Anatie
Aku mematut pantulan diriku di cermin.
Malam ini adalah pesta Yule Ball. Professor McGonagall berkata padaku kalau kelima peserta beserta dengan pasangannya harus maju lebih dulu untuk mengawali dansa di aula besar.
Aku sangat excited sekaligus gugup. Aku menaruh harapan yang begitu besar malam ini. Menunjukkan pada semua orang kalau aku.. Anatie Quinzel, bukan hanya gadis Slytherin berumur 14 tahun yang tidak bisa apa-apa. Aku ingin membuktikan pada mereka semua kalau aku ini gadis pintar dan berbakat.
Melewati tantangan pertama melawan naga dengan usahaku sendiri, dan bahkan mempertaruhkan nyawa demi berjuang untuk bisa membanggakan asramaku sendiri.
Aku tau tidak sedikit orang yang masih meremehkanku dan bahkan masih menuduhku memasukkan namaku sendiri kedalam cawan api itu. Biarlah mereka yang menilai sendiri. Aku tau masih banyak orang yang peduli padaku.
Siapapun orang-orang itu tidak masalah.. sekalipun itu hanya teman-teman asramaku sendiri dan juga Harry.
"Nat, sudah siap?" Pansy memanggilku dari balik pintu. Malam ini ia akan pergi ke Yule Ball bersama Blaise. Saat ini hubungan keduanya semakin dekat, dan aku ikut senang soal itu.
"Kalian duluan saja, aku menyusul!" Sahutku dari dalam kamar. Pansy pun mengangguk dan aku bisa mendengar dia yang memberitahu Daphne kalau aku menyuruh mereka pergi duluan saja.
Pintu pun tertutup.
Hanya ada aku sendiri saja di kamar ini. Aku menatap kembali penampilanku di depan cermin.
Gaun emerald hijau yang Draco belikan untukku beberapa hari yang lalu di Hogsmeade melekat di tubuhku dengan sempurna.
Sungguh, aku sangat menyukai gaun ini. Pinggiran nya yang rendah membuat bahu ku terekspos begitu saja. Daphne tadi membantuku untuk menata rambutku. Rambut merahku kini tergulung dengan rapi keatas. Memperlihatkan leherku yang juga ikut terekspos.
"Hah.." aku mendesah pelan. Memegangi wajahku yang sudah penuh oleh riasan make up.
Aku cukup berbeda dari sebelumnya.
Tidak.... aku bahkan ragu kalau ini diriku.
Make up ini benar-benar membantu wajahku menjadi lebih baik.
Tapi, aku takut.. apa Draco tetap akan suka wajahku yang penuh make up seperti ini? Bagaimana jika dia tidak menyukainya?
Sentuhan tanganku naik ke arah rambutku yang tergulung ke atas.
Entah kenapa, terkadang aku merasa insecure pada warna rambutku sendiri.
Hanya aku satu-satu nya murid Slytherin yang memiliki warna rambut merah terang. Mam bilang, sebenarnya ini bukan warna rambut asliku. Warna rambutku berubah menjadi merah karena mam memberiku ramuan magis berkhasiat untuk menyembuhkanku dari sakit parah yang kuderita saat kecil. Tapi, bagaimanapun juga aku harus tetap mensyukurinya.
Terlepas dari itu, untuk malam ini aku memutuskan untuk merubah sedikit penampilan ku.
Dengan ragu aku pun meraih tongkat sihirku yang tersimpan di atas meja. Perlahan aku membawa tongkat itu dan menyentuhkannya di atas rambut ku, dengan pelan aku pun berucap, "Crinus Muto."
Perlahan warna merah dirambutku mulai memudar, berganti dengan warna hitam. Aku terdiam memperhatikan seksama perubahan warna rambutku. Menunggu dengan cemas apakah hasilnya akan seperti dugaanku?
Dan ternyata.. aku terlihat lebih cantik....?
Aku tersenyum kecil dan menyimpan kembali tongkatku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Riddle's Servant • [Draco Malfoy]
FanficAbout Anatie Quinzel, a slytherin student which has many uncovered stories of her life. {Draco x OC}