Adken terus merenungi mimpi-mimpinya yang hadir selama 2 malam berturut-turut, sambil memakan sarapannya dengan tidak nafsu.
Dito yang memperhatikan tingkah Adken mulai merasa gemas sendiri karena keanehan yang terjadi pada teman barunya ini disetiap pagi. Entah mengapa Adken selalu dalam suasana hati yang buruk setiap pagi. Dan ia selalu seperti orang yang kurang tidur.
"Loh kamu tuh kenapa lagi toh, tiap pagi aku liat mukamu kusut terus. Opo masalahe."
"Tidak ada, saya hanya sedang banyak pikiran."
"Lah kamu ko kayak cewek ya, pas ditanyain mah jawabnya ndak papa, padahal sebenarnya ada masalah."
Adken yang mendengar dirinya dibilang seperti perempuan merasa tersinggung. Ia melemparkan potongan daging ayam dari mangkok buburnya ke arah Dito.
"Kamu bilang saya kayak perempuan?" oh Adken mulai emosi rupanya.
"Eh eh becanda loh aku, jangan marah loh. Makanya cerita aja kamu lagi ada masalah apa. Jangan ndak ndak aja padahal iya."
Adken menurunkan tensinya. Dan menghembuskan nafas kasar. Biasanya Adken tidak pernah seperti ini. Ia bukan tipikal orang yang mudah terpancing emosi. Tapi kali ini suasana hatinya benar-benar buruk, sehingga hal sepele saja bisa membuatnya kesal.
Mungkin ada baiknya ia bercerita dengan Dito supaya mengurangi beban pikirannya. Adken juga merasa bersalah lantaran Dito yang tidak tahu apa-apa terkena luapan emosinya. Lagi pula Dito sepertinya bukan tipikal orang yang bermulut ember.
"Saya mimpi buruk dua hari berturut-turut."
Dito terkejut mendengarnya. Ia tidak menyangka mimpi buruk dapat merubah suasana hati seseorang dengan sebegitunya. "Wah mimpi apa toh sampe kamu seperti orang depresi begini?" tanya Dito penasaran.
🌵⚘🌵
Setelah Adken menceritakan masalahnya kepada Dito, keheningan melanda Adken dan Dito, mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.
"Kamu juga tidak punya solusi untuk masalah ini?" tanya Adken terlebih dahulu.
Dito masih terdiam, sibuk mencerna cerita-cerita Adken.
"Yasudah, saya kembali ke kamar dulu, pusing!"
Baru 2 langkah Adken berjalan, Dito memanggilnya
"Ken, saya punya solusi dari mimpi-mimpi kamu itu, tapi tergantung kamu mau mempercayainya atau tidak. Karena semua akan berjalan dengan semestinya jika kamu percaya."
Adken memutar badannya menghadap Dito yang sedang tersenyum misterius.
🌵⚘🌵
"Dit, kamu benar di sini tempatnya?" tanya Adken cemas.
"Loh iya, kamu tenang toh, aku ndak ngadi-ngadi."
Adken dan Dito memutuskan untuk pergi mengunjungi buliknya Dito. Konon katanya buliknya Dito ini adalah dukun terkenal dikampungnya. Jarak rumahnya tidak jauh dari area kerajaan Jayashree. Namun perjalanannya membutuhkan waktu yang agak lama dikarenakan lokasinya yang memasuki area hutan.
Sehingga tidak ada akses kendaraan umum untuk mencapai rumahnya, kecuali mereka memiliki kendaraan pribadi. Mereka harus berjalan kaki sekitar 3 km dari jalan raya.
"Nah itu loh rumah bulikku," ucap Dito bahagia karena akhirnya mereka sampai ditempat tujuan.
"Kamu yakin itu rumahnya?" tanya Adken takjub. Pasalnya rumah budenya Dito itu bagus sekali untuk ukuran rumah didalam hutan. Rumahnya terkesan mewah walaupun tidak tingkat. Rumah itu dikelilingi oleh lapisan kaca dua sisi, sehingga orang dalam bisa melihat keadaan diluar, tapi orang luar tidak bisa melihat bagian dalam rumah tersebut. Adken sungguh takjub dibuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Legenda Patung Jayashree [TAMAT]
Historical FictionAdken merupakan mahasiswa jurusan sejarah, yang memiliki ketertarikan tinggi dengan sejarah, legenda, dan cerita rakyat. Di tahun terakhirnya kuliah, ia diharuskan melakukan observasi tentang 1000 patung peninggalan sejarah, untuk tugas akhirnya. Ko...