IX - Deklarasi Gantari

3.2K 680 50
                                    

"Serius Sakarabu bilang 'kamu lucu kalau lagi mangap gini'?" tanya Adken agak terkejut.

"Ya ndak gitu juga sih Mas, bahasanya lebih baku lagi. Begini kira-kira, 'kamu lucu jika sedang menganga seperti ini', tapikan ndak terlalu romantis toh," ujar Gantari.

Hah dasar Gantari, sekali saja tidak absurd kenapa sih? Adken kaget kan jadinya, memangnya orang zaman dulu sudah tahu apa itu mangap Sebenarnya Adken merasa cemburu mendengar betapa Gantari pernah memberikan cintanya kepada pria lain, dan mereka saling mencintai, walaupun mereka tidak dapat terus bersama.

"Benar apa yang kamu ceritakan itu? Apa masih ada hal lain yang belum kamu ceritakan?" tanya Adken memastikan.

"Benar Mas, itu saja yang Tari ingat, selebihnya sudah samar-samar karena itu sudah lama sekali mas," ujar Gantari.

"Kamu sering pacaran malam-malam sama Sakarabu tuh ngapain aja? Tidak mungkin kan hanya main congklak?" Adken masih curiga nampaknya.

"Pacaran opo toh Mas? Tari ndak pernah dengar istilah itu," tanya Gantari polos.

"Pacaran itu ya yang kamu lakukan bersama Sakarabu, menjalin kasih sehati berdua, nama hubungan kalian itu pacaran," jelas Adken.

"Oalah, Tari ingat, tapi Tari ndak mau kasih tau Mas Ken, itu kan privasinya Tari," ucap Gantari sambil memeletkan lidahnya.

Gadis ini membuat Adken keki saja, bisa-bisanya ia main rahasia-rahasiaan dengan orang yang sudah menyelamatkannya. Awas saja, Adken juga tidak akan bilang-bilang kalau dirinya tidak pernah pacaran, biar Gantari tidak sombong.

Adken kembali melanjutkan tugas kuliahnya yang tadi sempat tertunda. Sebenarnya cerita Gantari tadi bisa dijadikan sumber paling akurat tentang kebenaran kisah Kerajaan Jayashree, namun bagaimana caranya Adken memasukkan kisah itu dengan keterangan sumber yang kredibel?

Tidak mungkinkan Adken mengatakan bahwa Gantari adalah putri Kerajaan Jayashree yang dikutuk jadi patung itu. Ternyata ini tidak semudah perkiraan Adken, ia tidak bisa mengandalkan kebenaran untuk saat ini.

Saat Adken sedang serius membuat tugas kuliahnya, Gantari melanjutkan aksi gilanya cekikikan sendiri. Sampai tanpa sengaja, perut Gantari berbunyi dengan nyaring hingga mengalihkan fokus Adken.

"Hahah kamu lapar ya? Kenapa tidak bilang daritadi? Saya pesankan makanan, kamu mau apa?" tanya Adken sambil terkekeh geli karena tingkah Gantari.

"Mmm anu Mas, Tari ndak tahu makanan apa saja yang ada di zaman sekarang ini, jadi Tari ngikut Mas Ken saja," ucap Gantari malu-malu.

"Saya lupa tanyakan kemarin, kamu ada alergi makanan?"

"Ndak ada mas, Tari makan semuanya hehehe," ucap Gantari sambil merentangkan kedua tangannya.

Ah menggemaskan sekali sih gadis ini, pikir Adken. Adken akhirnya memutuskan untuk memesan nasi padang, Gantari harus tahu nikmatnya makanan yang satu itu.

30 menit menunggu, akhirnya makanan mereka sampai. Adken membuka bungkusnya dan mempersilahkan Gantari untuk memilih.

"Ini bumbu lauknya sebenarnya sama, sama-sama rendang, tapi bedanya yang ini rendang dading, kalau yang ini rendang ayam, kamu pilih mau yang mana," ujar Adken.

"Tari mau yang ayam saja Mas, karena bentuknya lebih besar," jawab Gantari dengan polosnya.

"Hahah ayam ini besar karena ada tulangnya, sedangkan kalau daging ini tidak ada tulangnya, tapi baiklah karena kamu sudah memilih ayam, maka tidak boleh diganti," ujar Adken.

Gantari nampaknya agak menyesal karena salah memilih. Ia pikir ayam ini memang sebesar penampilannya, namun rupanya hanya kamuflase belaka.

Gantari makan dengan nikmat, keringatnya sudah bercucuran dengan deras karena makan pedas, namun Gantari tidak ingin berhenti. Sungguh ini makanan sangat enak, Gantari tidak pernah makan makanan seperti ini selama di kerajaan.

Legenda Patung Jayashree [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang