16. Arania Exumai

832 127 1
                                    

Hari ini adalah pertandingan Quidditch antara Slytherin melawan Gryffindor--yang mana artinya adalah pertandingan perdana Draco Malfoy sebagai seeker tim Quidditch Slytherin.

Seperti biasa, Anatie dan teman-temannya ikut menonton pertandingan yang terselenggara di hari yang cerah ini. Semua penonton Slytherin heboh memberi dukungan dari tribun penonton, dan dari yang berhasil Natty lihat, ketertarikan Pansy pada si pirang gila itu semakin menjadi-jadi.

Gadis itu sibuk meneriaki dan menyemangati Draco Malfoy dari kursi penonton. Teriakkannya bahkan hampir mengalahkan teriakan bayi Mandrake.

"Pans, yaampun, kenapa harus berteriak sekeras itu, sih?!" Sahut Natty kesal sambil menutupi kedua telinganya.

"Dia sedang berusaha mendapatkan hati Draco!" Sahut Daphne agar suaranya bisa terdengar.

"Apa?! Pans, kau tidak serius 'kan?" Tanya Natty tak percaya.

"Memangnya kenapa kalau aku suka dia?" Tanya Pansy sambil menyengir. Anatie lebih memilih menghela nafasnya pelan dan tidak ingin membicarakan masalah ini lebih jauh lagi. Semoga saja sahabatnya itu segera mendapatkan petunjuk dari Tuhan untuk disadarkan hatinya.

Suara Jordan Lee terdengar yang menandakan mulainya pertandingan. Para pemain sibuk berterbangan di atas sapu terbang mereka--membuat langit terlihat penuh dengan warna hijau dan merah.

"Lihat!" Sahut Daphne sambil menunjuk ke arah langit. Quaffle berhasil diambil pertama kali oleh Chaser Slyhterin, Adrian Pucey.

"Wooahhh!!" Natty dan teman-temannya langsung menyahut senang.

"Pucey itu keren juga ya, ternyata." Ucap Daphne terpesona.

Sesaat kemudian Quaffle itu berhasil diraih lagi oleh salah satu Chaser Gryffindor, ketika George Weasley hampir saja berhasil membuat Bludger yang di lemparnya hampir mengenai Pucey.

Raut wajah Daphne langsung berubah, "Baru saja dipuji sudah berulah lagi." Ucap gadis itu kesal.

Pertandingan terus berlanjut, dengan seksama, diam-diam Anatie meneliti dengan baik permainan yang dilakukan oleh Draco Malfoy. Terlepas dari kearoganannya, harus Natty akui kalau Draco Malfoy bermain dengan cukup baik. Dia berhasil membuat pertandingan ini setidaknya bertahan cukup lama.

Malfoy bahkan hampir beberapa kali membuat Harry hampir terjatuh dari sapu terbangnya. Kedua lelaki yang dibenci dan disukainya itu pun sibuk kejar-kejaran untuk mendapatkan Snitch.

"Ahh, aku makin penasaran.. siapa ya yang berhasil mendapatkan Snitch nya?" Tanya Daphne heboh.

"Tentu saja Dracooo," sahut Pansy, terus menyemangati lelaki itu.

Permainan terus berlanjut dan akhirnya...

"Harry Potter berhasil mendapatkan Snitch, memberikan poin 150 untuk Gryffindor. Gryffindor menang!" Sahut Jordan Lee ketika Madam Hooch membunyikan peluitnya.

Pansy dan beberapa penonton Slytherin lain terlihat sedikit kecewa tetapi tetap turun untuk menemui para pemain Slytherin yang bagaimanapun juga, sudah mau bermain dan berjuang untuk asrama mereka.

"Nat! Ayo kebawah." Ajak Daphne ketika Anatie malah melamun sambil tersenyum tidak jelas.

Gadis itu segera menggelengkan kepalanya dan membalas, "O--oh ya, ayo."

Mata gadis itu melirik ke arah lelaki yang saat ini tengah mendengus kesal di lapangan pertandingan, berucap dalam hati, 'Boleh juga kau.'

***

"Ahhh!!" Natty menjerit begitu tubuhnya berada di sebuah koridor yang dinding nya penuh dengan darah. Tangisan seorang perempuan bergema di ruangan ini yang membuat gadis kecil itu ketakutan setengah mati.

"Hentikan!!" Jerit Natty, terus berlari namun pada akhirnya dia tetap berakhir di ruangan yang sama. Ruangan dengan dinding yang bertuliskan bahwa 'Chamber of Secrets' telah terbuka.

Ketika gadis itu hendak berbalik untuk berlari, dirinya terkejut melihat kerumunan laba-laba yang begitu banyak. "AAAA!" jerit Natty dan berusaha berlari. Tapi, entah kenapa kakinya terasa begitu berat, gadis itu berusaha untuk menggerakkan kakinya, tapi rasanya benar-benar tidak bisa.

Saat gadis itu terus berusaha menggerakkan kakinya untuk berlari dan menghindari kerumunan laba-laba yang hampir merayap mendekatinya, tiba-tiba saja seorang lelaki bertubuh tinggi dengan wajah tampan berlari kearahnya.

"Si--siapa kau?!" Sahut Natty di tengah rasa takutnya. Dia takut lelaki yang sama sekali tidak dikenalnya itu adalah orang jahat yang berniat untuk menyakitinya.

Lelaki itu tersenyum miring kearah Natty sambil mengeluarkan tongkatnya.

"Arania Exumai!" Sahut lelaki itu dan seketika semua kerumunan laba-laba ini langsung pergi menjauh.

Natty menatap kearah lelaki itu dengan tatapan bingung, "Siapa kau!" Jerit Natty kesal.

"Natty!!" Panggil Daphne sambil mengguncang tubuh sahabatnya yang tertidur di atas sofa ruang rekreasi.

Natty langsung membuka kedua matanya dan melihat muka Daphne yang begitu dekat dengan wajahnya, "AAA!"

BRUG

Natty yang kaget dengan refleks menghindar dan seketika tubuhnya terjatuh dari sofa. "Aw!" Ringis gadis itu sambil memegangi punggungnya.

"Kau ini kenapa? Sedari tadi kau terus mengingau dan berteriak aneh?" Tanya Daphne, membantu Natty untuk kembali berdiri.

"Aku hanya bermimpi buruk." Balas Natty sambil membenarkan rambut merahnya yang penuh oleh keringat.

"Dimana yang lain? Kenapa sangat sepi?"

"Kau ketinggalan berita. Yang lain sedang ada di koridor. Kau tau? Ada korban lain selain Mrs. Norris. Kali ini korbannya murid."

"Apa?! Kau serius?" Tanya Natty kaget.

"Untuk apa aku berbohong."

"Si--siapa korbannya?"

"Collin Creevey."

***

The Riddle's Servant • [Draco Malfoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang