XXIX - Dimulainya Penyelidikan

1.5K 327 20
                                    

Setelah menghabiskan waktu dua hari di Bandung, Adken kembali ke Yogyakarta. Adken masih mengingat percakapannya dengan kakeknya malam itu, disatu sisi Adken tidak suka ada orang yang mengatur bahkan memaksakan kehendaknya dalam kehidupan Adken. Tapi disisi lain, jika Danan benar-benar tidak tertolong, maka Adken harus siap menggantikan posisinya.

Pihak keluarga pasti tidak mau menanggung resiko dengan merekrut orang luar untuk memegang posisi penting di Kejora Group. Mereka lebih mempercayai keluarga mereka, walaupun sebenarnya kita tidak dianjurkan untuk menaruh kepercayaan 100% kepada orang lain, termasuk keluarga sendiri.

Adken mengenyahkan pikirannya dari masalah perusahaan untuk sementara waktu, kali ini ada hal yang lebih penting untuk dikerjakannya. Ia memiliki jadwal dengan arkeolog dan ikonografi untuk mengkaji kerusakan Patung Jayashree. Selama Adken membantu proses identifikasi, Adken diizinkan untuk melakukan bimbingan dengan dosen pembimbingnya secara daring.

Berkat pekerjaan ini, Adken jadi mengenal orang-orang baru dari arkeolog maupun ikonografi, terutama Mariadi Siregar, Alan Tampubuni, dan Sinera Calastafora, mereka merupakan anggota tim termuda yang menangani kasus ini. Mereka sangat ramah dan terbuka pada Adken, Adken jadi merasa dibutuhkan dan tidak merasa terasingkan. Banyak ilmu baru yang Adken dapatkan berkat mereka.

Kini, di halaman belakang Istana Jayashree, lebih tepatnya di sekeliling patung-patung Jayashree, sudah disegel dengan garis kuning kepolisian. Hal ini menandakan bahwa sudah dimulainya penyelidika  atas hancurnya salah satu patung, dan menjadi area terlarang bagi turis untuk mendekat.

"Jadi bagaimana ceritanya kamu bisa menemukan patung ini sudah hancur?" tanya Riadi.

"Awalnya saya berkunjung kesini untuk melakukan observasi tentang tugas akhir saya. Saya juga mendapat surat survey dari kamus, agar bisa melewati pagar pembatas yang menutup jalan keluar dan masuk halaman belakang Istana Jayashree. Lalu saat saya mengamati keadaan sekitar, saya menemukan bahwa patung-patung ini sudah banyak yang rusak.

Ada yang kerusakannya hanya ringan, ada yang rusak berat, bahkan ada yang benar-benar hancur, tidak berbentuk. Saya sangat menyayangkan hal ini, karena patung-patung ini merupakan cagar budaya yang seharusnya dilindungi, namun nampaknya seperti tidak terurus," jawab Adken apa adanya.

"Memang benar, semenjak pengunjung dilarang mendekati patung-patung ini dan area sekelilingnya disegel, patung-patung ini tidak terlalu diperhatikan lagi, karena patung merupakan benda mati yang tidak perlu dikontrol setiap harinya. Dan sepertinya tim keamanan yang diperintahkan untuk menjaga tempat ini, tidak melaksanakan pekerjaannya dengan baik," cetus Riadi.

Adken memperhatikan tim arkeolog dan ikonografi berlalu lalang, mereka sedang melakukan penghitungan ulang terhadap Patung Jayashree. Sedangkan Adken, Riadi, Alan, dan Sinera bertugas untuk mengumpulkan puing-puing patung yang telah hancur, atau lebih tepatnya bekas patung Gantari dulu. Lalu puing-puing itu mereka bawa ke laboratorium arkeologi, di Balai Arkeologi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Legenda Patung Jayashree [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang