XVIII - Arbei Debora 🔞

3.2K 414 9
                                    

"This chapter's about, how I'm just an ordinary girl whose future is destroyed. And telling it might make me break. But I'll tell it anyway ..."

🌵⚘🌵

Pada saat itu ada sepasang sahabat yang saling menyayangi dan saling melengkapi satu sama lain, bernama Avada Adken Kedavra dan Arbei Debora. Mereka sudah bersahabat sejak masih duduk dibangku sekolah dasar.

Awal pertemuan mereka adalah saat ujian masuk sekolah dasar, kebetulan mereka dapat tempat duduk sebangku. Mereka berkenalan dan terus berbincang bersama, karena mereka merasa saling cocok satu sama lain.

Saat pulang dari sekolah, rupanya Arbei tidak dijemput oleh orang tuanya. Adken yang mengetahui itu memberitahukan bundanya bahwa temannya tidak ada yang menjemput, dan ia menyampaikan keinginannya untuk mengantar Arbei sampai rumah, Adken takut Arbei diculik.

Venus yang mendengar permohonan anak bungsunya untuk membantu temannya merasa tersentuh, akhirnya ia mengizinkan Arbei untuk pulang bersama Adken. Arbei menunjukkan jalan ke rumahnya, yang ternyata dekat dengan rumah orang tua Adken, hanya beda blok saja. Dan dari sanalah intensitas kebersamaan mereka terus berlanjut.

Pernah suatu waktu saat mereka sudah kelas 3 sekolah dasar, mereka hanya pulang berdua, karena rumah mereka dekat dari sekolah. Namun saat di jalan, ada segerombolan pemuda yang menawari mereka permen, cokelat, bahkan mengajak mereka untuk berenang.

Adken yang sudah diajari bundanya untuk tidak mengikuti orang asing, menerima apapun pemberian dari orang asing, serta menjelaskan padanya tentang kasus penculikan yang sering dialami anak kecil, langsung mengerti bahwa itu adalah sinyal-sinyal penculikan.

Maka Adken langsung menggenggam lengan Arbei dengan erat dan mereka berlari bersama. Segerombolan penculik itu sempat mengejar mereka dan mereka terus berlari sekuat tenaga dengan kaki-kaki kecil mereka. Sesampainya mereka di persimpangan yang ramai, barulah penculik-penculik tersebut berhenti mengejar mereka dan memilih untuk menyerah.

Mereka memutuskan ke rumah Adken terlebih dahulu, karena walaupun rumah mereka berdekatan, rumah Adken lebih dekat dari sekolah, sedangkan rumah Arbei harus terus berjalan lagi hingga blok sebelah. Sesampainya mereka di rumah orang tua Adken, Adken menceritakan semuanya pada bundanya.

Venus memperhatikan apa yang membuat Adken dan Arbei menarik minat penculik, sehingga ingin menculik mereka. Rupanya Venus mendapati Arbei menggunakan anting emas asli dengan model panjang menjuntai. Pantas saja penculik berminat untuk menangkapnya.

Venus memberitahu Arbei untuk melepas antingnya dan menyimpannya di rumah. Jika Arbei ingin memakai anting emas, sebaiknya yang kecil saja agar tidak terlalu mencolok. Atau lebih amannya lagi, Arbei bisa memakai anting mainan, atau anting palsu. Arbei yang mendengar petuah Venus jelas langsung menurutinya, karena ia tidak mau jadi korban penculikan.

Hari-hari terus berlalu, banyak sekali kenangan indah masa kecil mereka berdua. Teman-teman mereka selalu menganggap mereka sepasang kekasih, namun pada kenyataannya, persahabatan mereka benar-benar murni tanpa adanya perasaan lebih satu sama lain.

Arbei yang kemampuannya biasa-biasa saja, terus berusaha belajar dengan giat agar ia bisa memasuki SMP, SMA, bahkan kampus yang sama dengan Adken. Dan keinginannya terwujud, saat melihat hasil ujian nasionalnya tidak jauh berbeda dengan Adken, walaupun Adken masih berada di atasnya.

Adken bisa diterima di SMP favorit lewat jalur umum, sedangkan Arbei lewat jalur lokal atau jalur zonasi. Hal itu tidak menjadi masalah, yang terpenting mereka bisa terus bersama. Walaupun pernah berada di kelas yang berbeda, hal itu tidak dapat membendung intensitas kedekatan mereka.

Legenda Patung Jayashree [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang