adken.
"Belum Mas, Tari ndak tahu di mana airnya," jawab Gantari dengan wajah bersalah.
"Astaga kenapa kamu tidak bilang dari tadi? Saya kan juga mau pakai kamar mandinya," ujar Adken sambil mengelus dada mencoba mengerahkan seluruh kesabarannya menghadapi Gantari.
"Emm kalau begitu kita mandi berdua saja Mas agar lebih cepat," tawar Gantari dengan polosnya.
Adken shock dibuatnya. Apa-apaan gadis ini? Menawari laki-laki untuk mandi bersama? Yang benar saja!
"Gantari dengar, kamu ini perempuan, saya laki-laki, perempuan dan laki-laki yang tidak ada ikatan dilarang untuk mandi bersama," jelas Adken.
"Jadi jika kita diikat kita boleh mandi bersama?" tanya Gantari polos.
"Bukan ikatan yang seperti itu Gantari! Tapi ikatan pernikahan. Kamu ini jangan berlagak tidak tahu begitu. Saya yakin pasti kamu tahukan apa itu pernikahan? Lagi pula kamu apa-apaan sih mengajak laki-laki mandi bersama." Adken benar-benar tidak habis pikir.
"Tari tahu Mas, pernikahan itu adalah di saat seorang putri diangkat menjadi permaisuri raja. Mereka dipersatukan untuk bersama memimpin kerajaan dan menghasilkan keturunan. Lalu untuk mandi, bukannya Tari bermaksud meminta mandi bersama dengan laki-laki, hanya saja Tari selalu dimandikan oleh dayang-dayang Tari. Air hangat sudah siap sedia di dalam kolam, lalu Tari dibantu membersihkan diri, bahkan sampai memakai baju dan perhiasan, semua dilayani," jelas Gantari takut Adken menganggapnya perempuan sembarangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Legenda Patung Jayashree [TAMAT]
Historical FictionAdken merupakan mahasiswa jurusan sejarah, yang memiliki ketertarikan tinggi dengan sejarah, legenda, dan cerita rakyat. Di tahun terakhirnya kuliah, ia diharuskan melakukan observasi tentang 1000 patung peninggalan sejarah, untuk tugas akhirnya. Ko...